Akbar

Akbar

02
September

 

(voinews.id)Utusan Khusus PBB Bidang Kelautan Peter Thomson mengatakan pentingnya upaya global untuk merestorasi ekosistem mangrove, lahan basah, maupun lamun untuk memerangi perubahan iklim.

“Ekosistem mangrove sangat penting untuk melawan perubahan iklim,” ujar Peter Thomson dalam Tri Hita Karana Forum Climate “Membuat Sejarah untuk Aksi Iklim” secara virtual yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Semua orang, lanjut dia, harus berhenti mencemari laut serta menangkap ikan secara berlebihan. Thomson meminta semua pihak untuk melindungi dan memulihkan stok karbon biru yang sangat berhubungan dengan ekosistem mangrove, lahan basah maupun lamun.

Lamun adalah jenis tumbuhan yang hidup di laut dangkal, berbiji tunggal, terdiri atas rimpang, daun, dan akar, serta berbunga, berbuah dan menghasilkan biji Mangrove, lahan basah maupun lamun dikenal sebagai penyerap karbon yang terus menerus membersihkan udara dengan menyerap karbon dan menyimpannya di luar atmosfer.

Ia mengatakan laut bisa menjadi solusi untuk mengatasi perubahan iklim. Untuk itu, lanjut dia, semua pihak harus berinvestasi dalam ekonomi biru yang berkelanjutan, beralih ke sumber energi bahan bakar non-fosil dan mendanai infrastruktur energi lepas pantai yang terbarukan.

Dalam kesempatan terpisah, CEO Environmental Justice Foundation Steven Trent mengatakan lautan merupakan sekutu terpenting dalam melawan krisis iklim. “Kita harus menyadari ini dan bertindak untuk melindunginya. Kita tidak bisa melindungi iklim kita tanpa aksi laut,” kata dia.

Lautan menutupi lebih dari 70 persen permukaan bumi, mengandung 78 persen biomassa hewan dan menghasilkan lebih banyak oksigen daripada semua hutan dunia. Ia mengatakan lautan mengatur air hujan, cuaca, iklim, dan lingkungan pesisir. Lautan membuat Bumi layak huni bagi umat manusia.

Ini merupakan “jantung biru yang berdetak” di planet Bumi. Saat bumi memanas, lautan menyerap sekitar sepertiga dari CO2 yang kita lepaskan ke atmosfer, kata Trent. Lautan yang sehat dan penuh dengan kehidupan merupakan instrumen penting untuk mengatasi pemanasan global.

 

antara

02
September

 

(voinews.id)Ketua Kelompok Kerja Transisi Energi (ETWG) Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan semua negara yang tergabung dalam G20 sepakat mempercepat transisi energi dan mencapai tujuan global terkait pembangunan berkelanjutan serta pengendalian perubahan iklim. "Semua negara G20 sepakat atas tiga pilar transisi energi.

Ini tentu menjadi sinyal positif kepada komunitas global," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Jumat. Yudo menjelaskan G20 mempunyai ambisi dan komitmen sebagai bagian dari solusi atas masalah global untuk mendukung pemulihan ekonomi global dari pandemi, mempercepat kemajuan transisi menuju sistem energi yang lebih bersih secara berkeadilan; dan mendorong tercapainya akses energi modern yang terjangkau, handal, serta berkelanjutan.

Selain itu, forum 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah organisasi Uni Eropa tersebut juga berupaya menekan emisi global dan meningkatkan ketahanan energi untuk mitigasi berbagai resiko yang menyebabkan terganggunya kehandalan suplai dan ketidakstabilan pasar energi.

Secara konkret, sambung Yudo, persidangan forum ETWG-III juga mendorong adanya pernyataan bersama dari para menteri energi pada Energy Transitions Ministerial Meeting (ETMM).

"Kami sangat bersyukur di ETWG semua negara menunjukkan kesungguhan untuk mencapai konsensus atas berbagai isu sebanyak mungkin. Ini penting untuk memberikan sinyal bagi komunitas global bahwa G20 sebagai economic powerhouse berkomitmen untuk mendukung pemulihan ekonomi global sekaligus melakukan percepatan transisi energi," jelasnya.

Di sisi lain, persidangan transisi energi G20 kali ini juga berhasil merumuskan prinsip-prinsip dasar dalam mempercepat transisi energi yang disebut Bali COMPACT.

Bali COMPACT merupakan prinsip dasar yang disepakati negara G20 dalam melaksanakan percepatan transisi energi. Prinsip dasar percepatan transisi yang dihasilkan di Bali akan menjadi pondasi yang kokoh dan acuan bagi negara G20 dalam percepatan transisi energi yang dilakukan.

Prinsip itu kemudian diterjemahkan dalam Bali Energy Transitions Roadmap melalui kerangka tiga pilar transisi energi dengan dukungan dari organisasi internasional yang menjadi knowledge partners ETWG.

Peta jalan itu akan menjadi kerangka aksi dalam proses percepatan transisi energi yang diinisiasi Indonesia dan diharapkan dapat dilanjutkan dan diperkaya oleh Presidensi G20 berikutnya yang secara berurutan dipegang oleh tiga negara berkembang, yaitu India, Brazil, dan Afrika Selatan.

