Daniel

Daniel

11
August


Indonesia dan Jepang semakin memperkuat kolaborasi dalam upaya pengembangan sektor industri kecil dan menengah, terutama dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Salah satu langkah sinergi yang dilakukan adalah pembentukan Indonesia-Japan Business Network (IJB-Net) sebagai organisasi yang didukung oleh para diaspora kedua negara.

IJB-Net diluncurkan dalam Simposium Internasional dengan tema “Peluang Kolaborasi Indonesia-Jepang di Era Industri 4.0” di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (8/8).  Dalam sambutannya pada acara tersebut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan harapannya agar IJB-Net akan mendorong daya saing sektor Industri Kecil Menengah. Ia menambahkan IJB Net berkolaborasi untuk mendukung pengusaha Indonesia dan Jepang.

Menurut Airlangga Hartarto,  beberapa sektor Industri Kecil Menengah potensial yang akan dikembangkan kedua belah pihak seiring penerapan industri 4.0, antara lain adalah Industri Kecil Menengah makanan dan minuman, serta komponen otomotif. Sektor ini dapat menjadi mitra strategis bagi perusahaan-perusahaan manufaktur besar yang terkait.

Pada kesempatan tersebut, Menperin memberikan apresiasi kepada industri manufaktur Jepang skala besar, karena terus berkomitmen menambah investasi dan beberapa di antaranya menjadi pionir dalam implementasi industri 4.0 di Indonesia. Misalnya, Epson, Toyota, Panasonic dan Daihatsu.

Menurut Airlangga Hartato, IJB-Net dapat pula menjadi momen peningkatan hubungan diplomatik kedua negara yang sudah memasuki 60 tahun pada tahun ini. Di samping itu, Airlangga berharap, IJB-Net bisa menjadi wadah untuk saling berbagi pemikiran dan berdiskusi dalam mencari inisiatif-inisiatif yang dapat dilakukan bersama guna mengangkat daya saing industri prioritas di era ekonomi digital saat ini.

Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum IJB-Net Suyoto Rais mengungkapkan, pemerintah Jepang sedang memfasilitasi para pelaku Industri Kecil Menengahnya untuk berekspansi ke luar negeri. Menurut Suyoto, Jepang cepat atau lambat akan menyadari mereka akan kekurangan bahan baku, sumber daya manusia (SDM) dan pasar. Langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasinya, misalnya melalui kerja sama dengan pengusaha di negara lain, termasuk Indonesia.

Oleh karena itu, IJB-Net siap mengoptimalkan peran para alumni Jepang untuk memperkuat jaringan kedua negara. IJB-Net juga akan membantu pengembangan industry kecil dan menengah Indonesia agar dapat meningkatkan nilai tambah produknya sehingga bisa menembus pasar Jepang.

Suyoto menambahkan, melalui kolaborasi ini, akan ada pula adopsi teknologi yang aplikatif dan memacu volume transaksi perdagangan kedua negara.

Sementara itu, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii menyampaikan, selama 60 tahun terjalinnya hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang, sudah terbangun kerja sama yang mendalam di bidang ekonomi, transfer teknologi dan pengembangan sumber daya manusia. Menurut catatannya, saat ini terdapat sekitar 1.600 perusahaan Jepang yang memberikan lapangan pekerjaan bagi 5 juta penduduk Indonesia. Selain itu, perusahaan Jepang turut berkontribusi terhadap 10 persen dari Pendapatan Domestik Bruto Indonesia. Ditambah lagi, investasi Jepang di Indonesia adalah yang terbesar kedua setelah Singapura pada tahun 2017. Hingga 2017 terdapat 1.911 perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia.

10
August

Indonesia dan Palestina menandatangani Pengaturan Pelaksanaan atau Implementing Agreement (IA) pada nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) tentang Pemberian Preferensi Penghapusan Tarif Bea Masuk Nol Persen bagi Produk Kurma dan Minyak Zaitun (Virgin Olive Oil) dari Palestina. Penandatanganan dilakukan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita dan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun di Jakarta, Senin, 6 Agustus. Usai penandatanganan Enggartiasto mengatakan, pengaturan pelaksanaan secara otomatis akan mulai berlaku bulan September,  dan saat ini Indonesia dan Palestina sedang mempersiapkan kerjasama berupa Preferential Trade Agreement (PTA).

“Kita baru menandatangani tindak lanjut dari kesepakatan yang sudah dilakukan antara Indonesia dan Palestina dan ini adalah tindak lanjut untuk pengaturannya  atau Implementing Agreement-nya yang sudah otomatis akan berlaku satu bulan sejak saat ini dan itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kemudian  di dalam pembicaraan sebelumnya, kami berdua, so both of us, basically agree untuk meningkatkan, mempersiapkan PTA antara Indonesia dan Palestina.”

