Indonesia berharap Australia dapat menjadi mitra utama ASEAN dalam mempertahankan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik dalam pertemuan ASEAN Post Ministerial Conference (PMC) dengan Australia di Jakarta, Kamis(13/07/2023) (Foto: Kemlu RI)
VOInews, Jakarta : Indonesia berharap Australia dapat menjadi mitra utama ASEAN dalam mempertahankan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik. Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan ASEAN Post Ministerial Conference (PMC) dengan Australia di Jakarta, Kamis(13/07/2023).
Menlu Retno menyatakan Australia dapat menjadi kekuatan positif di kawasan dengan mendukung sentralitas ASEAN. Ia menggarisbawahi status Australia sebagai satu di antara empat mitra ASEAN dengan kerja sama Comprehensive Strategic Partnership.
“Kami mempunyai ekspektasi besar kepada Australia untuk menjadi kekuatan positif kawasan dan mendukung sentralitas ASEAN dalam membentuk dinamika regional,” jelas Menlu Retno.
Menlu Retno menyampaikan bahwa terdapat dua area kerja sama yang dapat dijadikan fokus.
Pertama, dalam isu perdamaian dan stabilitas di kawasan. Menlu Retno menyampaikan bahwa Australia dan ASEAN dapat berperan sebagai jangkar stabilitas di Indo-Pasifik.
“Kita perlu membangun arsitektur kawasan yang inklusif, dimana seluruh pihak merasa aman dan berkontribusi pada kemakmuran kawasan. Australia dapat menjadi mitra sejati ASEAN dan menjadi jangkar perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik,” tegas Menlu Retno.
Kedua, Australia diharapkan dapat menjadi mitra pembangunan di kawasan Pasifik. Terkait hal ini, Menlu Retno menyampaikan bahwa kawasan Pasifik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Indo-Pasifik. Untuk itu, diperlukan kerja sama konkret antara ASEAN dengan negara-negara Pasifik di antaranya di bidang aksi iklim dan pengurangan risiko bencana, keamanan pangan, dan ekonomi biru.
Menlu Retno juga mengharapkan dukungan Australia terhadap kerja sama antara Sekretariat ASEAN dan Pacific Island Forum (PIF) akan dimulai pada tahun ini.
Pada pertemuan ini, Menteri Luar Negeri negara-negara ASEAN harapkan peningkatan kerja sama konkret dengan Australia di sejumlah bidang, yakni perdagangan, konektivitas, kesehatan, pendidikan, transportasi, perubahan iklim, dan energi berkelanjutan.
Mereka juga berharap Australia dapat menjadi jangkar pertumbuhan ekonomi di bagian Selatan Indo-Pasifik. Di samping itu, negara-negara ASEAN juga harapkan Australia mendukung stabilitas dan perdamaian kawasan, termasuk dengan mendukung posisi bersama ASEAN mengenai Laut China Selatan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong tegaskan dukungan terhadap sentralitas ASEAN dalam menjaga stabilitas dan mewujudkan kemakmuran kawasan, melalui implementasi konkret ASEAN Outlook on the Indo-Pasific (AOIP). Selain itu, Australia juga telah merumuskan Strategi untuk Asia Tenggara tahun 2040 untuk tingkatkan kerja sama ekonomi dengan ASEAN.
Pertemuan tersebut menyepakati Concept Note untuk ASEAN-Australia Commemorative Summit. ASEAN-Australia Commemorative Summit akan dilaksanakan tahun depan.
Indonesia mendorong penguatan kerja sama di bidang ketahanan pangan antara ASEAN dengan Rusiadalam pertemuan para Menlu ASEAN dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov di Jakarta (13/7) (Foto: Kemlu RI).
VOInews, Jakarta: Indonesia mendorong penguatan kerja sama di bidang ketahanan pangan antara ASEAN dengan Rusia. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pertemuan para Menlu ASEAN dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov di Jakarta, Kamis (13/07/2023).
