ofra voi

ofra voi

24
April

Pop Daerah

Published in pop music

Edisi kali ini, akan menghadirkan lagu-lagu dari daerah Sulawesi Selatan.

Tetaplah bersama kami di RRI World Service Voice of Indonesia yang bisa anda dengar melalui shortwave di 9525 kHz, live streaming di www.voinews.id  atau melalui aplikasi RRI Play di telpon pintar anda.kita buka perjumpaan kali ini dengan sebuah lagu berjudul Mama yang dibawakan oleh Anci Laricci. demikianlah sebuah lagu berjudul Mama yang dibawakan oleh Anci Laricci. Lagu Mama bercerita tentang perjuangan dan betapa besarnya jasa ibu dalam kehidupan. Tanpa jasa seorang ibu tidak akan ada kehidupan yang sekarang dimiliki. Lagu ini juga mengajak kita semua untuk menghormati dan mengabdi pada orang tua, terutama ibu. Sebuah lagu yang mengandung nilai kebaikan universal yang dibawakan oleh penyanyi lelaki asal Sulawesi Selatan ini dengan baik. Syamsir Arifin atau yang lebih dikenal dengan nama Anci Laricci ini merupakan musisi senior dari daerah Sulawesi Selatan.

selanjutnya kita dengarkan sebuah lagu berjudul Pantai Losari.

Lagu ini bercerita tentang pantai Losari yang terletak di sebelah barat kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pantai ini menjadi salah satu tempat masyarakat sekitarnya untuk menghabiskan waktu dan menikmati keindahan panorama pantai. Lagu ini juga menceritakan suasana pantai yang ramai dan muda-mudi yang duduk menikmati keindahan pantai serta kulinernya. Pantai Losari sangat indah saat matahari terbenam. Anci Laricci, sang maestro lagu daerah ini tutup usia pada 8 Oktober 2017 lalu pada usia 65 tahun di Makassar. selanjutnya kami akan menghadirkan sebuah lagu yang cukup terkenal dari daerah Sulawesi Selatan. Lagu ini juga menjadi pengiring tarian, yaitu lagu Anging Mamiri yang dibawakan oleh Angle Pfaff. itulah lagu Anging Mamiri, yang dibawakan oleh Angle Pfaff.

24
April

 

Indonesia terus mengembangkan sektor pariwisata. Berbagai daerah di Indonesia mengadakan berbagai acara atau event untuk menarik wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Salah Satu nya adalah Kota Sabang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang akan menggelar pesta budaya “Khanduri Laot Festival 2018”. Festival Khanduri Laot akan digelar dari 27 April sampai 1 Mei 2018 di Terminal CT 3 Sabang. Festival itu diselenggarakan atas kerja sama Pemerintah Kota Sabang dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Wali Kota Sabang, Nazaruddin atau yang akrab disapa Teungku Agam mengatakan, Festival Khanduri Laot akan memperkenalkan budaya dan adat yang selama ini dijalankan oleh orang pesisir. Jadi adat dan budaya yang mewarnai aktivitas masyarakatnya diperkenalkan ke nasional dan internasional, supaya menjadi daya tarik wisatawan.

Menurut Tengku Agam, nelayan juga berperan dalam menjaga keamanan laut, yaitu melalui Panglima Laot. Sebagai negara poros maritim, nelayan di Sabang dilengkapi dengan peralatan profesional, dan dapat memberikan informasi ke pihak terkait dalam menjaga keamanan laut. Ditambahkan, selain memperkenalkan keindahan pantai dan alam bawah laut ke wisatawan, Sabang juga ingin menjadikan atraksi adat dan budaya dikenal oleh wisatawan. Sehingga kedepan, daya tarik Sabang itu akan terletak pada keindahan alam dan atraksi budaya.Kenduri Laot atau sering disebut dengan Adat Laot merupakan tradisi masyarakat pesisir di Provinsi Aceh. Kenduri Laot berkembang secara turun temurun pada masyarakat pesisir Aceh. Menurut sebagian masyarakat, asal muasal peringatan kenduri laot itu dilatarbelakangi dengan peristiwa karamnya kapal yang digunakan oleh seorang anak panglima yang pergi melaut pada jaman dahulu, namun anak panglima ini selamat. Seekor ikan lumba-lumba telah mendamparkannya ke pinggir pantai. Sebagai rasa syukur atas keselamatan anak panglima itu maka diadakanlah Kenduri Laot selama tujuh hari-tujuh malam. Peringatan itu kemudian berlangsung sampai sekarang. Kenduri laot bagi masyarakat nelayan Aceh merupakan sebuah perwujudan hubungan antara manusia sebagai makhluk ciptaan dengan Sang penciptanya dan juga lingkungan sekitarnya dalam menghadapi lingkungan setempat.Dalam Khanduri Laot Festival 2018 beberapa agenda kegiatan akan dilaksanakan yaitu atraksi nelayan melaut, festival kuliner khas Aceh, lomba mancing tradisional, lomba perahu dayung dan perahu hias tradisional, pentas pesona budaya tradisi pesisir, khanduri untuk aulia keramat 44 dan anak yatim, dialog budaya dan silaturahmi panglima laot, zikir akbar, dan pameran produk kreativitas pesisir.

demikian edisi Warna Warni kali ini dengan tema Khanduri Laot Festival 2018 di Sabang, Aceh.

