20
November

 

VOinews.id- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan nama kereta cepat relasi Jakarta-Bandung, yakni Whoosh sudah dikenal hingga luar negeri. Menhub mencontohkan saat ia kunjungan kerja ke Malaysia, orang-orang di sana banyak yang bertanya tentang Whoosh. "Ketika kemarin saya ke Malaysia, mereka tidak bilang kereta cepat tetapi bilangnya Whoosh-nya bagaimana? Jadi, brand Whoosh itu sudah diketahui banyak orang hingga ke luar negeri," kata Menhub lewat keterangan yang diterima di Jakarta, Senin. Ia juga mengungkapkan ada warga dari Malaysia turut antusias menjajal Whoosh. "Mereka mendarat di Kertajati. Lalu menginap semalam di Bandung, naik Whoosh ke Jakarta kemudian kembali ke Malaysia. Ini sangat luar biasa,” ucap Menhub. Sebulan setelah beroperasi komersial, Whoosh mendapatkan antusiasme yang tinggi dari warga. Berdasarkan data PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), tercatat pergerakan penumpang tertinggi menembus 21 ribu penumpang dalam sehari. Sejak dioperasikan, Whoosh sudah melayani 400 ribu penumpang, dengan tingkat okupansi melebihi 95 persen. Menhub pun menyambut baik antusiasme warga terhadap pengoperasian Whoosh. Hal itu diungkapkan Menhub saat meninjau Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta Timur, Minggu (19/11). Pada kesempatan itu, ia menyapa dan berbincang langsung kepada masyarakat pengguna Whoosh. Masyarakat, kata dia, mengaku puas dan bangga dengan adanya Whoosh. "Hari ini saya ingin jalan-jalan ke Whoosh ternyata penuh sekali. Pergerakannya sudah sebanyak 36 kali. Sebanyak 18 ke Bandung dan 18 ke Jakarta. Yang lebih menggembirakan lagi yang tadinya naik mobil ke Bandung atau Jakarta, pindah naik Whoosh. Ini tujuan Presiden Jokowi untuk menjadikan ini kereta api massal," ujarnya. Lebih lanjut, ia mengungkapkan banyak masyarakat yang juga menjadikan Whoosh sebagai tujuan wisata. Ia mencontohkan masyarakat Bandung banyak yang memilih ingin merasakan naik Whoosh. "Begitu tiba di Jakarta, mereka langsung menjajal LRT yang terkoneksi dengan Whoosh. Lalu mereka wisata kuliner dan kemudian balik kembali ke Bandung pada hari yang sama," tuturnya.

 

Antara

20
November

 

VOinews.id- Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyatakan bahwa penggunaan produk-produk dalam negeri berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi dan kemajuan industri di Indonesia. "Dengan kita semua membeli produk-produk dalam negeri atau usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), niscaya akan membuat Indonesia akan lebih maju dan berdaya," kata Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves Odo RM Manuhutu dalam acara pelaksanaan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia/Produk Dalam Negeri dan Bangga Berwisata di Indonesia (Gernas BBI/PDN& BBWI), di Jakarta, Minggu.

 

Mewakili Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Odo menyampaikan bahwa pemerintah mendorong agar seluruh masyarakat, khususnya pemerintah daerah agar membelanjakan kebutuhan untuk penyelenggaraan pemerintahan dengan produk-produk dalam negeri. Ia menilai, dengan membeli produk-produk lokal buatan dalam negeri, berarti telah peduli dengan usaha UMKM yang ada di Indonesia. Selain itu membeli produk lokal merupakan suatu bentuk nyata dalam membantu memajukan UMKM serta perekonomian Indonesia. "Membeli produk dalam negeri sangat bermanfaat bagi masyarakat luas. Pesan dari Pak Menko adalah agar selalu membeli produk dalam negeri. Harapan ini tidak hanya dari Pak Menko, tetapi juga dari Bapak Presiden Joko Widodo," ujarnya lagi.

