VOInews.id, Jakarta:Sugiono resmi ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri RI oleh Prabowo Subianto yang pada Minggu pagi telah dilantik sebagai Presiden RI bersama Gibran Rakabuming Raka yang turut ambil sumpah sebagai Wakil Presiden RI. Pengumuman tersebut disampaikan Prabowo usai jamuan makan malam bersama para calon menteri dan wakil menteri di Istana Negara Jakarta, Minggu malam. Presiden turut mengumumkan politisi Partai Gelora Anis Matta, Wakil Tetap RI untuk PBB Arrmanatha Nasir, dan Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno akan menjabat sebagai wakil menteri luar negeri.
Ketiga Wamenlu akan membantu Sugiono, yang pada periode 2019—2024 bertugas sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI, menjalankan tugasnya menakhodai diplomasi nasional sebagai Menlu RI pada Kabinet Prabowo, yang diberi nama “Kabinet Merah Putih.” Sugiono sebelumnya mengaku siap ditempatkan di posisi manapun untuk mendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, usai bertemu dengan Prabowo di kediamannya di kawasan Kartanegara IV, Jakarta Selatan, Senin (14/10). "Saya prajurit, apapun yang diberikan tugas kepada saya akan laksanakan sebaik baiknya dengan penuh tanggung jawab," kata Sugiono saat itu.
Sugiono diketahui telah bertugas menyambut tamu negara yang datang ke Tanah Air untuk upacara pelantikan Prabowo-Gibran, Sabtu (19/10). Ia menyambut Utusan Khusus Presiden Uni Emirat Arab Nahyan bin Mubarak Al-Nahyan yang tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad memastikan menteri-menteri yang diumumkan Presiden Prabowo malam ini bakal langsung dilantik sebagai menteri pada Senin (21/10) pagi, sementara untuk para wakil menteri, yang juga diumumkan malam ini, akan dilantik pada Senin sore hari. Beberapa hari sebelum pelantikan, Prabowo telah memanggil 100 orang lebih untuk calon menteri, calon wakil menteri, dan calon kepala badan ke kediaman pribadinya di Jalan Kartanegara Nomor 4, Jakarta Selatan. Prabowo juga memberi pembekalan kepada mereka selama dua hari di kediamannya yang berada di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Antara
VOInews.id, Jember:Pengamat ekonomi dari Universitas Jember Adhitya Wardhono PhD menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto perlu mendorong investasi di sektor energi terbarukan untuk mewujudkan harapannya menuju swasembada energi di Indonesia. Presiden Prabowo Subianto menyatakan komitmen Indonesia menuju swasembada pangan dan energi sebagai langkah utama guna menghadapi tantangan global yang makin kompleks, yang disampaikan pada pidato pertamanya usai Pengucapan Sumpah sebagai Presiden Republik Indonesia, di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD, Jakarta, Minggu (20/10).
"Ketergantungan Indonesia pada energi fosil, terutama batu bara, memerlukan transisi cepat menuju energi terbarukan," kata Adhitya Wardhono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Jawa Timur, Senin. Menurutnya, Pemerintah perlu merumuskan kebijakan untuk mendorong investasi di sektor energi terbarukan, termasuk insentif fiskal dan regulasi menarik bagi investor dalam teknologi energi bersih seperti tenaga surya, angin, dan bioenergi. "Selain itu, memperkuat infrastruktur seperti jaringan listrik pintar dan fasilitas penyimpanan energi sangat penting untuk memaksimalkan investasi," ujar pakar ekonomi Unej itu pula. Ia mengatakan langkah-langkah itu akan membantu Indonesia mengurangi ketergantungan pada energi fosil, menurunkan emisi gas rumah kaca, dan menjadi pelopor transisi energi berkelanjutan sesuai komitmen global terhadap perubahan iklim.
"Ketergantungan Indonesia pada energi fosil, terutama untuk sektor pembangkit listrik, membuat negara rentan terhadap fluktuasi pasar energi global dan risiko lingkungan," katanya pula. Oleh karena itu, percepatan transisi menuju energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan bioenergi, menjadi langkah strategis untuk memastikan ketahanan energi jangka panjang. Namun, tantangan utama adalah infrastruktur dan investasi yang masih terbatas di sektor energi terbarukan, sehingga transisi itu membutuhkan komitmen besar, baik dari sektor publik maupun swasta, serta kebijakan yang mendukung inovasi teknologi dan kemudahan investasi.
Adhitya menjelaskan pengembangan energi terbarukan juga harus sejalan dengan kebutuhan untuk menciptakan lapangan kerja baru dan menjaga stabilitas ekonomi lokal yang selama ini bergantung pada industri batu bara. "Selain itu, diversifikasi sumber energi menjadi kunci untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada satu jenis sumber energi," katanya lagi. Ia mengatakan bahwa fokus pada swasembada energi dapat menciptakan kemandirian energi yang lebih besar dan mengurangi ketergantungan pada impor energi fosil, namun implementasinya memerlukan pendekatan yang terkoordinasi dengan kebijakan yang jelas dan dukungan internasional.
