VOinews.id, Jakarta:Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyampaikan pembangunan infrastruktur transportasi udara, dalam 10 tahun masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengalami kemajuan yang signifikan. “Pembangunan infrastruktur transportasi udara di tanah air telah mengalami kemajuan yang signifikan," kata Menhub dalam keterangan, di Jakarta, Rabu.
Menhub menyampaikan hal itu saat memberikan sambutan secara daring dalam acara “Expert Talk: Capaian Sektor Transportasi Udara 2015-2024” yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung (ITB), di Bandung, Jawa Barat. Menhub menyampaikan bahwa penting untuk meningkatkan konektivitas, aksesibilitas, dan mobilitas masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau.
Menurutnya, selama periode kepemimpinan Presiden Jokowi, Indonesia berhasil memperluas jaringan bandara dengan membangun 27 bandara baru di berbagai daerah, tak terkecuali di daerah 3TP (terluar, terpencil, tertinggal, dan perbatasan). Selain pembangunan bandara baru, selama satu dekade ini, Kemenhub juga telah melakukan rehabilitasi dan pengembangan 64 bandara di berbagai daerah. Beberapa langkah yang dilakukan, yakni memperpanjang landasan pacu, memperluas gedung terminal, serta merehabilitasi sejumlah fasilitas lainnya. Kemenhub juga memiliki program besar lain, berupa penyelenggaraan angkutan udara perintis untuk mendukung konektivitas dan mengurangi disparitas harga kebutuhan masyarakat di daerah 3TP.
Saat ini, terdapat 41 rute jembatan udara dan 220 rute angkutan udara perintis yang tersebar di seluruh Indonesia. Ia menerangkan, rehabilitasi dan pengembangan bandara penting dilakukan untuk meningkatkan standar pelayanan dan keselamatan penerbangan. Penyediaan jembatan udara sangat penting untuk meningkatkan aksesibilitas di daerah 3TP. "Selain itu, layanan ini juga memberikan kemudahan bagi masyarakat yang tinggal di pedalaman untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari dengan harga yang terjangkau,” kata Menhub pula.
Lebih lanjut, Menhub mengatakan bahwa di era Pemerintahan Presiden Jokowi, dunia penerbangan Indonesia juga mendapatkan berkah yang luar biasa dengan berlakunya Flight Information Region (FIR) Jakarta untuk ruang udara di atas Kepri-Natuna yang sebelumnya dikendalikan oleh Singapura, kini resmi diatur oleh Indonesia. Menurut Menhub, hal itu menggembirakan dan patut disyukuri, sebab pengalihan FIR ini akan memberikan dampak positif bagi Indonesia, khususnya dalam hal meningkatkan penerimaan negara.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB Prof Ir I Gede Wenten menuturkan bahwa masa depan sektor transportasi udara harus menerapkan konsep berkelanjutan. “Karena itu, penting untuk memikirkan pemanfaatan teknologi baru dan inovasi guna menciptakan transportasi udara yang lebih efisien dan tetap mengutamakan keselamatan penumpang,” katanya lagi.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Maria Kristi, Kepala Badan Kebijakan Transportasi Robby Kurniawan, Staf Ahli Bidang Kawasan dan Lingkungan Perhubungan Djarot Tri Wardhono, kemudian Staf Ahli Bidang Multimoda Perhubungan Yufridon Gandoz Situmeang. Selain itu, Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim, Dirut LPPNPI AirNav Polana Banguningsih Pramesti, dan Pengamat Transportasi Udara Gerry Soejatman.
Antara
VOInews.id, Jakarta:Middle income trap adalah kondisi di mana suatu negara mengalami kesulitan untuk bertransisi dari ekonomi pendapatan menengah ke ekonomi pendapatan tinggi. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan dalam beberapa dekade terakhir, menghadapi tantangan ini.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dirancang untuk mengatasi tantangan ini dan mendorong Indonesia keluar dari middle income trap melalui strategi yang mencakup investasi infrastruktur, reformasi pendidikan, stimulasi investasi, dan pengembangan sektor industri dan teknologi.
Adapun postur APBN 2025 dirancang dengan target penerimaan Rp2.996,9 triliun dengan besaran belanja Rp3.613,1 triliun atau terdapat defisit anggaran Rp616,2 triliun.
APBN 2025 menargetkan investasi besar-besaran dalam infrastruktur, termasuk transportasi, energi, dan telekomunikasi. Infrastruktur yang baik dapat meningkatkan konektivitas, efisiensi logistik, dan produktivitas ekonomi. Menurut Dollar et al. (2004), investasi dalam infrastruktur mendukung pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan akses pasar.
Investasi tak kalah penting adalah dalam proyek infrastruktur terintegrasi. Proyek infrastruktur terintegrasi, seperti pembangunan jalan tol dan pelabuhan, bertujuan untuk menghubungkan wilayah-wilayah ekonomi dan memperlancar aliran barang dan jasa. Proyek-proyek terintegrasi ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi regional dan mengurangi kesenjangan antara pusat dan daerah.
Robert Solow dalam Teori Pertumbuhan Neoklasik menjelaskan bahwa peningkatan modal dan teknologi akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, negara yang terjebak dalam middle income trap sering mengalami stagnasi dalam pertumbuhan produktivitas. APBN 2025 bertujuan untuk mengatasi masalah ini dengan fokus pada peningkatan produktivitas melalui investasi infrastruktur dan peningkatan efisiensi sektor-sektor penting.
