Daniel

Daniel

14
January

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bersama Menteri Pendidikan Tinggi dan Keterampilan Republik Singapura Ong Ye Kung meresmikan Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah, Kamis (10/1). Keberadaan Politeknik Industri Furnitur di Kawasan Industri Kendal salah satunya adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri. Dengan demikian produktivitas meningkat dan industri furnitur menjadi lebih berdaya saing.

Menteri Perindustrian RI, Airlangga Hartarto dalam sambutan pembukaan mengatakan, keberadaan Politeknik Industri Furnitur dan pengolahan kayu harus mampu menjawab tantangan perkembangan industri dan tren pasar furnitur. Menurut Airlangga, pasar furnitur saat ini mengalami pergeseran dari yang semula membeli produk jadi ke toko beralih ke pemesanan model tertentu. Hal ini disebabkan industri furnitur merupakan sektor yang berbasis gaya hidup. Artinya, diperlukan inovasi desain produk yang mengikuti selera pasar terkini agar mampu bersaing. Penyelenggaraan pendidikan pada Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu baik kurikulum maupun fasilitas praktikum disiapkan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang sesuai kebutuhan industri saat ini.

Menurut Airlangga Hartarto pemerintah menargetkan peningkatan ekspor furnitur nasional mencapai 5 miliar dolar Amerika dalam dua tahun ke depan. Menurut dia, industri furnitur merupakan salah satu sektor strategis dalam menopang perekonomian nasional karena sifatnya yang padat karya dan berorientasi ekspor.

Sementara itu Menteri Pendidikan Tinggi dan Keterampilan Republik Singapura Ong Ye Kung mengatakan, Singapura dan Indonesia menikmati hubungan erat di setiap tingkatan, baik di tingkat pemerintah, lembaga dan masyarakatnya. Kerja sama yang luas dapat menciptakan kesempatan yang saling menguntungkan di banyak bidang. Pihaknya juga senang memberikan dukungan untuk pengembangan kurikulum potensial  Kawasan Industri Kendal dengan membina kerja sama antara lembaga pembelajaran di antara kedua negara.

Di bagian lain Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar menjelaskan, Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu memulai operasional pendidikan angkatan pertama sejak 1 Oktober 2018. Ada tiga Program Studi, yaitu Teknik Produksi Furnitur, Desain Furnitur dan Manajemen Bisnis Industri Furnitur. Sistem pembelajaran di Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu telah mengadopsi konsep dual system yang dikembangkan bersama Swiss, sehingga lulusan yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan industri dan nantinya menjadi contoh bagi pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia.

13
January

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menegaskan komposisi kontingen Indonesia ke SEA Games 2019 Filipina. Sebanyak 60 persen skuat Merah Putih bakal diisi atlet junior. 

Komposisi antara atlet senior dan junior ke SEA Games 2019 Filipina itu sempat dilontarkan pada 2018. Rencana melibatkan banyak atlet junior ini sempat menuai pro dan kontra. Namun menurut menteri Imam Nahrawai, tujuan dari rencana ini adalah memberikan suasana keunggulan dan kompetisi yang lebih baik lagi bagi para atlet junior.

Usai menggelar rapat persiapan Pelatnas dan Percepatan Prestasi Olahraga Nasional, awal minggu lalu di Jakarta, Menteri Imam Nahrawi menjelaskan SEA Games tidak lagi menjadi patokan bagi Indonesia untuk juara atau menempati peringkat. Namun SEA Games adalah batu loncatan bagi atlet menuju Asian Games dan Olimpiade.
Menteri Pemuda dan Olahraga juga memiliki pertimbangan agar para atlet dan cabang olahraga bisa berfokus mencari poin ke Olimpiade 2020 Tokyo. Sebab, pengumpulan poin ke Tokyo sudah dimulai tahun ini.  Selain itu, anggaran pelatnas tahun ini menurun dibanding tahun lalu. Jika tahun lalu Anggaran Pendapatan Belanja Negara menyiapkan dana 735 miliar rupiah kini menjadi 500 miliar rupiah. DIharapkan anggaran tersebut bisa lebih difokuskan untuk membiayai nomor-nomor pertandingan potensial medali pada Olimpiade 2020. 
Saat ini, baru 30 persen cabang olahraga yang mengajukan proposal untuk tahun 2019. Untuk itu, Kementrian Pemuda Olahraga meminta agar federasi setiap cabang olahraga menyusun dan menyerahkan segera proposal kegiatan dan latihannya . 