Antara
VOinews.id, Jenewa:Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Lebanon, Abdul Nasir Abubakar, pada Rabu (16/10) memperingatkan bahwa risiko penyebaran kolera di Lebanon "sangat tinggi" karena adanya pergerakan pengungsi. Pernyataan itu muncul setelah Kementerian Kesehatan Lebanon mengonfirmasi kasus pertama kolera di Lebanon—negara yang menjadi target serangan Israel.
Dalam jumpa pers di Jenewa, Abubakar mengatakan bahwa kasus infeksi itu dilaporkan di sebuah daerah di Lebanon utara yang belum mendapatkan vaksinasi kolera. Di tengah pergerakan pengungsi ke utara, dia menyebut risiko penularan "sangat tinggi" karena penduduk selatan tidak memiliki kekebalan terhadap kolera dalam beberapa dekade terakhir. WHO, bersama Kementerian Kesehatan Lebanon dan para mitra, berupaya menjaga ketersediaan air dan sanitasi di daerah-daerah berisiko tinggi.
Dalam jumpa pers itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa pihaknya telah memulai upaya mitigasi untuk memperkuat pengawasan dan pelacakan kontak, termasuk pengambilan sampel air di seluruh Lebanon. Program vaksinasi oral dengan sasaran 350.000 orang di daerah-daerah berisiko tinggi juga telah diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan. Namun, Tedros menyesalkan implementasi program tersebut terganggu oleh konflik. WHO telah memverifikasi 23 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Lebanon yang menyebabkan 72 staf medis dan pasien tewas dan 43 lainnya luka-luka.
Sumber: Anadolu
VOInews.id, Ramallah:Palestina pada Rabu (16/10) mengecam pemisahan Gaza utara oleh militer Israel dari bagian lain wilayah Jalur Gaza sebagai "kejahatan perang." Juru bicara presiden, Nabil Abu Rudeineh menyampaikan pernyataan itu saat serangan Israel di Gaza utara memasuki hari ke-12 secara berturut-turut, demikian laporan kantor berita Palestina, WAFA. Abu Rudeineh mengecam rencana Israel untuk mengisolasi Gaza utara sebagai tindakan yang "tidak dapat diterima dan patut dikecam."
Dia menegaskan bahwa tindakan itu tidak akan membangun keamanan atau stabilitas bagi kawasan, dan bahwa "satu-satunya solusi adalah mewujudkan negara Palestina yang merdeka berdasarkan perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya." Abu Rudeineh juga mengkritik operasi militer Israel yang melibatkan serangan tanpa henti di Gaza, sehingga memaksa ratusan ribu warga untuk mengungsi, dan penghancuran sebagian besar kamp pengungsi Jabalia.
Pejabat Palestina itu menekankan bahwa tindakan tersebut merupakan "kejahatan perang menurut hukum internasional." Pernyataan itu juga mengecam upaya untuk mengenyahkan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA),, serta menuduh Israel berusaha melikuidasi masalah pengungsi Palestina. Selain itu, Abu Rudeineh menyalahkan Amerika Serikat karena melumpuhkan Dewan Keamanan PBB, dengan mengutip dukungan finansial dan militer Washington yang terus-menerus terhadap Israel sebagai pemicu "kekejaman" yang dilakukan terhadap warga Palestina.
Tentara Israel melancarkan operasi militer di Gaza utara pada 6 Oktober di tengah pengepungan ketat di wilayah tersebut, dengan alasan bahwa serangan itu bertujuan mencegah Hamas membangkitkan kembali kekuatannya di daerah tersebut. Warga Palestina membantah klaim Israel, dengan mengatakan bahwa serangan mematikan itu bertujuan memaksa mereka untuk meninggalkan daerah tersebut secara permanen. Sejak itu, lebih dari 342 orang tewas di tengah kehancuran besar di seluruh wilayah tersebut, menurut pihak berwenang Palestina. Ini menandai operasi darat ketiga yang dilakukan oleh militer Israel di kamp Jabalia sejak dimulainya genosida yang sedang berlangsung di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Israel telah meluncurkan serangan brutal di Gaza menyusul serangan lintas batas kelompok perlawanan Hamas ke wilayah Israel tahun lalu. Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 42.400 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 99.000 lainnya. Konflik ini telah menyebar ke Lebanon, di mana Israel meluncurkan serangan mematikan di seluruh negara tersebut, menewaskan lebih dari 1.500 orang dan melukai lebih dari 4.500 lainnya sejak 23 September. Meskipun ada peringatan internasional bahwa Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan Israel yang tanpa henti terhadap Gaza dan Lebanon, Tel Aviv memperluas konflik dengan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.
Sumber: Anadolu