Voinews,Jakarta: Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso mengatakan. pemerintah Indonesia menyambut Putusan Panel Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada sengketa dagang kelapa sawit, Jumat, pekan lalu (10/1). Dalam Laporan Hasil Putusan Panel WTO, pemerintah Indonesia membuktikan diskriminasi oleh Uni Eropa, pada penyelesaian sengketa di Badan Penyelesaian Sengketa WTO. Dilansir Antara, dalam keterangannya di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (16/1), Budi menyampaikan, sambutan pemerintah Indonesia tersebut sebagai dasar agar Uni Eropa "tidak sewenang-wenang" dalam memberlakukan kebijakan yang diskriminatif.
Ia berharap, di masa depan, negara mitra dagang lainnya tidak memberlakukan kebijakan serupa yang berpotensi menghambat arus perdagangan global. Secara umum, Panel WTO menyatakan, Uni Eropa melakukan diskriminasi dengan memberikan perlakuan kurang menguntungkan terhadap minyak nabati berbahan baku kelapa sawit dari Indonesia, dibandingkan produk serupa dari Uni Eropa, seperti rapeseed dan bunga matahari. Menurut Budi, Indonesia menganggap hal tersebut sebagai bentuk proteksionisme dengan dalih menggunakan isu kelestarian lingkungan. (Antara)
Voinews,Jakarta: Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono mengatakan Indonesia menyambut baik terjadinya kesepakatan antara kelompok perlawanan Palestina, Hamas, dengan Israel terkait gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina dan menyebutnya sebagai momentum baik yang perlu dipertahankan. Dilansir Antara, Sugiono kepada awak media di Jakarta, Kamis (16/1) berharap, kedua pihak bisa memenuhi kewajiban masing-masing. Dengan demikian, suasana kondusif dan mendukung bisa berlanjut dan tidak lagi memakan korban.
Menurutnya, hal ini merupakan satu momentum yang bagus. Sebelumnya, Menlu Sugiono telah memberikan pernyataan mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza, yang diumumkan Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani. Melalui akun Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di media sosial X, Kamis, Sugiono memandang gencatan senjata tersebut sesuai dengan yang selama ini terus didorong bersama masyarakat internasional. Ia juga menegaskan, Indonesia siap berkontribusi memulihkan kehidupan bermasyarakat di Gaza, baik melalui bantuan kemanusiaan, dukungan terhadap peran Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), atau pun upaya rekonstruksi Gaza. (Antara)
Voinews,Jakarta: Indonesia tahun ini resmi menerapkan pajak minimum global (GMT), yang merupakan kesepakatan oleh G20, dan dikoordinasikan oleh Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Dilansir Antara, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu di Jakarta, Kamis (16/1) mengatakan, dengan ketentuan ini, praktik penghindaran pajak dapat dicegah. Febrio menyambut baik kesepakatan ini, karena sangat positif dalam menciptakan sistem perpajakan global yang lebih adil.
Saat ini, terdapat lebih dari 40 negara yang telah menerapkan ketentuan tersebut, dengan mayoritas negara menerapkan pada tahun 2025. Febrio menegaskan, wajib pajak orang pribadi dan UMKM tidak termasuk dalam ketentuan itu. Adapun wajib pajak yang termasuk dalam ketentuan, akan dikenakan pajak minimum global, dengan tarif 15 persen mulai tahun ini. Febrio memastikan, pemerintah Indonesia tetap memperhatikan iklim investasi di Indonesia, dalam menerapkan pajak minimum global. Hal itu diwujudkan, melalui insentif yang akan diberikan, kepada sektor-sektor yang menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi, guna menjaga daya saing. (Antara)
Voinews,Jakarta: Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyatakan, Indonesia siap menghadapi dampak dari potensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok. Budi di Jakarta, Rabu (15/1), mengatakan potensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok diprediksi akan muncul setelah Donald Trump resmi menjadi presiden.
Trump diketahui mengusulkan kebijakan tarif 100 persen untuk negara anggota BRICS dan kenaikan tarif sebesar 60 persen pada produk Tiongkok, yang berpotensi meningkatkan ketegangan geopolitik dan disrupsi rantai pasok global. Budi menyampaikan, salah satu kunci mempertahankan perekonomian di tengah ketegangan tersebut adalah dengan meningkatkan daya saing. Menurut dia, daya saing yang kuat akan membuat Indonesia dilirik oleh negara-negara lain karena unggul untuk perdagangan barang dan jasa. Lebih lanjut, Budi menyampaikan, pemerintah akan mencoba pendekatan baru untuk menjalin kerja sama ekonomi bilateral dengan AS. Antara