25
May

 

VOInews.id- Pemerintah Swiss pada Rabu mengatakan akan melarang iklan produk-produk rokok termasuk rokok elektrik yang ditujukan kepada kaum muda sesuai dengan keputusan yang disahkan dalam referendum tahun lalu. Kabinet mengatakan akan memperkuat pembatasan yang sudah direncanakan untuk melarang iklan rokok di tempat-tempat dan media yang dapat dijangkau oleh anak-anak muda. Undang-undang baru itu akan mulai berlaku mulai pertengahan 2026.

Adapun pembatasan iklan tembakau dan rokok elektrik akan diterapkan mulai tahun depan. Langkah tersebut dirancang untuk mengurangi konsumsi tembakau dan kematian akibat rokok. Merokok merupakan aktivitas yang relatif umum dilakukan secara luas di Swiss sekaligus salah satu sumber masalah kesehatan masyarakat, dengan 9.500 orang meninggal lebih cepat setiap tahunnya akibat konsumsi tembakau, kata pemerintah.

"Konsumsi tembakau menyebabkan banyak penyakit tidak menular, dan biaya perawatan medis mereka mencapai 3 miliar franc Swiss (Rp50 triliun) per tahun," kata pemerintah. "Iklan tembakau memainkan peran penting dalam keputusan untuk mulai merokok," tambahnya. Pada 2022, 6,9 persen anak berusia 11 hingga 15 tahun di Swiss telah merokok dalam 30 hari terakhir, sementara 5,7 persen remaja berusia 15 hingga 24 tahun menggunakan rokok elektronik setidaknya sebulan sekali.

Iklan produk tembakau atau rokok elektrik nantinya tidak akan diizinkan dipasang di media cetak, toko, atau kegiatan-kegiatan yang dikunjungi oleh anak-anak di bawah umur. Selain itu, pemerintah juga akan melarang perusahaan rokok untuk menjadi sponsor dalam acara-acara yang dihadiri remaja di bawah 18 tahun.

Namun, iklan online akan tetap diizinkan selama pembatasan usia diterapkan. Dalam referendum pada Februari 2022, sebanyak 57 persen pemilih di Swiss sepakat untuk menerapkan pembatasan yang lebih ketat terkait iklan rokok demi melindungi anak-anak dan remaja dari iklan tembakau.

 

Sumber: Reuters

24
May

 

VOInews.id- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dunia harus bersiap menghadapi pandemi dan ancaman lainnya di masa depan. Saat menyampaikan laporannya pada sidang ke-76 Majelis Kesehatan Dunia di Jenewa pada Senin waktu setempat, Tedros mengatakan meskipun COVID-19 tidak lagi menjadi darurat kesehatan global, dunia harus tetap memperkuat respons terhadap penyakit tersebut.

“Berakhirnya COVID-19 sebagai darurat kesehatan global bukanlah akhir COVID-19 sebagai ancaman kesehatan global,” kata Tedros di hadapan negara-negara anggota WHO, dalam situs resmi PBB, Selasa.

“Ancaman varian lain yang muncul yang menyebabkan gelombang penyakit baru dan kematian tetap ada, dan ancaman patogen lain yang muncul dengan potensi yang lebih mematikan tetap ada," sambung dia. Tedros mengatakan pandemi bukan satu-satunya ancaman yang dihadap umat manusia. Dia menekankan perlu ada mekanisme global yang efektif dalam menangani dan merespons segala jenis keadaan darurat kesehatan.

 

antara

23
May

 

VOInews.id- Korea Selatan (Korsel) pada Selasa memulai proses untuk memosisikan roket Nuri di landasan di Naro Space Center, sehari sebelum peluncuran roket tersebut untuk mengirim beberapa satelit ke orbit. Nuri, yang juga dikenal sebagai KSLV-II, akan mencapai landasan peluncuran sekitar satu jam setelah roket itu meninggalkan gedung perakitan pada pukul 7:20 waktu setempat, menurut Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Institut Penelitian Dirgantara Korea (KARI).

Roket itu diperkirakan akan diletakkan di pusat antariksa di desa pesisir selatan Goheung sebelum tengah hari dan menjalani pemeriksaan pra-peluncuran pada sore hari. Lepas landas - peluncuran ketiga Nuri - kemungkinan akan berlangsung pada pukul 18:24 waktu setempat pada Rabu, tetapi waktunya bisa berubah, kata kementerian tersebut.

Pada Juni tahun lalu, Korsel berhasil meluncurkan roket antariksa Nuri dalam upaya keduanya menempatkan satelit ke orbit, yang merupakan suatu tonggak penting dalam program luar angkasa negara itu. Korsel telah menjadi negara ketujuh di dunia --setelah Rusia, Amerika Serikat, Prancis, China, Jepang dan India-- yang mengembangkan kendaraan peluncuran antariksa yang dapat membawa satelit lebih dari satu ton.

23
May

 

VOInews.id- Brazil menyatakan menolak untuk mendukung vaksin sebagai cara untuk mengontrol flu burung karena hal itu bisa menyebabkan gangguan yang tidak terelakkan terhadap perdagangan, menurut salah seorang pejabat senior negara itu, Senin. Brazil, yang merupakan eksportir unggas terbesar di dunia, telah mengkonfirmasi delapan kasus flu burung yang sangat patogen (HPAI), yang terdapat pada unggas liar, termasuk satu di negara bagian Rio de Janeiro.

Namun, tidak ditemukan kasus flu burung tersebut pada ternak unggas komersial. "Saat ini Brazil bebas dari HPAI. Jika status epidemi kita berubah dan kita akhirnya memutuskan untuk melakukan vaksin, kami sangat yakin kalau hal itu akan menimbulkan gangguan terhadap banyak perdagangan," kata Eduardo Cunha, wakil delegasi Brazil yang menghadiri sesi umum Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan di Paris.

Nilai ekspor ayam hampir 10 miliar dolar AS akan berada dalam bahaya jika flu burung menjangkiti ternak komersial di Brazil, yang semakin berperan sebagai negara pemasok unggas dan telur di dunia, setelah sejumlah negara importir melarang masuknya daging ayam dan kalkun dari negara dengan kasus virus flu burung.

 

antara