Menlu Retno mengatakan Rusia telah menjadi mitra dialog ASEAN selama lebih dari 26 tahun. Lima tahun lalu hubungan keduanya naik tingkat menjadi Kemitraan Strategis. Namun sekarang situasi dunia telah berubah drastis.
“Paradigma kolaborasi dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. Sebagai teman Rusia maupun Ukraina, Indonesia tak kenal lelah untuk menyerukan perdamaian. Kemitraan kita harus mewujudkan paradigma ini dalam tindakan nyata,” kata Menlu Retno.
Menlu Retno berharap Rusia dapat mendukung pengarusutamaan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) dan kerja-kerja ASEAN dengan para mitra.
Ada dua area kolaborasi yang perlu didorong.
Pertama, kerja sama di bidang ketahanan pangan. ASEAN berencana mengajukan Deklarasi Pemimpin untuk Penguatan Ketahanan Pangan dan Nutrisi untuk Merespons Krisis pada KTT ASEAN ke-43 bulan September mendatang.
“Dukungan Rusia terhadap inisiatif ini sangat penting mengingat status Rusia sebagai produsen gandum dan pupuk global,” kata Menlu Retno.
Kedua, memastikan zona bebas senjata nuklir di Asia Tenggara. ASEAN dibentuk untuk menjaga perdamaian jangka panjang dan kemakmuran inklusif di kawasan. Ini tidak mungkin tercapai tanpa memastikan Asia Tenggara tetap sebagai kawasan bebas senjata nuklir.
“Oleh karena itu, semua negara pemilik senjata nuklir harus memajukan non-proliferasi dan perlucutan senjata. Untuk itu, saya harap Rusia dapat mengaksesi Protokol Trakat SEANWFZ sesegera mungkin,” ucap Menlu Retno.
Sementara itu, Menlu Rusia menegaskan dukungan Rusia terhadap sentralitas ASEAN dalam pembangunan arsitektur kawasan inklusif di Indo-Pasifik sebagai fondasi keamanan dan kemakmuran, berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB.
Dalam pertemuan, negara-negara ASEAN mendorong penguatan kerja sama ekonomi, energi dan keamanan pangan melalui implementasi Plan of Action 2021-2025. Mereka juga mendorong kerja sama di bidang pariwisata, sains dan teknologi, smart city, ekonomi digital, dan transfer teknologi.
Terkait aspek keamanan, pertemuan membahas pentingnya kerja sama mengatasi penyelundupan narkotika, terorisme, dan kejahatan berbasis internet. Negara-negara ASEAN meminta Rusia mengaksesi Protokol Traktat Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ).
Mereka juga menyerukan penyelesaian konflik secara damai dan mengundang Rusia untuk memanfaatkan platform ASEAN seperti East Asia Summit (EAS) dan ASEAN Regional Forum (ARF) untuk memajukan dialog damai.
Tahun ini merupakan ulang tahun ke-5 Kemitraan Strategis ASEAN-Rusia. Pertemuan mengadopsi Joint Statement of ASEAN and Russia Foreign Ministers on the Occasion of 5th Anniversary of ASEAN-Russia Strategic Partnership, yang antara lain menyepakati kerja sama inklusif dalam kerangka ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
Pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri Indonesia dan India di sela-sela pertemuan Post-Ministerial Conference (PMC) ASEAN di Jakarta (13/7) (Foto: Kemlu RI).
VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar di sela-sela pertemuan Post-Ministerial Conference (PMC) ASEAN di Jakarta (13/7). Kedua Menlu sampaikan kepuasannya terhadap kerjasama bilateral yang sudah berjalan.
Kedua Menlu membahas mengenai persiapan KTT ke-43 ASEAN dan KTT G20, yang akan dilakukan masing-masing tanggal 5-7 September 2023 di Indonesia dan 9-10 September 2023 di India. Keduanya sepakat untuk mengintensifkan komunikasi agar kedua KTT tersebut berjalan lancar dan menghasilkan hal yang bermanfaat bagi dunia.
Menlu Retno dan Menlu Jaishankar juga membahas isu Myanmar. India menyampaikan kembali dukungannya terhadap sentralitas ASEAN dan 5 Point Consensus.
