Suprapto

Suprapto

06
October

Berwisata ke Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Telaga Sarangan menjadi destinasi utama wisatawan yang berkunjung kesana. Selain Telagan Sarangan, kini Magetan punya ikon wisata baru. Namanya desa wisata Geniangit. Berlokasi di bawah lereng Gunung Lawu dan berjarak 1 jam dari Magetan Kota. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, desa wisata ini menawarkan pemandangan alam yang indah. Untuk masuk ke dalam objek wisata Genilangit, anda harus membayar tiket sebesar Rp. 5000,-.

berada di desa Genilangit, anda akan melihat pemandangan lereng Gunung Lawu dengan pohon-pohon pinus di sisi perbukitan yang hijau. Anda bisa berjalan santai menikmati suasananya yang asri. Sesekali bisa mampir ke rumah pohon atau duduk-duduk di bangku yang telah disediakan. Hammock juga tersedia jika anda ingin bersantai diantara rindangnya pepohonan. Jangan khawatir jika hujan turun, karena pihak pengelola telah menyediakan beberapa gazebo di tengah hutan.Selain menikmati suasana dinginnya pegunungan, anda juga bisa mengambil gambar di berbagai spot foto yang disediakan.

spot foto yang ada disini antara lain, ayunan terbang, sepeda gantung, miniatur menara Eiffel, rumah hobbit dan perahu kayu di pinggir jurang.Ada juga spot foto dengan sayap kupu-kupu raksasa dan spot foto di tengah bunga teratai besar. Beberapa spot foto dikenai biaya, terutama spot foto yang membutuhkan alat keselamatan. Selain spot foto tersebut, ada spot foto utama, yakni Japan Corner. Di sini pengunjung bisa menyewa kimono untuk perempuan, dan baju samurai untuk laki-laki. Dengan properti pendukung seperti payung dan pedang, anda bisa foto a la Jepang. Di Genilangit juga terdapat wahana bermain anak-anak, permainan ATV dan flying fox. Hal menarik lainnya, anda akan menemukan Air Terjun Tirtosari yang terletak sekitar dua kilometer dari pintu masuk Taman. Anda akan disuguhi pemandangan hijaunya lahan pertanian penduduk sebelum mencapai air terjun ini. Di Air Terjun Tirtosari, anda bisa mencoba kesegaran airnya.

05
October

Hari Ini Dalam Sejarah. Kami  awali dengan peristiwa tanggal  05 Oktober 1945 - Badan Keamanan Rakyat diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat yang merupakan cikal bakal Tentara Nasional Indonesia. 

Badan Keamanan Rakyat (BKR) adalah Angkatan Bersenjata  pertama yang dibentuk setelah  Indonesia merdeka.//Pembentukan BKR dilakukan melalui sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia - PPKI  tanggal  22 Agustus 1945 dan diumumkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 23 Agustus 1945.//Anggota BKR saat itu adalah para pemuda Indonesia yang sebelumnya telah mendapat pendidikan militer sebagai tentara Heiho, Pembela Tanah Air (PETA), KNIL dan lain sebagainya.//Yang diangkat menjadi komandan BKR adalah Arudji  Kartawinata.//Melalui Dekrit Presiden tanggal 5 Oktober 1945, BKR diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat -TKR.//Pada perkembangannya, nama angkatan bersenjata Indonesia ini mengalami beberapa kali perubahan nama hingga akhirnya menjadi Tentara Nasional Indonesia –TNI./// 

  

  

Kami beralih ke peristiwa tanggal 5 Oktober 2004 - Sulawesi Barat resmi menjadi provinsi di Republik Indonesia dengan ibu kota Mamuju. 

Sulawesi Barat adalah provinsi hasil pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan.//Provinsi yang dibentuk pada 5 Oktober 2004 ini berdasarkan UU No. 26 Tahun 2004.//Ibukotanya ialah Mamuju.//Sulawesi Barat dikenal memiliki banyak objek lokasi wisata.//Selain kakao, daerah ini juga penghasil kopi robusta ataupun kopi arabika, kelapa dan cengkeh.//Di sektor pertambangan terdapat kandungan emas, batubara dan minyak bumi.// 

  

Kami akhiri  hari ini dalam sejarah dengan  peristiwa  tanggal 05 Oktober, Hari Guru Sedunia. 

  

Hari Guru Sedunia diperingati setiap tanggal 5 Oktober sejak tahun 1994.//Tujuan diperingatinya hari tersebut  adalah untuk memberikan dukungan kepada para guru di seluruh dunia dan meyakinkan mereka bahwa keberlangsungan generasi pada masa depan ditentukan oleh guru.//Menurut UNESCO, Hari Guru Sedunia mewakili sebuah kepedulian, pemahaman, dan apresiasi yang ditampilkan demi peran vital guru, yaitu mengajarkan ilmu pengetahuan dan membangun generasi.