11
January

Awal pekan ini, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un melakukan kunjungan ke Beijing, Cina. Di negeri Tirai Bambu itu, KimJong-un melawat selama tiga hari dan bertemu dengan Presiden Cina, Xi Jin Ping. Ini menjadi kunjungan kedua pemimpin Korea Utara ke Beijing. Tahun lalu, jelang pertemuan Kim Jong-un dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di Singapura, Kim Jong-un juga bertemu dengan Xi Jin Ping.

Pada pertemuan kedua ini, Korea Utara mendapat dukungan dari China untuk meneruskan perundingan dengan Amerika Serikat. Selain mendiskusikan persoalan perundingan, Kim Jong-un mengundang Presiden Xi Jin Ping untuk mengunjungi Pyongyang. Xi berjanji akan melakukan kunjungan balasan tanpa menyebutkan kapan waktunya. Mengapa Kim perlu berkunjung ke Beijing? Korea Utara menjadikan Beijing sebagai mitranya.

Pemimpin Kim Jong-un  sempat menyampaikan rasa kecewanya dalam pidato tahun baru, karena perundingan soal nuklir nampaknya berjalan lambat tidak seperti yang diharapkan. Bahkan, dia melontarkan ancaman akan berubah sikap jika Washington tidak mengubah sanksi yang dikenakan kepada negaranya.

Sementara, Presiden Korea Selatan, Moon Jae In yang menjadi mediator, dalam sebuah jumpa pers Kamis (10 Januari 2018 ), menyampaikan bahwa pertemuan kedua Kim Jong-un dengan Donald Trump akan diadakan kembali. Namun, waktu belum ditentukan. Seoul akan bekerjasama dengan Washington dalam soal sanksi terhadap Pyongyang.

Pertemuan kedua Presiden Donald Trump dan Pemimpin Kim Jong-un sudah dinanti oleh banyak pihak. Sekarang tinggal bagaimana sikap Amerika Serikat apakah akan membiarkan kesabaran Kim Jong-un habis sehingga program nuklir Korea Utara akan diteruskan kembali, atau merespon ajakan Kim Jong-un untuk segera menyelesaikan persoalan ini. Kita nantikan perkembangan selanjutnya.

12
January

Lembaga penelitian ekonomi Trading Economics melansir, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang berasal dari industri manufaktur pada kuartal III tahun 2018 sebesar 39,7 miliar dolar Amerika Serikat. Angka ini merupakan yang terbesar di kawasan Asean. Thailand berada di posisi kedua, diikuti Malaysia dan Singapur.

Ketidakpastian global ini berdampak tidak hanya pada Indonesia, tetapi juga negara-negara lain. Namun demikian, kinerja industri dan ekonomi nasional masih mencatatkan kinerja positif. Demikian dikatakan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Kementerian Perindustrian juga mencatat, sektor industri pengolahan nonmigas periode tahun 2015-2018 mengalami kinerja positif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,87 persen. Sektor ini masih menjadi penyumbang terbesar terhadap PDB nasional sebesar 17,66 persen pada tahun 2018. Ngakan Timur Antara mengatakan, dengan konsistensi kontribusi yang tertinggi tersebut, pemerintah berkomitmen untuk lebih memacu pengembangan industri manufaktur melalui pelaksanaan peta jalan Making Indonesia 4.0. Ia menambahkan, aspirasi besar dari petan jalan itu, menjadikan Indonesia diproyeksikan masuk jajaran 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.

Ngakan Timur Antara merujuk pada proyeksi jangka panjang yang dirilis oleh Standard Chartered Plc. Indonesiadiproyeksikan mampu masuk menjadi negara dengan perekonomian keempat terbesar di dunia tahun 2030, dengan Produk Domestik Bruto mencapai 10,1 triliun dolar Amerika Serikat. Posisi pertama ditempati Tiongkok dengan nominal PDB 64,2 triliun dolar Amerika, disusul India 46,3 triliun dolar Amerika dan Amerika Serikat 31 triliun dolar Amerika Serikat.

Dalam peringkat proyeksi ini Indonesia mampu melampaui Turki, Brasil, Mesir, Rusia, bahkan Jepang dan Jerman. Peringkat tersebut didasarkan pada nominal produk domestik bruto berdasarkan purchasing power parity atau  paritas daya beli. Seorang ekonom Standard Chartered mengatakan, proyeksi jangka panjang mereka didasarkan pada satu prinsip penting, yaitu porsi negara terhadap PDB dunia pada akhirnya harus menyatu dengan porsi mereka terhadap populasi dunia, didorong oleh konvergensi PDB per kapita antara negara maju dan berkembang.

Pada tahun 2018 lalu, porsi Asia terhadap PDB dunia mencapai 28 persen, naik dibandingkan 20 persen pada tahun 2010. Akan tetapi, angka ini diprediksi kembali melonjak menjadi 35 persen pada tahun 2030.