25
September

 

VOinews.id​​​​​Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) mempromosikan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari berbagai kabupaten di Indonesia dalam acara Jakarta Dessert Week (JDW) 2023 yang dimulai pada Minggu. Dalam acara JDW 2023, LTKL menyediakan bahan baku untuk diolah menjadi makanan penutup yang disajikan dalam acara tersebut. Adapun bahan baku yang digunakan antara lain Coklat Couverture dari Kabupaten Sintang, Madu Kelulut dari Kabupaten Sanggau, Madu NaDa21 dari Kabupaten Musi Banyuasin, Kopi Prilian Kulawi dari Kabupaten Sigi. Bahan-bahan tersebut merupakan hasil dari hilirisasi komoditas lestari menggunakan sumber daya alam lokal dan diolah masyarakat setempat secara gotong royong.

 

Deputy Head of Institutional Building LTKL Adinda Meycy Aksari dalam keterangan resmi,mengatakan kegiatan LTKL menghadirkan produk UMKM kabupaten pada acara JDW 2023 merupakan upaya memperkuat pengembangan UMKM dari berbagai sektor khususnya makanan dan minuman sebagai bentuk kampanye Bangga Buatan Indonesia.

 

 

"Hal ini selaras dengan visi ekonomi lestari dan peluang di Jakarta Dessert Week, dimana melalui acara ini dapat menghubungkan bahan baku berbasis alam dari kabupaten anggota kami untuk dapat terhubung ke pasar melalui pengembangan produk turunan melalui menu yang disajikan di JDW," ujar Adinda. Melalui acara JDW 2023, masyarakat dapat melihat berbagai produk unggulan kabupaten yang mampu bersaing dengan produk luar negeri serta membangun rasa bangga terhadap produk buatan Indonesia.

 

Adinda menuturkan JDW 2023 membuka pintu gerbang antara petani lokal, baik penghasil madu, coklat hingga kopi dengan para pelaku UMKM hingga pebisnis kuliner di Jakarta. Lewat kegiatan itu, dia berharap produk lokal unggulan bisa naik kelas dan dinikmati oleh semua kalangan. Selain melalui acara JDW 2023, LTKL juga mempromosikan produk UMKM dari kabupaten melalui platform digital guna meningkatkan penjualan sekaligus menjangkau pasar yang lebih luas. "Platform ini akan menjadi kanal yang strategis untuk aktivasi digital yang menyasar penjualan untuk membuktikan bahwa produk lokal lestari dapat memiliki target dan capaian penjualan yang baik. Selain juga meningkatkan akses pasar bagi produk-produk UMKM melalui e-commerce," ucap Adinda.

 

Antara

25
September

 

VOInews.id- Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki mengakui bahwa harus ada perbaikan regulasi untuk melindungi industri tekstil dalam negeri dari gempuran produk-produk impor. Pasalnya, menurut Teten, dari hasil tinjauannya di Kabupaten Bandung, Minggu, dirinya mendapatkan informasi dari para pelaku usaha bahwa regulasi yang ada kini, masih belum bisa membendung serbuan barang impor hingga memukul telak industri dalam negeri baik tingkat pengecer sampai produsen, termasuk pada sektor tekstil.

Teten menjelaskan para pelaku usaha, menilai Safeguard (tindak pengamanan) kurang efektif katanya, di mana Safeguard untuk pakaian Rp25 ribu untuk satu potong, tapi dijual secara online bisa di bawah Rp25 ribu. "Itu artinya regulasinya tidak jalan, nah kita tidak tahu apakah ini ada indikasi masuknya tidak resmi atau tidak dilaporkan ini soal kepabeanan. Tadi mereka menyampaikan bahwa masuk barang ke Indonesia itu terlalu mudah dan murah.

Itu yang tadi minta ke pemerintah supaya regulasi dibenahi," ucapnya. Karena itu, kata Teten, berbagai masukan yang disampaikan itu akan dikoordinasikan lebih lanjut di tingkat pemerintah pusat melalui Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg), mengingat kewenangan tersebut ada di Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan.

