Pelangi nada edisi kali ini, menghadirkan grup musik Indonesia, Maliq & D’essentials., mengawali perjumpaan, saya hadirkan lagu berjudul “Senandung Senandika”.
Maliq & D’essentials dibentuk pada 15 Mei 2002. Mereka mulai popular sejak tampil di Jakarta International Jazz Festival 2005. Sejak awal karir hingga saat ini, mereka cukup produktif mengeluarkan album. Album ke-7 bertajuk “Senandung Senandika” merupakan album terbaru dari grup musik ini yang dirilis pada 21 Mei 2017. “Senandung Senandika” memiliki arti yaitu berbicara dengan diri sendiri. Jadi dalam album ini Maliq & D’essentials memosisikan seolah mereka berbicara dengan diri mereka sendiri. Jadi dalam album ini mereka menawarkan sesuatu yang baru seperti suasana, konsep dan koreografi dalam album “Senandung Senandika”. Tema yang dihadirkan dalam album ini beragam mulai dari cinta, sosial, dan kemanusiaan. Tak hanya itu, musik dalam album ini pun beragam, mulai dari pop hingga musik Timur Tengah namun tanpa menghilangkan ciri khas musik dari Maliq & D’essentials. Pendengar, sebelum kembali mengupas lagu-lagu dari Maliq & D’essentials mari kita nikmati sebuah lagu berjudul Sayap. Selamat mendengarkan......
demikian lagu “Senang” yang dibawakan oleh Maliq & D’essentials. Lagu Senang ini dirilis bersamaan dengan lagu Sayap. Grup musik yang beranggotakan Angga (vokal), Indah (vokal), Jawa (bass), Widi (drum), Lale (gitar), dan Ilman (kibor), merilis kedua lagu tersebut lebih dahulu daripada album “Senandung Senandika”. Memang, beberapa waktu terakhir musisi-musisi dunia kerap merilis dua lagu dalam waktu yang bersamaan, tak terkecuali musisi Indonesia seperti Maliq & D’essentials ini. Namun, Maliq & D’essentials merilis dua lagu secara bersamaan tidak hanya sekedar mengikuti tren. Lagu Senang dan Sayap ini ternyata memiliki maksud tersembunyi. Grup musik ini ingin memperlihatkan dua sisi yang berbeda dalam album barunya. Kedua lagu tersebut dinilai dapat merepresentasikan album “Senandung Senandika”. Pendengar, sebelum mengakhiri acara Pelangi Nada hari ini, mari kita dengarkan dua buah lagu dari Maliq & D’essentials berjudul Senandung Senandika dan Musim Bunga.
Sirsak atau nama latinnya Annona Muricata L, adalah tumbuhan kaya manfaat yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Tumbuhan ini dibawa oleh Belanda ke wilayah nusantara pada abad ke-19. Sirsak dapat dengan mudah tumbuh di mana-mana, namun paling baik jika ditanam di daerah yang cukup berair. Tanaman ini kemudian tumbuh dan berkembang di berbagai wilayah di Indonesia. Di Indonesia ada beberapa sebutan untuk tanaman sirsak, seperti nangka sebrang, sirsak (Sunda), nangka landa (Jawa), nangko Belando (Palembang) dan lain sebagainya.
pada mulanya, bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah buahnya. Bagian lain dari tanaman sirsak, jarang dimanfaatkan. Daun sirsak menjadi populer setelah hasil penelitian menyatakan kandungan yang terdapat pada daun sirsak dapat mengobati penyakit kanker. Dengan berjalannya waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan, dinyatakan daun sirsak merupakan bagian yang paling banyak mengandung manfaat.
Secara umum, daun sirsak mengandung senyawa proaktif diantaranya acetogenins, annocatacin, annocatalin, anonol, caclourine, gentisic acid, anomurine, linoleic acid dan lainnya. Semua kandungan tersebut berkhasiat untuk kesehatan.
daun sirsak memiliki kandungan yang sangat baik untuk penyembuhan berbagai penyakit, salah satunya peyakit paru-paru. Hal ini karena dalam daun sirsak terdapat kandungan Acetogenis yang bermanfaat untuk menghambat perkembangan virus yang menyerang paru-paru. Selain itu, daun sirsak juga mengandung senyawa antioksidan yang dapat membunuh sel-sel kanker yang terdapat pada paru-paru.
