VOInews.id- Meksiko pada Kamis membatalkan pelajaran tatap muka bagi lebih dari 100.000 siswa di berbagai kota dekat gunung berapi Popocatepeti yang menjadi gunung api paling aktif di negara tersebut, karena membahayakan kesehatan.
Gunung berapi berselimut salju itu ini memperlihatkan peningkatan aktivitas dalam beberapa hari terakhir dengan mengeluarkan serangkaian letusan sehingga mendorong pemerintah negara bagian Puebla menutup sekolah negeri dan swasta untuk seluruh tingkatan di 22 kota akibat banyaknya guguran debu letusan. Kegiatan belajar mengajar di kota-kota terdampak letusan untuk sementara dilangsungkan secara daring.
Guguran debu, ditambah gas yang menyembur dari letusan tersebut, bisa membahayakan kesehatan jika terhirup yang dalam keadaan terburuk bisa memaksa terjadinya evakuasi penduduk secara massal. Popocatepeti yang berarti bukit berasap dalam bahasa Nahuati, penduduk asli suku Aztec, adalah salah satu gunung api teraktif di dunia dan selalu dipantau.
Berada sekitar 72 km arah barat daya Meksiko City, kawasan pegunungan tersebut dihuni oleh sekitar sembilan juta penduduk atau sekitar 22 juta jika ditambah area metropolitan. Foto-foto yang beredar di media sosial di ibukota negara bagian Puebla itu memperlihatkan warga ramai mengenakan masker untuk melindungi diri dari debu. Meski sekolah-sekolah di ibukota negara tetap buka, pemerintah daerah mengimbau warga agar menghindari aktivitas di luar ruangan.
Cenapred atau pusat penanggulangan bencana Meksiko pada Kamis mempertahankan tingkat waspada untuk gunung berapi ini pada posisi kuning, yang berarti tingkat sedang. Cenapred mengaku dalam 24 jam terakhir mencatat 154 semburan debu dan gas dari Popocatepeti, termasuk satu letusan kecil dan gempa bumi tektonik. Popocatepeti adalah gunung berapi tertinggi kedua di Meksiko dengan ketinggian 5.550 meter di atas permukaan laut.
antara
VOInews.id- Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan pada Kamis mengatakan telah setuju untuk mengadakan pembicaraan perdamaian di Moskow pada 25 Mei dengan Presiden Azerbaijan Ilham Alliyev, kata Interfax. Pertemuan pemimpin Armenia dan Azerbaijan itu akan dimediasi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, menurut laporan kantor berita tersebut.
"Kami menerima proposal dari pihak Rusia untuk mengadakan pertemuan trilateral yang dimediasi oleh presiden Rusia pada 25 Mei. Kami menerima proposal ini," kata Pashinyan, seperti dikutip dari sebuah pertemuan pemerintah.
Rusia pada 2020 menengahi gencatan senjata untuk menghentikan konflik selama enam minggu antara Armenia dan Azerbaijan. Namun, perjanjian itu tidak menghasilkan perdamaian yang langgeng antara keduanya.
Ketegangan masih tinggi dan gejolak kekerasan adalah sesuatu yang biasa terjadi. Rusia memiliki pasukan penjaga perdamaian di Nagomo-Karabakh, yang secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan namun sebagian besar penduduk daerah tersebut adalah orang etnik Armenia. Amerika Serikat dan Uni Eropa juga sudah melakukan upaya untuk mendorong kedua belah pihak menyetujui penyelesaian yang langgeng.
Sumber: Reuters
VOInews, Jakarta: Delegasi dari negara-negara Afrika. yang berharap dapat memberikan usulan perdamaian di Ukraina bakal mengunjungi Moskow. Hal itu disampaikan juru bicara Kremlin. Dmitry Peskov dikutip Reuters Kamis. Rencana perdamaian yang diusulkan Afrika belum diungkapkan kepada publik.
Namun Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy maupun Presiden Rusia Vladimir Putin telah sepakat untuk bertemu dengan para pemimpin Afrika untuk mendiskusikan rencana perdamaian atas konflik kedua negara tersebut. Peskov menambahkan, tanggal kedatangan para delegasi Afrika itu belum disepakati. (antara)
VOInews, Jakarta: Sebanyak enam negara kawasan Pasifik menghadapi risiko tinggi dalam tekanan utang yang sebagian diakibatkan oleh pengeluaran pemerintah saat menangani krisis COVID-19. Demikian laporan Bank Dunia dikutip Reuters, Kamis. Laporan bertajuk Raising Pasifika itu menyebut Kiribati. Republik Kepulauan Marshall. Federasi Mikronesia, Samoa, Tonga dan Tuvalu harus menempuh konsolidasi fiskal karena negara-negara ini tak memiliki pasar utang domestik dan akses ke pasar modal internasional.
Di kawasan yang sama Bank Dunia menilai utang Vanuatu dalam risiko sedang sedangkan utang Palau dan Nauru dinilai berkelanjutan. Utang kawasan ini melonjak sejak 2019 akibat perekonomian yang tergantung kepada pariwisata mengalami pukulan akibat penutupan perbatasan terkait COVID, kerugian dagang karena kendala logistik dan peristiwa-peristiwa terkait cuaca yang menimbulkan bencana. (antara)