Termasuk, lanjut dia, soal usulan penetapan harga pokok khusus, seperti China yang menetapkan bahwa barang masuk dari luar negeri tidak boleh lebih rendah dari Harga Pokok Penjualan (HPP) demi melindungi industri dalam negeri. Pasalnya efek membanjirnya barang impor yang juga menerapkan predatory pricing atau jual rugi melalui daring atau online, mengakibatkan berbagai pusat penjualan besar seperti ITC Kebon Kalapa, Pasar Andir, hingga Pasar Tanah Abang sepi, bahkan produsen sendiri tidak bisa bersaing dalam platform daring.

"Jadi betul juga apa yang disampaikan para pelaku usaha di sini, bahwa kita tuh barang dari luar masih terlalu mudah dan murah masuknya, sehingga memukul produksi dalam negeri. Makannya saya akan coba sampaikan ini," ucapnya. Mudah masuknya barang-barang impor itu, menurut Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemi Kartiwa dikarenakan adanya pelambatan ekonomi global hingga barang-barang dari produsen besar dunia seperti China tidak terserap ke berbagai negara seperti Amerika, akhirnya mereka mencari pasar baru yang memiliki pembatasan perdagangan (trade barrier) yang lemah.

"Jangan sampai Indonesia hanya dijadikan market, karena memang Indonesia kan populasinya nomor empat di dunia, dan GDP kita masih cukup terkontrol dan inflasi Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan negara lain, makanya kita ini dibidik oleh mereka menjadi pangsa pasarnya," ucap dia.

Karenanya, kata Jemi, dalam diskusi para pelaku usaha konveksi dan tekstil di Kabupaten Bandung bersama MenkopUKM Teten Masduki, ada usulan untuk pakaian jadi dari yang sekarang pembatasannya mungkin di "post border", diusulkan menjadi "border".

"Atau yang spesifik, istilahnya regulasi itu bisa menahan derasnya masuk produk-produk impor tersebut. Kalau kita tidak pintar melakukan trade barrier, maka kita ini akan rontok ekosistemnya, hilirnya rontok maka terimbas juga ke hulunya," ucap dia menambahkan.

 

Antara

24
September

Suasana Sarasehan Gerakan Cerdas Memilih di KJRI Hong Kong, Hong Kong, Tiongkok, Minggu (24/9/2023). (Foto: Andi Permadi/VOI)

 

VOInews, Hong Kong: Persiapan jelang pemilihan umum (pemilu) 2024 sedang berjalan di luar negeri, termasuk Hong Kong dan Makau di Tiongkok. Saat ini, Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Hong Kong dan Makau sedang berada pada tahap verifikasi dan sosialisasi.

24
September

 

 

 

VOInews, Jakarta: Indonesia menyoroti situasi global saat ini yang berada di persimpangan jalan. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan satu-satunya jalan yang dapat diambil untuk mengatasi berkurangnya kepercayaan dan kesenjangan global adalah dengan meningkatkan solidaritas dan tanggung jawab kolektif global.

“Bagi Indonesia, kepemimpinan global tidak hanya melulu tentang kekuasaan atau pengaruh untuk mendikte orang lain. Kepemimpinan global adalah tentang mendengarkan yang lain, menjadi bridge builder, menghormati hukum internasional secara konsisten, serta menghormati semua negara secara setara,” kata Menlu Retno dalam pidatonya di depan Majelis Umum PBB, di New York, Amerika Serikat, Sabtu (23/9/2023), seperti dikutip dari keterangan Kementerian Luar Negeri RI.

Seruan tersebut diambil dari pesan inti dari Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di tahun 1955. Melalui 10 Prinsip Bandung, Indonesia menyerukan kepada seluruh negara untuk menghormati Hak Asasi Manusia, Piagam PBB, kedaulatan dan integritas wilayah, kesetaraan, menyelesaikan konflik secara damai, serta mendorong peningkatan kerja sama dan kepentingan bersama. Semangat Bandung inilah yang mendorong Indonesia menjadi negara yang bisa mendengar dan selalu menjadi bagian dari solusi.

Apakah kita benar-benar memiliki komitmen untuk membangun kepercayaan dan berupaya mencapai SDGs? Apakah kehadiran kita di SMU PBB ini benar-benar menunjukkan kesiapan kita untuk bersatu dan menunaikan tanggung jawab bersama? Apakah kita benar-benar mau melakukan apa yang kita sampaikan (walk the talk)?,” katanya.

