(voinews.id)- PT Angkasa Pura II (Persero) memperkirakan puncak arus balik penumpang masa libur Tahun Baru di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, Banten akan terjadi pada Senin 2 Januari 2023. Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhamad Awaluddin mengatakan bahwa puncak arus balik periode Natal dan Tahun Baru itu akan terjadi besok dengan terdapat sebanyak 220 ribu lebih penumpang. "Sementara sebanyak 1.600 pergerakan penerbangan diprediksi akan terjadi pada 2 Januari 2023 nanti," katanya.
Ia menyebutkan, pergerakan penumpang pesawat yang tiba dan berangkat di Bandar udara terbesar di Indonesia ini diperkirakan ada 145 ribu penumpang. Sementara, untuk pergerakan pesawat sebanyak 1.015 dengan tiba dan berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta. Kemudian, lanjut dia, grafik tertinggi pada angka pergerakan penumpang dan pesawat terjadi pada Jumat 23 Desember 2022 atau pada H-2 periode Natal.
"Tercatat jumlah penumpang di seluruh bandara yang dikelola AP II sebanyak 242.378 orang. Kalau untuk jumlah pergerakan pesawatnya, tercatat sebanyak 1.814 penerbangan," ungkapnya. Ia menyebutkan, pergerakan penumpang pada H-2 periode libur Natal 2022 yang terjadi sebanyak 150.995 dari 242.378 orang yang berangkat dan tiba di bandara.
"Bandara Soekarno-Hatta juga tertinggi untuk pergerakan pesawatnya. Ada 1.029 penerbangan terjadi pada H-2 itu," katanya. Kendati demikian, pihaknya pun akan mengantisipasi puncak arus balik yang terjadi pada Senin, 2 Januari 2023 nanti dengan berkoordinasi dengan beberapa stakeholder yang di Bandara Soetta. "Kami sudah berkoordinasi juga dengan maskapai, ground handling. Terutama di area kedatangan," kata dia.
antara
(voinews.id)- Bagi sebagian besar ekonomi global tahun 2023 akan menjadi tahun yang sulit karena mesin utama pertumbuhan global - Amerika Serikat, Eropa, dan China - semuanya mengalami aktivitas yang melemah, Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pada Minggu (1/1/2023). Tahun baru akan menjadi "lebih sulit daripada tahun yang kita tinggalkan," Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan pada program berita Minggu pagi CBS "Face the Nation."
"Mengapa? Karena tiga ekonomi besar - AS, Uni Eropa, dan China - semuanya melambat secara bersamaan," katanya. Pada Oktober IMF memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global pada 2023, mencerminkan hambatan yang terus berlanjut dari perang di Ukraina serta tekanan inflasi dan suku bunga tinggi yang direkayasa oleh bank-bank sentral seperti Federal Reserve (Fed) AS bertujuan untuk membawa tekanan harga ke tingkat yang lebih rendah.
Sejak itu China telah membatalkan kebijakan nol-COVID dan memulai pembukaan kembali ekonominya yang kacau, meskipun konsumen di sana tetap waspada ketika kasus Virus Corona melonjak. Dalam komentar publik pertamanya sejak perubahan kebijakan, Presiden Xi Jinping pada Sabtu (31/12/2022) dalam pidato Tahun Baru menyerukan untuk lebih banyak upaya dan persatuan saat China memasuki "fase baru".
"Untuk pertama kalinya dalam 40 tahun, pertumbuhan China pada 2022 kemungkinan berada pada atau di bawah pertumbuhan global," kata Georgieva. Selain itu "penyebaran cepat" infeksi COVID yang diperkirakan di sana dalam beberapa bulan ke depan kemungkinan akan semakin memukul ekonominya tahun ini dan menyeret pertumbuhan regional dan global, kata Georgieva, yang melakukan perjalanan ke China untuk urusan IMF akhir bulan lalu.
antara
(voinews.id)- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2023 tepat pukul 09.00 WIB pada Senin. "Kita juga patut bersyukur bahwa indeks di tahun 2022 mengalami kenaikan 4,1 persen dibandingkan bursa-bursa di negara lain yang mengalami penurunan yang sangat tajam," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya setelah membuka perdagangan bursa di Jakarta, Senin.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia juga telah mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir 2022 karena indikator pandemi COVID-19 yang terus menunjukkan pemulihan. Berdasarkan kajian pemerintah selama 10 bulan terakhir, kata Presiden, indikator penanganan COVID-19 Indonesia selalu lebih baik daripada standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Telah kita cabut PPKM, bukan untuk gagah-gagahan, tapi memang kajian selama 10 bulan terakhir, angka-angka menunjukkan bahwa kita bisa mengendalikan COVID-19. Positivity rate kita, semuanya di bawah, angka kematian, semuanya di bawah standar WHO," kata Presiden Jokowi.
antara
(voinews.id)- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah masih mengkaji kelanjutan pembiayaan negara untuk penanganan pasien COVID-19 pada tahun 2023, setelah penghentian pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.
"Secara bertahap nanti akan kita review (kaji). Tapi sekarang masih berlaku, jadi kalau ada yang sakit masih kita (pemerintah) tanggung, tapi kita akan segera me-review," katanya di Istana Negara, Jakarta, Jumat. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.104 Tahun 2020, biaya penanganan pasien COVID-19 sejak awal pandemi ditanggung oleh pemerintah. Menteri Kesehatan mengemukakan kemungkinan pembiayaan pasien COVID-19 dikembalikan ke mekanisme pembiayaan kesehatan normal.
"Kalau dia dijamin BPJS (Kesehatan), ya pakai BPJS, kalau asuransi swasta pakai asuransi swasta, kalau tidak ya dia biaya sendiri," katanya. Dia mengatakan bahwa perencanaan perubahan mekanisme pembiayaan pasien COVID-19 merupakan bagian dari langkah yang disiapkan pemerintah pada masa transisi dari pandemi COVID-19.
Presiden Joko Widodo pada Jumat mengumumkan penghentian pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk mengendalikan penularan COVID-19. Namun demikian, pemerintah belum mencabut status kedaruratan kesehatan akibat penularan COVID-19 karena pandemi belum sepenuhnya berakhir.
antara