 

Gernas BBI-BBWI Provinsi DKI Jakarta menjadi agenda penutup dari Gernas BBI-BBWI yang digelar di berbagai provinsi di Indonesia. Fokus dari agenda tersebut kali ini adalah transformasi digital UMKM, akses lokapasar, transaksi nirtunai dan QRIS, serta pengembangan wisata urban. Kegiatan Gernas BBI/PDN & BBWI 2023 Jakarta diawali dengan pelaksanaan Kick Off Ceremony pada 8 September 2023 di Sarinah yang diisi dengan berbagai kegiatan seperti bazar UMKM, business matching, pelatihan UMKM, business competition, serta pendampingan desainer muda yang berasal dari sekolah menengah kejuruan (SMK) dan sekolah vokasi di Jakarta.

 

 

Antara

19
November

Suasana Global Forum for Climate Movement di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. (Foto: Kemlu RI)

 

VOInews.id: Delegasi dari berbagai negara dan organisasi dunia menyerukan aksi untuk mengatasi tantangan perubahan iklim. Seruan ini disampaikan dalam Global Forum for Climate Movement (Forum Global untuk Gerakan Iklim), Jumat-Sabtu (17-18/11/2023). Dalam forum di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta ini, mereka menyerukan budaya, inovasi, dan kolaborasi hijau.

18
November

 

VOInews, Jakarta: Kementerian Luar Negeri RI bersama dengan Organisasi Islam Muhammadiyah dan didukung oleh ViriyaENB (Indonesian Foundation for Net Zero Emission) dan Universitas Ahmad Dahlan menginisiasi Forum Global untuk Gerakan Iklim, atau Global Forum for Climate Movement yang mengangkat tema Promoting Green Culture, Innovation, and Cooperation di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta (17-18/11).

 

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyampaikan Global Forum for Climate Movement merupakan wujud nyata peran Muhammadiyah dalam isu perubahan iklim.

 

“Partisipasi seluruh pemangku kepentingan dalam agenda penanganan iklim sangat dibutuhkan, termasuk yang saat ini dilakukan oleh Muhammadiyah," ungkap Menlu Retno dalam keterangan yang diterima di Jakarta Sabtu (18/11/2023).

 

Menlu Retno juga mengatakan sangat penting membangun kesadaran akan mengatasi krisis iklim sepeti memperkuat kerja sama internasional.

 

“Penting bagi kita bersama membangun kesadaran akan krisis iklim, memperkuat kerja sama internasional, dan memperkuat panduan etika dan moral untuk mewujudkan perilaku ramah lingkungan," kata Menlu Retno.

 

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyampaikan bahwa perubahan iklim merupakan permasalahan bersama yang dihadapi oleh seluruh umat manusia dan seluruh bangsa di dunia.

 

“Saat ini dunia sedang mengalami krisis ekosistem akibat perubahan iklim yang berdampak luas terhadap seluruh kehidupan di alam semesta," kata Haedar Nashir.

 

Oleh karena itu, menurutnya diperlukan upaya dan gerakan bersama untuk mencari solusi strategis dan sistemik di tingkat global untuk menjamin masa depan keberadaan manusia dan lingkungan hidup.

 

Forum Internasional “Global Forum for Climate Movement: Promoting Green Culture, Innovation, and Cooperation" yang diadakan di kampus Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta ini akan dihadiri oleh 260 orang peserta yang berasal dari perwakilan 13 Negara sahabat (Australia, Jepang, Kenya, Malaysia, Maroko, Belanda, Norwegia, Papua Nugini, Filipina, Singapura, Inggris, Amerika Serika, dan Takhta Suci Vatikan), Organisasi Internasional (UNDP, UNESCAP, Uni Eropa), Faith Based Organization di Indonesia, dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) 35 provinsi se Indonesia, Organisasi Otonom Muhammadiyah di tingkat Pusat, dan Non Government Organization (NGO) terkait.