Keterangan Pers Menlu RI Retno Marsudi, Manila, 10 Januari 2024 (Foto : Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)
VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia harus memanfaatkan momen Pertemuan Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia dengan Filipina. Hal itu ia katakan saat bertemu dengan Menlu Filipina Enrique A. Manalo menjelang pertemuan Presiden RI Joko Widodo dengan Presiden Filipina Marcos Jr JCBC ke-7 pada di Manila, Filipina.
“Kita harus memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat hubungan bilateral kita di berbagai sektor yang menjadi kepentingan bersama dan untuk mengatasi tantangan regional dan global secara bersama-sama,” kata Menlu Retno dalam keterangan yang diterima pada Rabu (10/1/2024) di Jakarta.
Menlu Retno juga menyampaikan Indonesia menyambut baik penguatan perdagangan bilateral dan mengeksplorasi peluang perdagangan baru.
“Kami menyambut baik pertumbuhan perdagangan bilateral kami selama 5 tahun terakhir meskipun ada krisis global untuk lebih memperkuat perdagangan bilateral, kami berkomitmen untuk mengeksplorasi peluang perdagangan baru,” ucap Menlu Retno.
Selain itu, dalam bidang investasi, Menlu Retno mengapresiasi dan menyambut baik antusiasme investor dari kedua negara untuk saling memperkuat kerja sama.
“Delegasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia juga sedang berkunjung ke Manila,” katanya.
Selain berdiskusi soal kerja sama bilateral kedua negara, Menlu Retno mengapresiasi upaya bersama Filipina dan Badan Pengungsi PBB (UNHCR) dalam mendaftarkan dan mengukuhkan Orang Keturunan Indonesia di Mindanao dan menyatakan bahwa Indonesia menantikan dukungan lebih lanjut untuk pendaftaran gelombang kedua.
“Saya juga mengapresiasi upaya bersama antara Filipina dan UNHCR dalam mendaftarkan dan mengukuhkan Warga Negara Indonesia Keturunan (WNIK) di Mindanao dan kami menantikan dukungan lebih lanjut untuk gelombang kedua pendaftaran WNIK,” tutupnya.
VOInews, Jakarta: Pemerintah Indonesia mendukung upaya hukum Afrika Selatan di Mahkamah Internasional atas dugaan genosida Israel. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan Indonesia tidak bisa ikut menggugat Israel, karena Indonesia bukan negara pihak dalam Konvensi Genosida.
"Secara moral dan politis Indonesia mendukung sepenuhnya upaya hukum Afrika Selatan di Mahkamah Internasional atas dugaan genosida Israel di Gaza. Namun secara hukum Indonesia tidak bisa ikut menggugat karena dasar gugatan adalah Konvensi Genosida dimana Indonesia bukan Negara Pihak," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (9/1/2024).
Majelis Umum PBB telah meminta saran dan pendapat (advisory opinion) Mahkamah Internasional mengenai “status dan konsekuensi hukum” pendudukan Israel terhadap Palestina. Terkait hal ini, menurut Iqbal, Indonesia yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan menyampaikan pendapat di Mahkamah Internasional pada Februari mendatang.
"Dalam kaitan ini, pada 19 Februari 2024 mendatang Menlu RI dijadwalkan hadir untuk menyampaikan pendapat lisan (oral statement) di depan Mahkamah Internasional guna mendorong Mahkamah memberikan advisory opinion sebagaimana diminta oleh Majelis Umum PBB," kata Iqbal.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menerima imbauan mendesak (urgent appeal) dari Komnas HAM Palestina melalui Asia Pacific Forum for National Human Rights Institution (APF) yang merupakan koalisi National Human Rights Institution (NHRI) di Asia Pasifik, untuk mendukung upaya hukum yang dilakukan oleh Afrika Selatan di International Court of Justice (ICJ) di Hague atas dugaan Genosida oleh Israel di Gaza Palestina.
Persidangan atas upaya hukum Afrika Selatan terhadap Israel yang diduga melakukan genosida di Gaza Palestina akan dimulai 11 Januari 2024.
Dalam keterangan pada Selasa, Komnas HAM menyatakan dukungan terhadap upaya hukum Afrika Selatan di Mahkamah Internasional. Komnas HAM juga mendorong Pemerintah Indonesia untuk melakukan intervensi di ICJ dengan mendukung upaya hukum Afrika Selatan di ICJ atas dugaan genosida yang dilakukan oleh Israel di Gaza Palestina.
