Akbar

Akbar

23
August

 

(voinews.id)Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RSUI dr. Anindia Larasati, Sp.PD mengatakan vaksin untuk cacar monyet yakni JYNNEOS (Imvamune/Imvanex) diberikan setelah seseorang terpapar penyakit.

Dia, seperti dikutip dari siaran pers RSUI, Selasa, menjelaskan cacar monyet atau monkeypox disebabkan virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis). Virus dapat ditularkan ke manusia ketika ada kontak langsung dengan hewan terinfeksi (gigitan atau cakaran) atau pasien yang terkonfirmasi monkeypox.

Pedoman terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengingatkan orang-orang harus sangat berhati-hati menghindari penyebaran virus ke anggota rumah tangga mereka termasuk hewan peliharaan.

Terkait vaksin, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan vaksin tidak 100 persen efektif dalam keadaan apa pun. Orang-orang dapat menurunkan risiko terpapar virus antara lain dengan membatasi kontak dekat dengan orang yang diduga atau dikonfirmasi cacar monyet, atau dengan hewan yang dapat terinfeksi. Langkah berikutnya, rutin membersihkan dan mendisinfeksi lingkungan yang bisa saja terkontaminasi virus dari seseorang yang menularkan.

Orang-orang yang terkonfirmasi cacar monyet, harus mengisolasi diri dari orang lain sampai semua lapisan kulit baru (setelah lesi muncul) terbentuk karena ini akan menghentikan Anda dari menularkan virus ke orang lain.

Kemudian, hingga pakar kesehatan lebih banyak memahami tentang penularan virus melalui cairan seksual, sebaiknya gunakan kondom sebagai tindakan pencegahan saat melakukan kontak seksual selama 12 minggu setelah pulih. Mengutip ABC News, secara global lebih dari 38.000 kasus cacar monyet telah dikonfirmasi, termasuk lebih dari 13.500 kasus di Amerika Serikat, menurut CDC. Sebagian besar kasus yang telah terdeteksi pada gay dan biseksual.

Namun, pejabat kesehatan menekankan siapapun dapat tertular virus.

 

antara

23
August

 

(voinews.id)PT PLN (Persero) memastikan sub sistem kelistrikan Bali dalam kondisi aman pascagempa berkekuatan magnitudo 5,8 di selatan Pulau Bali, Senin (22/8).

"Tidak terdapat gangguan pascagempa dan secara keseluruhan aset kelistrikan PLN dalam kondisi aman," kata General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali, I Wayan Udayana, dalam keterangan yang diterima ANTARA di Denpasar, Selasa.

Ia menegaskan pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan seluruh personel di lapangan, dan secara keseluruhan, baik pembangkitan, transmisi dan gardu induk, serta jaringan distribusi, dalam keadaan normal dan aman.

"Jadi, pasokan listrik kepada pelanggan tidak ada yang terganggu, kami juga sudah memastikan jaringan kelistrikan yang dekat dengan pusat gempa juga tidak ada yang mengalami gangguan, termasuk lokasi tempat kegiatan side event G20 yang sedang berlangsung juga tetap aman," katanya.

Udayana menyatakan saat ini sedang berlangsung event Health Working Group di Nusa Dua, Bali, dan peralatan maupun personel pendukung dipastikan aman semuanya tanpa terkendala gempa. Acara juga dapat berjalan tanpa gangguan listrik.

"Kami imbau pelanggan untuk tetap tenang dan jika di wilayahnya mengalami gangguan kelistrikan agar dapat menghubungi PLN melalui pengaduan pada aplikasi PLN Mobile demi kemudahan pelayanan.

Jika terdapat gangguan listrik yang mengakibatkan pemadaman, itu bukanlah akibat dari gempa, karena itu, silakan pelanggan menghubungi PLN melalui aplikasi PLN Mobile," katanya. Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diterima melaporkan gempa dengan magnitudo (M) 5,8 mengguncang kawasan Bali pada Senin (22/8) sekitar pukul 15.36 WIB, dirasakan di Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Barat.

Episentrum gempa berada di 74 km kilometer tenggara Kuta Selatan, Bali, lokasi berada di 9.36 derajat Lintang Selatan dan 115.59 derajat Bujur Timur dengan kedalaman 124 kilometer. Gempa ini dirasakan (MMI) : IV Mataram, IV Lombok Barat, IV Lombok Tengah, IV Badung, IV Denpasar, IV Klungkung, III Buleleng, III Karangasem, III Gianyar, III Lombok Utara, III Lombok Timur, III Sumbawa, III Sumbawa Barat, III Bima, III Tabanan, III Dompu, II Jember.

antara

22
August

(voinews.id)Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei telah menyiapkan enam unit tempat penampungan sementara atau shelter untuk warga negara Indonesia, khususnya para pekerja migran Indonesia yang bermasalah.