Dokumen Implementing Agreement (IA) merupakan petunjuk teknis pada MoU penghapusan bea masuk nol persen bagi produk kurma dan minyak zaitun dari Palestina ke Indonesia. Penandatanganan IA merupakan tindak lanjut dari ratifikasi atas nota kesepahaman antara Indonesia dan Palestina. Proses ratifikasi telah selesai dengan diterbitkannya Perpres Nomor 34 Tahun 2018 tentang Pengesahan Nota Kesepahaman Palestina pada 11 April 2018. Menurut Enggartiasto, nota kesepahaman tersebut merupakan mandat dari pembentukan instrumen untuk menfasilitasi ekspor dari Palestina dengan cara menghapuskan tarif bea masuk ke Indonesia. Hal ini juga sebagai bentuk dukungan rakyat Indonesia terhadap perjuangan Palestina, khususnya dalam meningkatkan perekonomian rakyat Palestina. Dikatakan, hal tersebut merupakan cara Indonesia membantu Palestina di sektor perdagangan. Meski demikian, menurut Enggartiasto, ke depannya tidak menutup kemungkinan produk lain juga akan dibebaskan dari tarif bea masuk sehingga, meningkatkan perdagangan Palestina.

Kerja sama perdagangan Indonesia dengan Palestina bisa disebut lebih istimewa ketimbang dengan negara lain. Meski bentuk kerja sama perdagangannya berupa Preferential Trade Agreement (PTA), Indonesia tidak memberlakukan tahapan pada umumnya terhadap Palestina, seperti melakukan studi kelayakan hingga bertukar daftar komoditi apa saja yang ingin diperdagangkan. Enggartiasto menambahkan, setelah mencapai kesepakatan, Kementerian Perdagangan kini menunggu daftar produk apa saja yang akan diekspor oleh Palestina. Begitu sebaliknya, Indonesia juga akan mengirim daftar produk yang akan di ekspor ke Palestina sesuai dengan kebutuhan Palestna. 

10
August

Nilai ekspor kopi daerah dataran tinggi Suku Gayo di Aceh, mengalami kenaikan sebesar 85,71 persen di semester I 2018 dibanding periode yang sama tahun 2017. Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Rabu mengatakan, kopi yang masuk ke dalam kelompok komoditi nonminyak dan gas bumi (migas) bersama teh, dan rempah-rempah, diekspor melalui Pelabuhan Belawan di Sumatera Utara. Pada semester I 2018, kelompok komoditi ini telah memberi kontribusi sebesar 68,91 persen dari total nilai ekspor melalui pelabuhan di luar Aceh sebesar 47,17 juta dolar Amerika. Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, Mustafa Kamal menyatakan, kopi jenis arabica dan robusta dari dataran tinggi Suku Gayo telah diekspor ke 17 negara, terfavorit Amerika Serikat. Selain itu secara bertahap, mulai juga ekspor ke negara-negara di Eropa dan Asia Pasifik.

Paceri Nanas-Sayur Keladi Masuk Warisan tak Benda.

Dua kuliner khas Kota Pontianak, Paceri Nanas dan Sayok Keladi (sayur keladi) ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Wali Kota Pontianak Sutarmidji di Pontianak, Rabu (8/8), mengatakan kedua kuliner itu diusulkan sebagai WBTB karena dinilai memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sutarmidji yakin ke depan paceri nanas pasti akan menjadi kuliner yang diminati oleh orang luar yang datang berkunjung ke Pontianak. Dengan ditetapkannya paceri nanas sebagai WBTB asli Pontianak maka hak patennya menjadi milik Pontianak. Demikian juga sayur keladi, makanan khas yang menjadi favorit masyarakat Pontianak ini menjadi hidangan khas dalam jamuan makan. Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Rendrayani menjelaskan, paceri nanas dan sayur keladi ini merupakan salah satu menu atau makanan wajib yang dihidangkan dalam adat makan Saprahan. Ditetapkannya kedua kuliner ini hanya tinggal menunggu sertifikat sebagai tanda bahwa kedua kuliner khas Pontianak menjadi WBTB. Sertifikat tersebut rencananya akan diserahkan bertepatan dengan kegiatan budaya yang digelar pada Hari Jadi Kota Pontianak, 23 Oktober nanti.

Pemda Bangka Belitung (Babel) Berupaya Tembus Pasar Lada Dunia.  