24
April

 

Pulau Jawa ini sebenarnya memiliki banyak tempat menarik untuk dikunjungi, seperti Geopark Ciletuh di Sukabumi misalnya. Jadi, buat yang ingin merasakan ketenangan alam yang damai, namun tidak punya waktu yang banyak, sebenarnya tidak perlu bingung. Ada yang namanya Geopark Ciletuh yang bisa kalian kunjungi ketika akhir pekan tiba.

Geopark Ciletuh Sukabumi ini adalah salah satu lokasi liburan keren yang patut untuk anda pertimbangkan. Terutama untuk kalian yang ingin berwisata alam dengan tantangan. Geopark Ciletuh Sukabumi atau taman alam batuan tua yang ada di Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat ini adalah tempat wisata alam yang keren di Jawa Barat.

Narator: Pendengar, Sebenarnya seperti apa yang namanya Geopark Ciletuh itu? Disebutkan kalau menurut para ahli geologi yang pernah meneliti Geopark Ciletuh Sukabumi, tempat ini adalah salah satu kawasan wisata di Sukabumi dengan batuan tertua yang ada di Pulau Jawa.Geopark Ciletuh Sukabumi, Masuk Ke Kawasan Batuan Tertua Di Pulau JawaDisebutkan juga kalau tempat ini dulunya adalah laut. Namun kini telah terangkat dari bawah laut, dan kemudian terkenal sebagai Geopark Ciletuh. Bentang alam di Teluk Ciletuh ini memang menarik. Lansekap yang membentang berbentuk menyerupai amfiteater raksasa yang mirip seperti tapal kuda yang menghadap langsung ke arah Samudera Hindia.

Idealnya, ketika kalian mengunjungi Geopark Ciletuh ini akan memerlukan waktu 3-4 hari jika ingin menikmati sebagian besar wisata alam yang ada di geopark. Tapi jika kalian mungkin hanya punya waktu terbatas, kalian masih bisa mengunjungi beberapa lokasi utama di Geopark Ciletuh yang bisa dijangkau dalam waktu satu hari. Misalnya seperti Panenjoan, Pantai Palangpang, Curug Cimarinjung, Curug Awang, Curug Sodong, dan Puncak Darma.

Geopark Ciletuh ini memang tempat wisata keren di jawa yang menawarkan pemandangan hamparan batu karang laut serta beberapa air terjun pegunungan yang cantik. Jadi geopark yang ada di Sukabumi ini bisa anda nikmati pemandangan alami yang ditawarkan. Lengkap dari gunung, air terjun dan lansekap indah yang berlatar belakang laut.

23
April

 

 

Hari ini kami akan memperkenalkan Mitoni di Yogyakarta. Masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta memiliki berbagai macam upacaya adat yang sampai saat ini masih mereka lakukan. Salah satunya adalah Upacara yang dilakukan saat usia kandungan wanita yang baru pertama kali hamil mencapai tujuh bulan ini.Dalam tradisi masyarakat Yogyakarta, baik dari golongan rakyat biasa maupun golongan bangsawan yang hidup di lingkungan Kraton, upacara ini merupakan upacara terpenting diantara upacara-upacara tradisional yang lain. Jika upacara ini diabaikan, masyarakat percaya bahwa hal buruk akan terjadi pada ibu dan anak yang dikandungnya. Menurut tradisi, upacara Mitoni dapat dilaksanakan pada tanggal 7, 17, dan 27 sebelum bulan purnama pada penanggalan Jawa. Upacara ini dilaksanakan di kiri atau kanan rumah menghadap ke arah matahari terbit.

Upacara Mitoni tidak dilakukan secara sembarangan, tetapi ada cara dan urutan dalam pelaksanaan upacaranya. Dimulai dari “Siraman”. Siraman ini dilakukan oleh tujuh orang kerabat terdekat dengan tujutan meminta keselamatan bagi bayi dalam kandungannya. Air yang digunakan merupakan air yang diambil dari tujuh sumber dengan ditampung pada ember yang terbuat dari kuningan. Kemudian dicampur dengan berbagai macam bunga seperti, mawar, melati, kantil, dan kenanga. Dilanjutkan dengan “Brojolan”. Brojolan biasanya dipimpin oleh ibu dari wanita yang sedang hamil tersebut. Wanita yang sedang mengandung ini akan mengenakan kain jarik yang dililitkan sepotong tali bernama letrek. Letrek merupakan benang berwarna merah, putih, dan hitam. Kemudian ibu dari wanita yang hamil tersebut memasukkan tropong (alat tenun) atau telur ayam ke dalam lilitan kain jarik dan dijatuhkan agar nantinya proses persalinan berjalan lancar. Dilanjutkan dengan meneroboskan dua buah kelapa gading yang telah digambar sepasang tokoh pewayangan dengan rupa tampan dan cantik, dengan harapan anak yang lahir akan memiliki wajah yang tampan dan cantik.

Selanjutnya adalah prosesi “Angreman” yang menandakan kasih sayang seorang ibu dan bapak kepada bayi. Wanita hamil tersebut akan dituntun ke ruang lain untuk berganti baju dengan tujuh kain jarik berbeda. Terakhir adalah “Dodol Rujak”. Prosesi dimana wanita hamil tersebut akan membuat rujak dengan didampingi suaminya dan para tamu akan membeli dengan kereweng sebagai mata uangnya. Maksudnya adalah agar kelak anak yang dilahirkan dapat rejeki yang banyak dan mampu menghidupi keluarganya. Pada dasarnya, pelaksanaan upacara ini adalah suatu ungkapan syukur dan permohonan kepada Tuhan yang Maha Esa untuk keselamatan dan ketentraman, namun diungkapkan dalam bentuk lambang yang masing-masing mempunyai arti dan makna tersendiri.