Oleh karena itu, dalam kesempatan yang sama, Menlu Retno mendesak kepemimpinan kolektif global. Menurutnya seluruh pihak harus dapat menjunjung tinggi hukum internasional, khususnya prinsip utama kedaulatan dan integritas wilayah dan memastikan semua perbedaan diselesaikan di atas meja perundingan, bukan di medan perang.

“Nasib dunia tidak boleh ditentukan oleh segelintir pihak/negara,” kata Retno.

Ia menekankan bahwa dunia yang damai, stabil, dan sejahtera adalah hak dan tanggung jawab kolektif seluruh negara, baik negara besar atau kecil, di utara atau selatan, negara maju atau negara berkembang.Secara khusus, tanggung jawab kolektif ini sangat yang diperlukan untuk menyelamatkan rakyat Palestina dan Afganistan.

“Sudah terlalu lama kitamembiarkan saudara dan saudari kita di Palestina dan Afghanistan menderita. Indonesia tidak akan mundur sedikit pun untuk perjuangan mereka,” katanya.

Selain itu dirinya juga mendorong pembangunan untuk semua. Menurutnya, setiap negara memiliki hak yang sama untuk membangun dan tumbuh. Namun sayangnya arsitektur global saat ini hanya menguntungkan beberapa negara saja.

Kebijakan perdagangan yang diskriminatif masih terus terjadi, rantai pasok global masih dimonopoli, negara berkembang masih dililit hutang asing. Semua ini menjadi faktor pendorong tergerusnya kepercayaan dan solidaritas.

“Inilah saatnya bagi kita untuk lakukan perubahan. Hilirisasi industri tidak boleh jadi seruan eksklusif dari negara berkembang saja, tapi harus didukung oleh negara maju,” ujarnya.

Terkait isu perubahan iklim, Menlu juga menyerukan negara-negara maju untuk memenuhi tanggung jawab mereka termasuk untuk pembiayaan perubahan iklim, investasi hijau dan transfer of technology. Sementara untuk isu teknologi, ia berharap teknologi digital terkini seperti AI dapat diakses juga oleh negara-negara berkembang, karena penting bagi pertubuhan berkelanjutan mereka.

Lebih lanjut Menlu Retno Marsudi juga mendorong penguatan kerja sama regional. “Institusi regional harus menjadi kontributor utama dan 'building blocks’ bagi perdamaian dan kemakmuran dunia,” jelas Retno.

Ia menyampaikan, ASEAN adalah contoh kerja sama kawasan yang efektif dan berkontribusi bagi perdamaian dan kemakmuran global. Sebagai ketua ASEAN, Indonesia telah berhasil menavigasi ASEAN melewati dinamika geopolitik yang tidak mudah di kawasan.

“Kita tidak akan biarkan kawasan kita jadi ladang rivalitas. Bahkan, kita telah menjadikan kawasan ini sebagai pusat pertumbuhan, di mana semua negara diuntungkan,” tambah Retno.

Lebih lanjut ia juga menyampaikan bahwa selama keketuaan Indonesia di ASEAN, ASEAN tetap bersatu, sentralitasnya semakin kuat. ASEAN juga telah memulai pembahasan visi jangka panjang ASEAN 2045, menjalin kemitraan dengan Pacific Islands Forum dan Indian Ocean Rim Association dalam rangka menciptakan kawasan Indo Pasifik yang damai, serta mengimplementasikan ASEAN Outlook on Indo-Pacific ke dalam kerja sama konkret dan inklusif.

Terkait isu Myanmar, Menlu RI tegaskan bahwa ASEAN akan terus mendesak junta militer Myanmar untuk mengimplementasikan Five-Point Consensus. “ASEAN akan melakukan segala upaya untuk memastikan rakyat Myanmar tidak sendirian”, tegas Retno.

Di akhir pidatonya, Menlu Retno kembali menandaskan perlunya reformasi sistem multilateral yang ada saat ini dan mengajak negara-negara untuk menerjemahkan komitmen mereka ke dalam aksi nyata.