05
October

VOI KOMENTAR Setiap tanggal 5 Oktober diperingati sebagai hari ulang tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sejak didirikan pada 5 Oktober 1945, TNI telah mengalami banyak perkembangan dan penyempurnaan organisasi dalam melaksanakan perannya menjaga kemananan dan pertahanan negara.  

Sebelum Indonesia merdeka, telah ada lembaga militer yang dibentuk oleh pemerintah penjajahan  Hindia Belanda, berisikan prajurit dari pribumi. Lembaga tersebut dikenal sebagai  Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger (KNIL) atau tentara kerajaan Hindia-Belanda. Kemudian setelah Belanda kalah dari Jepang pada perang dunia II,   ada juga tentara PETA (Pembela Tanah Air) yang dibentuk pemerintahan Jepang untuk melawan sekutu pada waktu itu. Semua itu menjadi cikal bakal terbentuknya Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan berbagai nama pada masa perang kemerdekaan hingga kini.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak hanya bertugas menjaga keamanan dan ketertiban  masyarakat dan negara Indonesia. Di  masa Pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, TNI juga ikut mendukung upaya pemerintah dalam penanganan Covid-19.  

Peran TNI dalam menghadapi pandemi COVID-19 ditegaskan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo, Minggu (4/10). Ia mengatakan peringatan Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga menjadi momentum untuk menunjukkan peran militer dalam memutus mata rantai penularan Covid-19. Menurut Bambang Soesatyo, TNI sebagai salah satu unsur kekuatan bangsa wajib tampil dan mengambil bagian dalam proses penyelesaian masalah ini.  

Ternyata TNI sudah terlibat jauh sebelum Covid-19 diputuskan jadi pandemi. Di antaranya adalah melakukan penjemputan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Tiongkok, dan menyiapkan karantina di Pulau Galang. Saat Presiden Joko Widodo menyatakan COVID-19 sebagai pandemi, TNI juga membantu membentuk gugus tugas yang diisi juga oleh Pemerintah Daerah (Pemda), Kementerian, dan berbagai pemangku kepentingan  lainnya. Di masa pandemi, TNI hadir bersama lembaga lain dalam mengedukasi masyarakat  untuk mencegah penularan virus COVID-19. 

 Tentu saja TNI tidak sendirian dalam menjalankan perannya dalam menghadapi pandemi COVID-19. Diperlukan sinergi dan kerjasama yang kuat antara lembaga pemerintah dan masyarakat sehingga penyebaran virus COVID-19 dan angka kasus positif COVID-19 di Indonesia dapat dikurangi.

  

05
October

VOI PESONA INDONESIA Berselancar menjadi salah satu olahraga air yang cukup menantang dan menyenangkan bagi sebagian orang. Bagi para surfer pantai-pantai dengan gelombang ombak yang besar menjadi sebuah spot buruan yang dicari-cari. Salah satunya adalah Desert Point atau Pantai Bangko-Bangko di Pulau Lombok.

Secara administratif Pantai Bangko-Bangko termasuk dalam wilayah Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Lokasinya tepat berada dibagian barat daya pesisir pulau Lombok. Jarak dari Kota Mataram sekitar 70,5 km atau jarak tempuh sekitar 1 jam 48 menit dengan menggunakan kendaraan roda empat.

Pantai Bangko-Bangko menjadi salah satu spot surfing terfavorit di pulau Lombok dan cukup popular dikalakan peselancar lokal maupun mancanegara karena tipe ombak yang tidak mudah pecah hingga tepian, gulungannya yang dalam serta tingginya ombak menjadikan tempat ini sebagai  salah satu dari 10 spot surfing dengan ombak terganas menurut International Surfing Association.

Bagi anda yang hobi berselancar, waktu terbaik untuk anda mengunjungi Pantai Bangko-Bangko adalah sekitar bulan Mei hingga Oktober. Dimana pada bulan-bulan tersebut terjadi pasang surut gelombang yang cukup berongga yang mampu membuat gulungan ombak sepanjang 300 meter dengan ketinggian ombak berkisar hingga 3 meter sehingga membuat para peselancar ingin menaklukkannya.

, daya tarik pantai Bangko-Bangko tidak hanya sebagai spot surfing saja. Keindahan pasir putih yang menghampar di sepanjang pantai semakin terlihat indah dengan latar jajaran perahu nelayan yang berwarna-warni dengan air laut yang jernih.

Keindahan lain yang tidak kalah menarik adalah wisata trekking dan peristiwa di kawasan Taman Wisata Alam Bangko-Bangko seluas 2.169 hektar area.

Rimba Taman Wisata Alam Bangko-Bangko termasuk dalam tipe ekosistem hutan pantai, hutan musim dataran rendah, dan hutan mangrove. Berbagai jenis fauna yang jarang dijumpai masih terjaga habitannya seperti elang bendol, ayam hutan, raja udang, koakiu, kupu-kupu troces helena, eleng laut, dan jenis fauna lainnya.