Suprapto

Suprapto

07
October

Tim peneliti Universitas Gadjah Mada mengembangkan sistem peringatan dini gempa bumi yang mampu mendeteksi dan memberikan peringatan gempa. Bahkan, sistem ini bisa memprediksi terjadinya gempa bumi yang akan terjadi 1 sampai 3 hari sebelumnya dengan daerah prediksi dari Sabang hingga Nusa Tenggara Timur.

Ketua tim riset Laboratorium Sistem Sensor dan Telekontrol Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM, Prof. Ir. Sunarno, mengatakan bahwa melalui alat ini, pihaknya bisa mengetahu 1 sampai 3 hari sebelum gempa. Jika gempa besar di atas 6 Skala richter sekitar 2 minggu sebelumnya alat ini sudah mulai memberikan peringatan.

 

 

Sunarno menjelaskan sistem peringatan dini gempa yang dikembangkannya bersama tim bekerja berdasarkan perbedaan konsentrasi gas radon dan level air tanah yang merupakan anomali alam sebelum terjadinya gempa bumi.

 

Apabila akan terjadi gempa di lempengan, akan muncul fenomena paparan gas radon alam dari tanah yang meningkat secara signifikan. Demikian juga permukaan air tanah naik turun secara signifikan.

 

Sistem ini terbukti telah mampu memprediksi terjadinya gempa bumi di Barat Bengkulu, Barat Daya Sumur-Banten, Barat Daya Sinabang Aceh dan lainnya.

 

 

Sunarno menyebutkan sistem deteksi tersebut dikembangkan sebagai mekanisme membentuk kesiapsiagaan masyarakat, aparat, dan akademisi untuk mengurangi risiko bencana. Sebab, posisi Indonesia yang berada di 3 lempeng tektonik dunia  menjadikannya rentan terjadi gempa bumi. 

 

Dia mengatakan bahwa sistem peringatan dini gempa bumi ini akan terus dikembangkan hingga mampu memprediksi waktu terjadinya gempa secara tepat, lokasi koordinat episentrum gempa hingga magnitudo gempa.

 

Pengembangan sistem peringatan dini gempa bumi ini diharapkan dapat membantu aparat dan masyarakat dalam melakukan evaluasi penyelamatan penduduk lebih cepat. Selain itu, juga bisa menjadi rekomendasi sistem instrumentasi untuk peringatan dini gempa bumi dan memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai prediksi gempa bumi sehingga selalu siap dan waspada terhadap bencana gempa bumi.

 

 

07
October




Taman Nasional Laiwangi Wanggameti, merupakan sebuah daerah perlindungan flora dan fauna di pulau Sumba, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Terletak di bagian selatan pulau Sumba dan berjarak sekitar 100 Km dari kota Waingapu. Secara administrasi berada pada 3 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Tabundung, Paberiwai dan Pinu Pahar. Taman ini merupakan suatu perwakilan berbagai tipe hutan di pulau Sumba, termasuk “hutan elfin” yang jarang terdapat dan memiliki keanekaragaman jenis bernilai cukup tinggi terutama yang terdapat pada ketinggian 800 meter dari permukaan laut. Kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti merupakan rumah bagi 176 jenis burung, 22 jenis mamalia, 115 jenis kupu- kupu, 7 jenis amphibi, dan 29 jenis reptile. Taman Nasional ini juga merupakan bagian kawasan Hutan Wanggameti yang di dominasi pohon kayu omang atau cemara hutan. Selain itu, k
omposisi Taman Nasional Laiwangi Wanggameti meliputi 60 persen adalah stepa dan 40 persen adalah hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan dataran tinggi.


Perpaduan beberapa tipe ekosistem dengan bentang alam yang berbukit terjal dan lembah yang dalam, merupakan pemandangan alam yang eksotis khas Taman Nasional Laiwangi Wanggameti. 
 Untuk melihat panorama yang eksotis ini, kita dapat menikmati melalui paket kegiatan wisata jelajah rimba dan pendakian. Beberapa pintu masuk atau titik pemandangan yang paling ideal untuk menikmati keindahan panorama eksotis Taman Nasional Laiwangi Wanggameti tersebut antara lain: Desa Nangga, Desa Wanggameti, Dataran Tinggi Katikuwai, dan Puncak Wanggameti. Selain obyek panorama bentang alam, juga terdapat obyek-obyek khusus, seperti : Danau Laputih, Air Terjun Laputi, Air Terjun Waikanabu dan Air Terjun Wanggameti. Untuk Danau Laputi dan Air Terjun Laputi terdapat di Desa Praingkareha, Kec.Tabundung.  Obyek ini sudah cukup dikenal dan banyak dikunjungi oleh masyarakat Sumba Timur.  Air Terjun Waikanabu terletak di Desa Waikanabu, Kec. Tabundung.


Untuk mencapai Taman Nasional nan asri yang
didirikan pada tahun 1998 ini, Anda terlebih dahulu harus melalui atau menuju Kota Kupang, Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dari Kupang mengambil penerbangan ke Bandara Umbu Mehang Kunda di Kota Waingapu. Kemudian perjalanan dilanjutkan menggunakan jalur darat dengan mobil yang berjarak 100 km dari kota Waingapu atau 2 jam perjalanan ke Taman Nasional Laiwangi Wanggameti di Desa Wanggameti, Tana Rara dan Tabundung.Memang terdengar  sangat jauh, tapi Anda akan merasakan petualangan yang luar biasa dan menikmati keindahan alam yang disajikan oleh Taman Nasional Laiwangi Wanggameti. Persiapkan diri untuk petualangan seru di Nusa Tenggara Timur.