Hasil pertanian komoditas ekspor Kepulauan Bangka Belitung (Babel) memiliki peluang untuk dipasarkan di tingkat Asean. Diantaranya lada Muntok white pepper atau lada putihnya sebagai yang terbaik di dunia. Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN Kementrian Luar Negeri Ade Petranto menjelaskan tinggal pemolesan dan pembenahan untuk pemasaran, agar bisa mengatasi keterpurukan fluktuasi harga yang jauh dari batas normal. Harga lada saat ini berkisar 48 ribu rupiah per kilo gram dari harga sebelumnya mencapai 200 ribu rupiah  per kilo gram. Selain itu, pihaknya juga sudah meyakinkan Kementrian Pertanian agar bisa menjalin kerjasama dan sinergi dengan Pemerintah Provinsi  Kepulauan Bangka Belitung dalam mengatasi permasalahan lada dan harga komoditi ekspor lainnya. Ade Petranto, Rabu (08/08) mengatakan, sembari berupaya masuk langsung ke pasar dunia, para petani juga harus menjaga dan mempertahankan kualitas lada serta bisa berkesinambungan mengembangkan usaha pertanian lada guna tersedianya stok lada. Tidak hanya itu, perlu adanya cara untuk meningkatkan kualitas serta bimbingan teknis yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah agar produk lada Bangka Belitung siap untuk bersaing dan di pasarkan di tingkat dunia.

10
August

Direktorat Konsuler Kementerian Luar Negeri RI melaporkan perkembangan situasi terbaru di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pascabencana gempa bumi berkekuatan 7,0 Skala Richter pada Minggu, 5 Agustus lalu, kepada para perwakilan asing di Jakarta. Pihak Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Rabu (8/8) juga melaporkan langkah-langkah penanganan yang dilakukan pemerintah Indonesia. Saat ini pemerintah sedang mengupayakan evakuasi warga yang terdampak bencana. Perwakilan negara asing yang hadir dalam pertemuan tersebut menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia atas bencana alam yang terjadi di Lombok itu. Para perwakilan asing tersebut juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia atas penanganan bencana secara cepat tanggap. Untuk memudahkan koordinasi dan penyampaian informasi terkait penanganan warga negara asing yang terdampak bencana gempa bumi di Lombok, Direktorat Konsuler memberikan nomor hotline yang dapat dihubungi setiap saat. Selain itu, pihak Direktorat Konsuler Kementerian Luar Negeri RI membentuk grup WhatsApp beranggotakan wakil dari Kementerian Luar Negeri RI dan kementerian/lembaga terkait serta perwakilan asing di Jakarta.

Menlu Apresiasi Dukungan Negara Sahabat Terkait Gempa Lombok

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengapresiasi ungkapan belasungkawa dan duka cita yang disampaikan oleh pemimpin negara-negara sahabat atas bencana gempa bumi yang mengguncang Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu (5/8) lalu. Saat hadir dalam peringatan 51 tahun ASEAN di Jakarta, Rabu (8/8), Menteri Retno menyebutkan, Pemerintah Indonesia telah menerima ucapan simpati dan duka cita dari beberapa pemimpin negara dan organisasi internasional, seperti Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, dan Sekretaris Jenderal ASEAN, Lim Jock Hoi. Negara-negara tersebut juga siap memberikan bantuan yang dibutuhkan Indonesia untuk penanganan pascagempa. Menteri mengatakan, seluruh wisatawan asing sudah dievakuasi oleh pemerintah setempat dan beberapa pihak sejak terjadinya gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter itu.// Sebelumnya, di sela-sela pertemuan "Bali Process Ministerial Conference" ke-7 di Bali, Selasa (7/8), ia menjelaskan bahwa tidak ada laporan wisatawan asing yang menjadi korban dalam bencana tersebut. Sedikitnya 700 orang wisatawan bersama warga setempat dievakuasi dari Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno menuju Pelabuhan Bangsal mengantisipasi terjadinya gempa susulan.

Dubes RI Tunis Lepas 6 Peserta Beasiswa Darmasiswa dari Tunisia

Duta Besar RI Tunis, Prof. Dr. Ikrar Nusa Bhakti, melepas 6 (enam) peserta beasiswa Darmasiswa RI dari Tunisia untuk tahun akademik 2018/2019 di Kedutaan Besar RI Tunis, Senin (6/8). Pada pertemuan tersebut, Duta Besar RI mengharapkan para peserta dapat mendalami bahasa, seni, dan budaya Indonesia secara maksimal. Peserta Darmasiswa dari Tunisia akan ditempatkan di beberapa perguruan tinggi, antara lain Universitas Udayana, Bali, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta, Universitas Negeri, Jakarta, dan Politeknik Negeri, Bali. Selain mempelajari Bahasa Indonesia, beberapa peserta beasiswa Darmasiswa juga akan mempelajari dan mendalami kuliner dan pengobatan herbal Indonesia. Pada kesempatan tersebut, Duta Besar RI berpesan agar para penerima beasiswa menaati peraturan dan norma yang berlaku di Indonesia dan mengenali budaya setempat.