Kepala KDEI Taipei Budi Santoso dalam keterangan tertulisnya yang diterima ANTARA di Beijing, China, Senin, mengibaratkan fungsi shelter tersebut seperti klinik atau tempat berobat yang diperlukan oleh para WNI, khususnya PMI yang sedang menghadapi masalah.

"Kalau sudah sembuh atau selesai masalahnya, maka PMI harus kembali ke majikan untuk menjalankan tugasnya sehari-hari," ujarnya.

Dari enam shelter tersebut, empat di antaranya yang berada di Taoyuan, Chungli, Taichung, dan Kaohsiung dikhususkan bagi para PMI bermasalah. Empat kota yang tersebar di utara, tengah, dan selatan Pulau Taiwan itu dikenal sebagai sentra PMI.

Baca juga: KDEI Taipei gandeng PCINU Taiwan gelar pelatihan pemulasaraan jenazah

Keempat shelter tersebut masing-masing memiliki daya tampung sekitar 250 orang.

"Sedangkan dua lainnya, untuk WNI yang bermasalah terkait batas waktu izin tinggal (overstay) yang akan pulang ke Indonesia secara mandiri," kata Budi tanpa menyebutkan lebih rinci lokasi dua shelter WNI tersebut.

Shelter di Taichung merupakan relokasi dari shelteryang sudah ada sebelumnya.

"Kami berharap shelter PMI bermasalah ini dapat dipergunakan semaksimal mungkin untuk membantu PMI yang sedang mengalami permasalahan berat. Namun di sisi lain, kami berharap agar PMI yang mengalami permasalahan berat dapat menurun jumlahnya," ucapnya.

Pihaknya juga mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan otoritas Taiwan dalam menyiapkan fasilitas penampungan sementara para WNI tersebut.

"Di wilayah Taichung saat ini ada sekitar 30.000 PMI. Kami sangat terbantu dengan keberadaan shelter di Taichung," kata Kepala Sekretaris Departemen Ketenagakerjaan Kota Taichung, Lai Yuan Ju.

Sebagaimana data KDEI Taipei hingga saat ini terdapat sekitar 240.000 PMI yang terdaftar di Taiwan. 

 

antara

22
August

(voinews.id)Jumlah korban jiwa dalam penyanderaan di Hotel Hayat di ibu kota Somalia, Mogadishu pada Jumat (19/8), mencapai sedikitnya 21 orang dan lebih seratus orang terluka dalam peristiwa itu, menurut pihak berwenang

Pasukan keamanan Somalia telah mengakhiri penyanderaan tersebut dan puluhan orang yang disekap sudah dibebaskan.

"Kami pastikan bahwa sejauh ini 21 orang meninggal dan 117 lainnya terluka," Menteri Kesehatan Ali Haji kepada stasiun penyiaran nasional, SNTV, Minggu (21/8).

"Kemungkinan ada jenazah-jenazah yang tidak dibawa ke rumah sakit, melainkan dimakamkan oleh kerabat mereka. Jumlah korban jiwa dan luka-luka itu didasarkan atas catatan rumah sakit," katanya, menambahkan.

Kelompok garis keras jaringan Al Qaida, Al Shabaab, menyatakan diri sebagai pelaku serangan di Hotel Hayat tersebut. Kelompok itu sudah selama satu dekade berusaha menggulingkan pemerintah.

Tiga penyerang ditembak mati selama operasi militer untuk mengakhiri penyanderaan itu, kata Hassan, seorang kapten polisi.

Penyerang keempat, ujarnya, ditembak mati di sekitar lokasi tersebut pada Minggu pagi ketika ia berusaha meleburkan diri ke kerumunan orang.

Hassan mengatakan kepastian jumlah penyerang belum jelas.

Serangan di Hotel Hayat itu merupakan insiden besar pertama sejak Presiden Hassan Sheikh Mohamud mulai menjabat pada Mei.

Para penyerang melancarkan tembakan, menewaskan orang-orang yang berlarian ke arah tembok dan gerbang hotel, kata seorang kapten polisi bernama Ahmed.

Sebanyak 10 personel keamanan juga tewas karena serangan senjata api dan granat, katanya, menambahkan.

Sementara itu, seorang komandan polisi mengatakan 106 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, dibebaskan dari penyanderaan tersebut.

Sumber: Reuters