Berikut cara pengolahan daun sirsak untuk mengobati penyakit paru-paru.
Ambil 10 sampai 15 lembar daun sirsak yang sudah kering, lalu rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa satu gelas air. Setelah dingin, saring air rebusan tersebut lalu diminum secara rutin sebanyak 3 kali sehari.
sumber yang lain menulis, 10 -12 lembar daun sirsak yang sudah cuci bersih dikeringkan di bawah sinar matahari hingga kering. Setelah itu ditumbuk lalu dikeringkan kembali di oven, lalu diangkat. Kemudian ambil 2 sendok bubuk daun sirsak, seduh dengan 1 gelas air panas. Aduk-aduk dan biarkan hingga 5 menit. Lakukan 2 kali sehari.
Meskipun memiliki efek positif, namun, untuk mengkonsumsi air rebusan daun sirsak, sebaiknya tetap dilakukan dengan pengawasan dokter herbal atau orang-orang yang faham mengenai penggunaan tanaman herbal untuk pengobatan. Karena, penggunaan yang berlebihan dan kesalahan pengolahan juga dapat memperburuk kondisi paru-paru.
Hari ini akan memperkenalkan kepada anda Nasi Punel yang merupakan kuliner dari Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Jadi tetaplah bersama kami di RRI World Service Voice of Indonesia. Selain melalui gelombang pendek, anda juga dapat mendengarkan siaran kami melalui voinews.id
wisata kuliner pada saat liburan atau melakukan perjalanan ke suatu tempat atau daerah, bagi sebagian besar orang merupakan suatu keharusan. Indonesia yang terdiri dari beragam daerah memang memiliki beragam kuliner yang bisa ditemukan di setiap pelosok daerah negeri ini. Kali ini kita akan mengajak anda ke Jawa Timur, yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki beragam kuliner dengan ciri khas daerahnya yaitu: “Nasi Punel dari Bangil”, Bangil sebuah kecamatan yang menjadi ibu kota Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Itulah topik bahasan Pesona Indonesia kita kali ini.
Nasi Punel berasal dari kata pulen, yang berarti pulen, yaitu matangnya pas, tidak terlalu kering dan juga tidak terlalu lembek. Nasi Punel dibuat dari beras pada umumnya. Bedanya hanya dari cara memasaknya. Agar nasinya pulen, maka beras yang sudah dicuci bersih direndam dengan air panas kurang lebih lima belas sampai dua puluh menit. Baru kemudian ditanak seperti biasa.
Pada awalnya hanyalah makanan yang dijajakan keliling dari kampung ke kampung pada pagi hari. Nasi Punel yang dikemas dengan lembaran daun pisang ini semakain lama semakin digemari masyarakat sebagai makanan khas sarapan pagi. Karena pembeli semakin banyak, maka penjaja Nasi Punel akhirnya membuka warung di pinggir jalan. Dan semakin lama warung yang menjual Nasi Punel semakin banyak. Biasanya nasi Punel ini untuk sarapan, makanya warung nasi Punel mulai buka pagi hari dari jam 07.00 sampai jam 17.00 sore. Karena ketika memasuki jam makan siangpun, warung-warung yang menjual nasi Punel juga ramai dikunjungi pembeli.
Nasi Punel merupakan nasi campur, karena di dalamnya terdiri dari beragam lauk pauk, seperti tahu, tempe, ayam bumbu Bali, sambal kacang panjang yaitu potongan kacang panjang mentah yang dicampur sambal tomat yang pedas, sayur nangka muda, pepes kelapa dan beragam gorengan daging sapi, babat, usus hingga paru yang gurih. Nasi Punel ini memiliki rasa pedas dan bumbu rempah yang kuat. Untuk menambah kenikmatan Nasi Punel ini biasanya di atas nasi pulen ini masih ditambah dengan taburan serundeng, yaitu parutan kelapa yang disangrai dengan bumbu.