Strategi berikutnya adalah reformasi di sektor pendidikan dan keterampilan. APBN 2025 mencakup rencana untuk reformasi pendidikan dengan fokus pada peningkatan kualitas pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Studi yang dilakukan oleh Hanushek dan Woessmann (2008) menunjukkan bahwa kualitas pendidikan berhubungan langsung dengan pertumbuhan ekonomi karena pendidikan yang berkualitas meningkatkan keterampilan tenaga kerja dan produktivitas.
Investasi dalam program pelatihan keterampilan dan pengembangan sumber daya manusia untuk sektor-sektor strategis, seperti teknologi informasi dan industri kreatif, juga merupakan bagian penting dari APBN 2025. Program ini dirancang untuk memenuhi tuntutan pasar tenaga kerja yang terus berubah.
Teori Pertumbuhan Endogen yang dikemukakan oleh Paul Romer (1990), menekankan pentingnya inovasi dan investasi dalam sumber daya manusia sebagai faktor penentu pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Dalam konteks APBN 2025, investasi dalam pendidikan dan penelitian serta pengembangan teknologi menjadi fokus utama.
Antara
VOinews.id, Tangerang:Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkap temuan barang impor karpet diduga ilegal dari Turki senilai Rp10 miliar yang ditemukan Satgas Impor Ilegal di daerah Tangerang, Banten. Zulkifli saat konferensi pers temuan barang impor ilegal tersebut di Tangerang, Senin, mengatakan bahwa karpet hasil impor ilegal tersebut ditemukan sebanyak 2.939 pieces.
"Jadi ada dua macam, ada sejadah masjid dan ada yang karpet panjang yang tidak sesuai dengan prosedur, yang nilainya lebih kurang Rp10 miliar. Jumlahnya sebanyak 2.939 pieces," kata Mendag. Dia mengungkapkan bahwa pada 10 September 2024, pengawasan dilakukan di gudang perusahaan beralamat di Kawasan Industri Jatake, Kecamatan Jatiuwung, Tangerang, Banten. Perusahaan bergerak di bidang industri pembuatan karpet/permadani dan sejenisnya.
Di gudang tersebut ditemukan barang tekstil dan produk tekstil berupa karpet/permadani asal impor yang diduga diimpor tanpa dilengkapi dokumen persetujuan impor (PI), laporan surveyor (LS) dan registrasi pendaftaran barang terkait keamanan, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan hidup (K3L). "Tidak melalui prosedur, kalau industrinya kita tidak persoal, bagus, silahkan, tetapi ada sampingannya ini, impor tanpa melakukan prosedur sesuai ketentuan, tentu negara dirugikan, dan pajaknya berkurang," ujarnya. Lebih lanjut, Zulkifli mengatakan bahwa industri tersebut mengimpor ribuan karpet tersebut tidak sesuai dokumen. Industri tersebut diduga menggunakan modus alasan bahan baku.
Antara
VOinews.id, Karawang:PT Pertamina menyampaikan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 Power di Karawang, Jawa Barat secara langsung membantu Indonesia mewujudkan nol emisi karbon (Net Zero Emissions/NZE), mengingat fasilitas itu memiliki kapasitas elektrifikasi terbesar di ASEAN, yakni 1.760 megawatt. Adapun fasilitas elektrifikasi energi baru terbarukan (EBT) tersebut merupakan proyek konsorsium antara Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE), Marubeni, dan Sojitz yang telah beroperasi secara penuh sejak Maret.
"PLTGU Jawa-1 menjadi salah satu pilar transisi energi kebanggaan Pertamina maupun Indonesia, karena tidak saja kapasitasnya yang terbesar di Asia Tenggara, tapi juga teknologi canggih yang digunakannya memberikan banyak sekali kelebihan baik dari aspek operasional, finansial, dan lingkungan. Selain itu, sebagai salah satu proyek strategis nasional, PLTGU Jawa-1 akan sangat mendukung ketahanan energi nasional,” ujar Corporate Secretary Pertamina NRE Dicky Septriadi di Karawang, Jawa Barat, Minggu. Dicky menyampaikan, PLTGU Jawa-1 menghubungkan pembangkit listrik bertenaga gas uap dengan fasilitas penyimpanan sekaligus regasifikasi LNG yang berada di atas sebuah kapal terapung atau disebut juga Floating Storage Regasification Unit (FSRU) yang memiliki kapasitas regasifikasi 300 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) yang dipasok dari Tangguh, Papua.
Selain itu, teknologi single-shaft combined cycle gas turbine (CCGT) generasi terbaru membantu fasilitas elektrifikasi tersebut beroperasi lebih efisien dan menghemat biaya produksi listrik. Dari sisi operasional, pembangkit ini juga memiliki teknologi black start capability yang memungkinkan untuk melakukan self start up, sehingga masa tunggu untuk proses sinkronisasi pada saat pemulihan apabila terjadi pemadaman listrik lebih cepat. Lebih lanjut, General Manager PLTGU Jawa-1 Rudy Smith mengatakan bahwa fasilitas yang dioperasikan pihaknya memiliki peran strategis, mengingat lokasinya terletak di pusat beban jaringan listrik Jawa-Bali.
Hal ini mampu mengurangi potensi rugi hilang listrik pada saluran transmisi dalam proses pengiriman listrik untuk wilayah industri dan masyarakat, karena dapat dengan cepat memberikan pasokan elektrifikasi secara efisien ke grid jaringan yang berlokasi di Cibatu Baru, Bekasi. Ia mengatakan, PLTGU Jawa-1 menjadi salah satu fasilitas penting yang tercipta atas sinergi BUMN, yaitu Pertamina dan PLN, serta dengan mitra internasional, yang memiliki komitmen tinggi untuk mewujudkan transisi menuju energi bersih di Indonesia.
Antara