12
December

 

VOInews.id- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan pembangunan perkotaan saat ini harus memiliki hubungan erat dengan warganya. "Kita harus mampu mendesain kota yang memiliki hubungan erat dengan manusia/warga kota di dalamnya, termasuk dengan lingkungan-nya. Antara lain, produktivitas dan kenyamanan merupakan indikator yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan perkotaan,” ujar Basuki di Jakarta, Senin.

 

Dia menambahkan, saat ini pembangunan perkotaan tidak hanya membangun fisik saja tetapi juga ruhnya sebagai wadah dari kegiatan sosial-budaya yang inklusif dan kegiatan produktif-ekonomi semua manusia yang tinggal di dalamnya. Dengan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat ke depannya, menurut Basuki, pemerintah harus menghadirkan kota yang benar-benar aman dan nyaman untuk ditinggali.

 

“Dengan adanya perubahan iklim, perkotaan yang dibangun juga harus resilience dan tangguh terhadap kekeringan atau banjir. Karena keberlanjutan sangat berhubungan dengan lingkungan. Jadi konsepnya adalah kota yang tangguh menghadapi perubahan iklim dan nyaman bagi warganya untuk tinggal, beraktivitas dan berproduksi,” kata Basuki. Sebagai informasi, Kementerian PUPR terus memberikan dukungan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi perkotaan yang tangguh.

 

Ketersediaan infrastruktur yang handal juga berpengaruh terhadap dimensi pembangunan lain seperti pendidikan, sosial, kesehatan, aksesibilitas wilayah dan lainnya. Kementerian PUPR telah banyak menyelesaikan pembangunan infrastruktur perkotaan seperti Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Instalasi Pengolahan Limbah Terpadu (IPLT). Juga ragam Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat seperti Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas).

 

Antara

11
December

 

 

VOInews, Jakarta: Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPL RRI) menggelar pertemuan dan diskusi regional dengan tema “The Role of ASEAN Public Media in Supporting MSMEs in the Region”. Direktur Utama LPP RRI Hendrasmo mengatakan kegiatan ini dimaksudkan untuk dapat mendorong peran UMKM sebagai motor penggerak perekonomian di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

 

"Acara ini berfungsi sebagai platform bagi kita untuk menjalin kolaborasi yang bermakna dan mengeksplorasi bagaimana kita, sebagai media publik, dapat bekerja sama untuk mendorong kemajuan ekonomi di negara-negara ASEAN masing-masing," katanya dalam sambutan yang disampaikan pada pembukaan pertemuan, di Bali, Senin (11/12/2023).

 

Dirinya pun menyoroti peran media publik dalam mendorong peningkatan peran UMKM. Menurutnya, media publik memiliki potensi untuk berkontribusi mendorong pembangunan perekonomian melalui UMKM.

 

"Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memanfaatkan kekuatan media publik untuk mendorong UMKM dan memberikan mereka visibilitas, dukungan, dan sumber daya yang mereka perlukan untuk berkembang," katanya.

 

Hendrasmo menjelaskan, di Indonesia, terutama pada saat pendemi, UMKM telah menjelma menjadi tulang punggung perekonomian. Untuk itu, LPP RRI dengan jaringan yang dimiliki hingga ke seluruh pelosok Indonesia terus bekontribusi membangun hubungan antara UMKM dan masyarakat.

 

"RRI di berbagai daerah terus menjadi penyambung berbagai kegiatan UMKM dengan konsumen. Contohnya dengan menggelar program khusus untuk UMKM di banyak Gedung RRI di berbagai daerah, termasuk menyediakan ruang pameran untuk produk UMKM," katanya.

 

“The Role of ASEAN Public Media in Supporting MSMEs in the Region” dilaksanakan selama 3 hari sejak 11-13 Desember 2023 di Tuban, Bali. Kegiatan yang digelar secara hybrid ini diikuti oleh sejumlah media publik dari negara-negara ASEAN.

 

Kegiatan ini juga menghadirkan sejumlah pembicara yaitu Dr. Haida Baba Zain dari RTM Malaysia, Paham Thi Ha (Voice of Vietnam), Naomi Tiburcio (PTNI/PTV Filipina), H.E. Dr. Sles Nazy (Kamboja), dan perwakilan dari Thailand serta Timor Leste.