VOInews, Jakarta: Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi menerima kedatangan 7 orang Tim Judo Indonesia di Gedung KBRI Tokyo, Selasa (9/1/2024). Dubes Heri mengapresiasi keikutsertaan Tim Judo Indonesia dalam program latihan bersama (kangeiko) antar negara yang diselenggarakan oleh Kodokan Judo Institute sejak 6-15 Januari 2024.
“Latihan bersama ini penting dilakukan para atlet. Selain untuk mengetahui dasar-dasar Judo di Jepang, juga dapat membantu menjalin komunikasi dan kerja sama antar atlet Judo Indonesia-Jepang,” kata Dubes Heri yang didampingi Atase Keuangan Leni Nurlaeni, dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta.
Dubes Heri berharap program latihan bersama ini dapat dilakukan secara rutin, terutama untuk para pelatih Judo di Indonesia. Ia juga menekankan ajang pelatihan bersama ini dapat memperkuat saling pengertian antar Indonesia dan Jepang.
Dalam kesempatan itu, Horas Manurung, pelatih judo yang mendampingi para atlet menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dubes Heri Akhmadi atas dukungan yang diberikan. Ia berharap pelatihan Judo antar negara ini dapat semakin meningkatkan keterampilan teknik dasar Judo yang dimiliki para atlet Judo Indonesia. Termasuk teknik menghadapi kuncian lawan.
Program pelatihan bersama para atlet Judo Indonesia dengan Jepang akan dilanjutkan di sejumlah universitas di antaranya Waseda University dan sekolah menengah atas di Tokyo.
Dua atlet Judo Indonesia yaitu Maryam March Maharani dan I Gede Agas Darma Wardana setelah mengikuti program latihan di Jepang akan mengikuti latihan di Paris dan ajang pertandingan Internasional. Horas Manurung berharap keikutsertaan dua atlet di ajang pertandingan dunia itu dapat meningkatkan peringkat dalam rangka pengumpulan poin sehingga keduanya lolos mengikuti cabang olah raga Judo di Olimpiade Paris 2024.
VOInews, Jakarta: Stasiun Siaran Luar Negeri Voice of Indonesia (VOI) RRI menjadi tuan rumah organisasi (host organization) dua mahasiswa Australia: Matthew Toohey dan Maddie Toth yang akan mengikuti program magang the ACICIS Journalism Professional Practicum (JPP) mulai 15 Januari sampai dengan 9 Februari 2024.
Kepada VOI di Jakarta, Senin (08/01/2024) Matthew Toohey, mahasiswa Strata dua (S2) jurusan Hubungan Internasional dan Jurnalistik di Monash University Melbourne menyatakan, ketertarikannya dalam dunia jurnalistik multimedia, khususnya online dan radio.
“Saya sangat tertarik untuk melihat, melakukan beberapa wawancara dan belajar bagaimana menghasilkan berita di berbagai platform berbeda, khususnya online, khususnya di radio dan penyiaran. Saya tahu bahwa Voice of Indonesia memiliki pendekatan yang sangat multi-platform, jadi saya sangat tertarik untuk mencoba keduanya dan melihat bagaimana hal itu terjadi ketika membuat satu berita dan membuatnya dengan berbagai cara,” kata Matthew Toohey.
Sementara itu, Maddie Toth, mahasiswa jurusan Komunikasi dan Jurnalistik di Murdoch University, Perth, Australia berharap dapat melakukan pekerjaan di balik layar seperti produksi, mengedit dan menulis naskah.
“Jadi saya berharap untuk melakukan banyak pekerjaan di belakang layar, banyak produksi, pengeditan, pembuatan skrip, dan hal-hal seperti itu. Saya lebih suka diri saya berada di belakang segalanya. Dan ya, menurut saya ini akan menjadi peluang yang luar biasa untuk dapat memproduksi dan berkarya untuk Voice of Indonesia,” Maddie Toth.
Australian Consortium for in-Country Indonesian Studies- ACICIS merupakan konsorsium nirlaba yang melibatkan Universitas terkemuka di Australia yang memiliki program studi mengenai Indonesia. Program magang Journalism Professional Practicum (JPP) telah diselenggarakan sejak tahun 2008 dan menarik banyak mahasiswa dari Australia untuk mendapatkan pengalaman bekerja di Indonesia, sekaligus mendalami budaya Indonesia.