Sebungkus nasi punel ini bisa untuk mengganjal perut anda dari pagi hingga siang hari. Dan dengan uang Rp. 10.000 hingga Rp. 20.000 anda bisa mendapatkan Nasi Punel komplit dengan berbagai tambahan lauk pauk sesuai keinginan anda. Sampai saat ini Nasi Punel masih mempertahankan kemasannya dengan daun pisang .
Nasi Punel yang menjadi makanan khas Kota Bangil ini dapat dengan mudah anda jumpai di sejumlah tempat di kota Bangil. Selain itu di sepanjang jalan Pantura, yaitu Raya Gempo-Bangil-Pasuruan dan ada juga yang di pasar dan sudut –sudut kota. Biasanya warung-warung yang menjual Nasi Punel ini tidak terlalu luas dan cenderung sempit, tetapi walaupun demikian para pelanggan tidak mempersoalkan tempat meja kursi yang kadang berhimpitan satu sama lain.
Ada yang mengatakan justru yang seperti inilah yang membuat kesan , karena mempertahankan suasana menyantap makanan khas nasi Punel. Walaupun warung-warung yang menjual nasi Punel ini tetap mempertahankan keasliannya, ternyata para pelanggan tetap menyukainya. Penjual juga berpendapat walaupun dikemas dalam suasana yang sederhana tetapi kualitas dan cita rasa kuliner nasi punel ini tetap terjaga. Bahkan penjual Nasi Punel tetap optimis bahwa keberadaan Nasi Punel akan dicari sepanjang masa.Demikianlah edisi Pesona Indonesia kali ini, dengan topik Nasi Punel, kuliner dari Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur..Bila anda sedang berada di Jawa Timur tepatnya Pasuruan, jangan lupa untuk mencoba Nasi Punel sebagai sarapan atau makan siang anda.
Jakarta sebagai kota metropolitan punya segudang aktivitas, termasuk penyelengaraan berbagai festival bertaraf nasional maupun internasional, diantaranya Festival kuliner. Ketika kota Jakarta merayakan ulang tahun, warganya bisa dengan mudah menemukan aneka makanan dan minuman khas kota Jakarta dan diakui sebagai bagian dari budaya kota Jakarta, yaitu budaya kuliner.Saat ini kuliner khas Betawi lebih sering hanya ditemukan di festival-festival budaya. Sebagai konsumsi harian, makanan-makanan khas Betawi tersebut sangat sulit ditemukan. Perkembangan zaman, menjadi salah satu alasan mengapa kuliner tradsional tidak lagi sepopuler dulu. Meski kini banyak restoran yang menyajikan hidangan lokal dan tradisional, tapi masih banyak makanan tempo dulu yang mulai punah.
Salah satu kuliner tradisional Indonesia adalah Kue Dongkal, jajanan tradisional masyarakat Betawi. Saat ini tidak mudah untuk mendapatkan kue yang di Jawa Barat dikenal sebagai awug. Tapi di kawasan pinggiran Jakarta, masih ada beberapa tempat yang menyediakan jajanan dari beras ini, di antaranya ada di Jalan Raya Cipayung, Jembatan Serong, Kecamatan Cipayung, Depok, dan kawasan Sawangan, Depok.
Kue Dongkal terbuat dari tepung beras, sagu, gula merah, dan atasnya ditaburi dengan parutan kelapa. Kue ini dibuat dengan cara yang masih tradisonal, yaitu dengan cara dikukus menggunakan dandang dan kerucut tumpeng.
Cara membuat kue ini adalah: pertama, tepung beras harus dikukus di dalam dandang hingga menggumpal. Setelah menggumpal tambahkan sagu kemudian adonan tersebut dimasukkan kedalam kerucut tumpeng yang terbuat dari anyaman bambu dan tambahkan gula merah yang telah diiris-iris. Adonan tersebut selanjutnya dikukus lagi hingga matang. Setelah matang, Kue Dongkal biasanya disajikan hangat diatas daun pisang dengan taburan parutan kelapa di atasnya. Rasa Kue Dongkal gurih dan manis, karena gula merahnya yang agak mencair dan bertekstur lembut.