09
December

 

VOInews, Jakarta : Ketua Komite Nasional Indonesia untuk Program IOC/UNESCO Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wahyu Widodo Pandoe mengatakan isu kebencanaan tidak mengenal batas negara, sehingga sudah seharusnya menjadi tanggungjawab bersama lintas negara.

Demikian pula terkait upaya-upaya pengurangan risiko bencana, menurut Wahyu, perlu kolaborasi masyarakat global, terutama generasi muda dengan ide-de berikut inovasinya.

Hal tersebut dia ungkapkan kepada Voice of Indonesia di sela-sela kegiatan field trip atau kunjungan lapangan peserta The 3rd International Workshop and Training on Youth and Young Professionals in Science, Engineering, Technology, Innovation (SETI) for Disaster and Climate Resillience di Jakarta, Jumat (08/12/2023).

Wahyu Widodo Pandoe, yang juga Ketua Pelaksana kegiatan menyebut kalangan pemuda dan profesional muda khususnya yang ada di kawasan Asia Pasifik merupakan bakal pemimpin global masa depan.

“Oleh karena itu, generasi muda multidisiplin perlu terus mempersiapkan diri dengan pemahaman dan penyamaan persepsi terkait kebencanaan salah satunya melalui lokakarya dan pelatihan secara berkesinambungan yang difasilitasi pemerintah dan organisasi internasional,” tuturnya.

Global, lanjut dia, perlu bersinergi dalam menyiapkan bagaimana pemuda dan profesional muda dengan menguasai sains, engineering, teknologi dan industry, mereka bisa melakukan mitigasi atau observasi terhadap kemungkinan bencana.

“Bencana ini banyak sekali, jadi bukan hanya bencana gempa bumi tapi ada juga bencana yang immediate atau yang seketika seperti gempa bumi tadi dan tsunami atau bencana yang jangka panjang, slow onset disaster. Hal seperti ini yang harus kita persiapkan sejak dini. Jadi yang kita sasar sekarang adalah youth and young professional,” jelasnya.

BRIN, pungkas Wahyu, mengajak periset-periset global untuk bersama-sama dengan periset Indonesia dalam membangun jejaring yang kuat, sehingga dapat memberikan early warning sistem kebencanaan secara berkelanjutan demi mewujudkan ketahanan iklim di masa depan.

11
December

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan khusus Executive Board Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Minggu 10 Desember 2023 di Jenewa, Swiss untuk membahas situasi di Gaza. Foto: KEMLU RI

 

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan khusus Executive Board Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Minggu 10 Desember 2023 di Jenewa, Swiss untuk membahas situasi di Gaza.

 

Dalam pertemuan tersebut, Retno Marsudi menekankan pentingnya percepatan bantuan Kesehatan untuk Gaza.

 

Dalam pertemuan, saya juga sampaikan tiga hal penting yang harus dilakukan. Pertama, pentingnya mempercepat bantuan kesehatan untuk Gaza,” kata Retno Marsudi dalam keterangan resminya pada Senin (11/12/2023).

 

Retno juga mengatakan Indonesia mendesak Israel untuk menghormati hak atas kesehatan dan akses masyarakat Gaza terhadap fasilitas kesehatan.

 

“Indonesia telah mengirimkan 4 sortie bantuan kemanusiaan. Indonesia juga akan mengirimkan kapal rumah sakit ke Gaza guna membantu masyarakat yang terluka dan sakit,” ucapnya.

 

Retno Marsudi pun menyoroti pentingnya perlindungan terhadap seluruh pekerja dan fasilitas medis. Serta Israel menghormati dan menegakkan hukum humaniter internasional.

 

“Indonesia mendesak adanya akuntabilitas dan keadilan atas seluruh serangan terhadap pekerja dan fasilitas medis di Gaza,” kata Retno Marsudi.

 

Ia juga menyampaikan pentingnya peningkatan mobilisasi dukungan untuk WHO.

 

“Dukungan ini sangat diperlukan bagi beroperasinya program-program WHO dan UNRWA di Gaza. Indonesia juga mendukung WHO untuk melakukan donors conference guna dapat membiayai dan membangun kembali sistem kesehatan Palestina,” terangnya.