Pada tanggal 12 Juli 2023, Menlu Retno telah bertemu dengan Menlu Jaishankar dan Menlu Penny Wong (Australia) dalam format Pertemuan Trilateral. Pertemuan ini merupakan pertemuan kedua, setelah pertemuan pertama diselenggarakan di New York City pada September 2022.
Indonesia mengajak Jepang untuk bekerja sama mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN dalam pertemuan ASEAN-Japan Post Ministerial Conference (PMC) di Jakarta (13/7) (Foto: Kemlu RI).
VOInews, Jakarta : Indonesia mengajak Jepang untuk bekerja sama mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN. Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan ASEAN-Japan Post Ministerial Conference (PMC) di Jakarta, Kamis (13/07/2023).
Terdapat dua area kerja sama yang perlu didorong untuk mewujudkan Indo-Pasifik sebagai pusat pertumbuhan.
Pertama, pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di negara ASEAN.
“Kita telah sering membahas hal ini. Sekarang saatnya untuk mewujudkan rencana tersebut menjadi kenyataan. ASEAN dan Jepang akan sama-sama diuntungkan dengan kolaborasi ini,” kata Menlu Retno.
Jepang sedang bertransisi menuju 100% kendaraan listrik pada tahun 2035 dan ingin menjadi pemimpin di industri kendaraan listrik. ASEAN adalah mitra yang tepat bagi Jepang untuk pengembangan baterai kendaraan listrik.
“Jepang dapat mendukung kerja sama ini, termasuk melalui Green Innovation Fund. Ekosistem EV tidak hanya akan membawa kemakmuran di kawasan, namun juga membawa kita selangkah lebih dekat menuju masyarakat bebas karbon,” ujar Menlu Retno.
Kedua, kerja sama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. Indonesia percaya Jepang juga menginginkan kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan makmur.
“Kami menginginkan arsitektur regional yang inklusif, di mana seluruh negara dapat merasa aman. Hanya dengan begitu kita dapat fokus menjadikan kawasan kita sebagai pusat pertumbuhan,” kata Menlu Retno.
Peringatan 50 tahun hubungan ASEAN-Jepang tahun ini menjadi momentum untuk memperkokoh kerja sama. Di bidang ekonomi, pertemuan menyambut baik ASEAN Japan Economic Co-Creation Vision guna mendorong berbagai kerja sama di bidang ekonomi digital, pembiayaan inovatif untuk infrastruktur, ekonomi hijau untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, dukungan UMKM, dan penguatan rantai pasok global.
Pertemuan juga mengangkat pentingnya identifikasi kerja sama strategis lainnya, termasuk di bidang transisi energi, sains teknologi, kerja sama kebudayaan dan pariwisata dan pemuda. Di bidang kesehatan, pertemuan mendorong implementasi pendirian Pusat Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Penyakit Menular ASEAN. Jepang siap mendukung ASEAN yang lebih resilien, termasuk melalui inisiatif AZEC (Asia Zero Emission Community) dan pembangunan infrastruktur yang berkualitas.
Di bidang keamanan, pertemuan menggarisbawahi pentingnya menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan melalui penghormatan terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB. Ditekankan pentingnya kerja sama mengatasi isu-isu keamanan non-tradisional seperti keamanan siber.
Jepang berkomitmen untuk terus mendukung sentralitas ASEAN, termasuk melalui implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). Jepang menyampaikan komitmen pendanaan sebesar USD 100 juta untuk mendukung implementasi AOIP.
Pertemuan menyepakati peningkatan kemitraan ASEAN-Jepang dari Kemitraan Strategi menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif yang akan diumumkan pada KTT ke-26 ASEAN-Jepang di Jakarta bulan September mendatang. Menlu Jepang juga mengundang Para Pemimpin ASEAN untuk hadir pada ASEAN–Japan Commemorative Summit di Tokyo pada 16-18 Desember 2023, yang akan mengadopsi dokumen Visi Masa Depan ASEAN – Jepang.