06
October

VOI KOMENTAR Indonesia bersama UN Habitat menyelenggarakan peringatan Hari Habitat Sedunia 2020. Surabaya menjadi tuan rumah Peringatan Puncak Hari Habitat Dunia Internasional Tahun 2020 (The Global Observance of World Habitat Day 2020) pada 5 dan 6 Oktober 2020. Tema yang diangkat pada peringatan tahun ini adalah “Housing for All: A Better Urban FuturePerumahan untuk Semua: Masa Depan Perkotaan yang Lebih Baik.

Tema ini dinilai sangat tepat oleh Presiden Joko Widodo. Dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual, pada Senin (5/10), dia mengatakan, rumah adalah kebutuhan dasar semua orang. Rumah memperkuat keluarga sebagai pilar utama kekuatan bangsa. Rumah juga menjadi benteng pertahanan melawan berbagai risiko kesehatan, termasuk pandemi Covid-19.  

Fakta telah menunjukkan, pada saat pandemi Covid-19, rumahlah yang menjadi benteng untuk memutus penyebaran virus corona baru itu. Himbauan untuk tinggal di rumah, sekolah dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah dari rumah, telah diserukan di hampir semua negara yang terpapar,  sejak Organisasi Kesehatan Dunia –WHO menyatakan Covid-19 sebagai pandemi.

Pertanyaan yang muncul kemudian, apakah semua keluarga memiliki rumah yang bisa menjadi benteng keluarganya?

Perumahan memang menjadi masalah yang dihadapi banyak negara. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Gutteres dalam pernyataannya tentang Hari Habitat Sedunia 2020 menyebut, saat ini, satu  miliar orang tinggal di pemukiman yang padat dengan perumahan yang tidak memadai. Untuk memenuhi permintaan global, lebih dari 96.000 unit rumah harus diselesaikan setiap hari - dan mereka harus menjadi bagian dari transisi hijau.

Masalah perumahan juga menjadi perhatian khusus pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sejak tahun 2015,  Indonesia telah mencanangkan pembangunan satu juta unit rumah setiap tahunnya. Data menunjukkan pada tahun 2018 dan 2019, target itu sudah terlampaui. Pada tahun 2019, lebih dari 1,2 juta unit rumah selesai dibangun. Hanya saja, untuk tahun ini capaiannya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat hingga triwulan ke-3 bulan Agustus 2020 ini, terdapat 264.457 unit rumah yang telah dibangun. Pandemi Covid-19 berdampak sangat signifikan terhadap pelaksanaan Program Sejuta Rumah. Tetapi Indonesia optimistis, target sejuta rumah tahun ini bisa dicapai.

Perlu kerja keras untuk mewujudkan pembangunan sejuta rumah setiap tahun,  khususnya untuk warganya  yang berpenghasilan rendah. Kesadaran semua pihak bahwa menyediakan perumahan yang layak huni menjadi tanggung jawab bersama menjadi pendukung pelaksanaan pembangunan sejuta rumah. Keterlibatan penuh pemerintah, lembaga keuangan, swasta, dan masyarakat  dalam program Sejuta Rumah bisa mempercepat pencapaian target pemerintah Indonesia untuk pemenuhan hak setiap warganya atas perumahan. Sehingga setiap keluarga di Indonesia dapat memiliki rumah layak huni yang bisa menjadi benteng  pertahanan bagi setiap penghuninya. Ke depan, rumah yang dibangun bukan hanya berfungsi sebagai hunian, tetapi menjadi tempat penghidupan. Covid-19 telah memberikan pelajaran. Program Sejuta Rumah setiap tahun, bukti tanggung jawab pemerintah Indonesia bahwa tak seorang pun tertinggal.

06
October

Menyongsong Peringatan Hari Sumpah Pemuda pada 28. Oktober, aplikasi percakapan buatan anak bangsa bernama aplikasi PALAPA telah hadir di sistem operasi Android, iOS, Linux, Windows, dan macOS.  Diciptakan oleh startup XecureIT (PT IMAN Teknologi Informasi), Palapa adalah generasi baru dari aplikasi PeSankita Indonesia (PS) yang sudah diperkenalkan lewat aplikasi mikro Kawal Pilpres 2019.  Aplikasi ini menawarkan keamanan dan privasi bagipenggunanya.

 

Pendiri XecureIT, Gildas Deograt, mengklaim Palapa dirancang dan dibangun dengan fungsi dasar antipembajakan, secure chatsecure voice/video call, dan penyimpanan data terenkripsi. Aplikasi ini diresmikan  secara resmi tanggal 9 September lalu. XecureIT telah pula mengantongi Sertifikasi Fasilitas dan Tipe Produksi dari Pusat Kelaikan Kementerian Pertahanan RI. Ia menambahkan bahwa pengembangan Palapa didasari Standar Arsitektur Keamanan Tingkat Tinggi Informasi (SAKTTI). Tujuannya, mendukung norma baru bekerja di mana pun dan transformasi digital bagi korporasi maupun institusi pemerintah.Palapa dilengkapi modul fitur tanda tangan elektronik dan secure data exchange. Ini merupakan solusi platform digital nasional bagi tantangan mewujudkan Satu Data Indonesia (SDI).

 

Palapa juga menjadi solusi Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) dan Perhitungan Elektronik Pilkada maupun Pilpres yang membutuhkan integritas sangat tinggi. XecureIT (PT IMAN Teknologi Informasi) adalah perusahaan penyedia layanan dan solusi pertahanan siber serta keamanan informasi di Indonesia yang dirintis sejak 2005, dan mendapatkan Sertifikasi ISO 27001 dengan lingkup seluruh layanannya sejak 2012. XecureIT didirikan oleh sejumlah pakar teknologi informasi nasional yang fokus di bidang keamanan informasi.