"Di sini kami membahas bahwa transisi energi jangan sampai mengganggu pertumbuhan ekonomi negara berkembang.

Transisi energi dilakukan secara berkeadilan dengan mempertimbangkan keterjangkauan harga, inklusifitas jenis energi dan teknologi, serta memastikan memberikan manfaat bagi semua kelompok masyarakat yang terdampak," kata Yudo.

"Maka dari itu, saat ini kami menyusun kesepakatan bersama dengan tetap mempertimbangkan situasi dan kondisi masing-masing negara bagaimana kolaborasi di G20 bisa terjadi secara sinergis," imbuhnya.

 

antara

02
September

 

(voinews.id)Pemerintah Mississippi, Amerika Serikat, pada Kamis menambah tempat distribusi air minum bagi masyarakat Kota Jackson yang kekurangan air bersih sejak fasilitas pengolahan air di ibu kota negara bagian itu rusak empat hari lalu.

Warga Jackson terus mengantre di tempat-tempat distribusi tersebut dan toko-toko yang menjual kebutuhan pokok. Pemkot mengatakan proses perbaikan Pengolahan Air OB Curtis, yang sejak Senin malam telah rusak akibat banjir belum lama ini, mencapai "kemajuan signifikan".

"Ada sejumlah masalah yang masih harus diselesaikan dalam beberapa hari ke depan, tetapi perbaikan hari ini mengalami kemajuan," kata Pemkot Jackson dalam pernyataan.

Meski masih terbatas, air sudah kembali mengalir ke sejumlah kawasan. Gubernur Mississippi Tate Reeves mengatakan 600 anggota Garda Nasional akan dikerahkan untuk membagikan air ke 180.000 warga terdampak di kota itu dan sekitarnya "Kepada warga kota, saya tahu Anda menghadapi situasi yang sangat tidak adil.

Ini membuat frustrasi. Ini salah. Ini harus diperbaiki," kata Reeves dalam jumpa pers. Krisis air tersebut telah melumpuhkan Jackson. Banyak toko dan restoran ditutup, sedangkan sekolah dan kampus terpaksa menggelar pembelajaran daring.

"Saya bersama enam anak di sini. Saya terus mengingatkan mereka, 'Jangan menggosok gigi dengan air itu, jangan membasuh muka dengan air itu'," kata Denika Samuel di rumahnya.

"Sebagai orang tua, saya akan melakukan apa pun untuk bertahan selama krisis air ini," katanya. Sejak fasilitas pengolahan air gagal beroperasi pada Senin, petugas lokal dan negara bagian telah berusaha untuk memasang pompa sementara dan memperbaiki peralatan.

Pemkot mengatakan pada Kamis lebih dari setengah jumlah tangki pada sistem permukaan telah terisi kembali dan tekanan air pada sistem itu terus meningkat ketika isi tangki bertambah. Pemerintah Presiden AS Joe Biden menyetujui penetapan status darurat pada Selasa untuk menggelontorkan bantuan pusat.

Tim dari Badan Penanggulangan Darurat Federal dan Badan Perlindungan Lingkungan juga telah diperbantukan ke Jackson.

"Kami terus bekerja bersama pejabat lokal dan negara bagian untuk menjajaki, bisa saya katakan, semua opsi untuk memastikan agar warga Jackson mendapatkan… air bersih dan layak minum," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada pers.

Sumber: Reuters

01
September


(voinews.id)Presiden Joko Widodo berdialog dengan demonstran di Papua di sela kegiatan kunjungan kerja di provinsi tersebut untuk mencari solusi terkait penutupan sekolah di Sentani, Provinsi Papua.

Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu malam, setelah menyerahkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) dan BLT kepada peserta Program Keluarga Harapan di Kantor Pos Cabang Sentani Kabupaten Jayapura, Rabu, Presiden dan Ibu Negara hendak menuju Pasar Kampung Doyo Baru, Jayapura.

Namun, saat akan memasuki mobil, Jokowi melihat sekelompok masyarakat yang tengah berdemo tepat di sebelah kantor pos di sana.
Presiden Jokowi lalu berbincang dengan ketiga perwakilan masyarakat tersebut untuk mencari solusi penyelesaian karena menurut Presiden yang terpenting adalah anak-anak jangan sampai tidak bersekolah.

Sesaat sebelum meninggalkan Jayapura untuk melanjutkan penerbangan ke Timika pada siang hari, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa persoalan penutupan sekolah tersebut telah terselesaikan.

“Sesuai arahan Bapak Presiden tadi, saya turut membantu menyelesaikan masalah penutupan sekolah tersebut. Jadi kita akan menyewa lahan tersebut hingga 2023,” ucap Bahlil.

Bahlil menjelaskan bahwa minggu depan diharapkan anak-anak sudah dapat bersekolah di SMP Negeri 1 Sentani.

"Setelah tahun 2023 diharapkan gedung sekolah di lahan yang baru telah selesai dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Jayapura dan siap digunakan,” kata Bahlil.

antara