Survei ekonomi Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) atau Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi pada 2018 menyebutkan utang Pemerintah Republik Indonesia tergolong masih rendah dan terjaga. Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria saat peluncuran OECD Economic Survey Indonesia 2018 dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-WBG di Nusa Dua, Bali, Rabu, memaparkan hasil survei ekonomi OECD di Indonesia yang salah satunya terkait utang pemerintah.
Angel Gurria mengatakan, adanya aturan terkait defisit anggaran telah menahan pertumbuhan utang. Namun, pengeluaran tambahan untuk infrastruktur, kesehatan, dan bantuan sosial terkendala oleh rendahnya pendapatan. Oleh karena itu menurut Gurria, sumber daya harus didapatkan melalui efisiensi yang lebih baik dan pendapatan yang lebih besar.
Angel Gurria menjelaskan tingkat kepercayaan kepada pemerintah Indonesia lebih tinggi daripada semua negara-negara OECD. Survei ekonomi Indonesia oleh OECD dilakukan secara berkala setiap dua tahun sejak 2008. Survei tahun 2018 ini juga menandai peringatan 10 tahun kolaborasi pemerintah Indonesia dengan OECD dalam program ini.
Secara umum OECD mencatat standar hidup di Indonesia juga terus meningkat. Hal itu disebutkannya berkat ekspansi ekonomi yang kokoh dan kebijakan pemerintah yang baik, sehingga angka kemiskinan dan ketimpangan makin menurun, dengan akses pada layanan publik makin meluas. OECD juga mencatat pendapatan per kapita yang tumbuh makin kuat di Indonesia, meski sayangnya kesenjangan infrastruktur masih besar dan belanja kesehatan serta bantuan sosial perlu ditambah lagi demi meningkatkan inklusifitas. Menurut Angel Gurria kesejahteraan juga akan lebih baik jika capaian hasil terkait lingkungan lebih mendapat perhatian.
Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi di Indonesia diperkirakan akan terus solid di kisaran lima persen per tahun yang dipertahankan sejak 2013 didorong oleh faktor konsumsi dan akhir-akhir ini juga didorong oleh investasi infrastruktur yang memang dibutuhkan. Sementara inflasi tahunan berada di tengah-tengah rentang 3,5 persen (plus minus 1 persen).
Angel Gurria mengatakan, survei Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi ini juga dilakukan dengan mengakomodasi dua faktor penting. Meningkatkan pendapatan publik untuk pertumbuhan secara bersahabat, dan mengembangkan pariwisata dalam rangka mempromosikan keberlangsungan pembangunan daerah.
Menanggapi survey OECD tersebut, Sri Mulyani mengatakan ia sangat senang bahwa pandangan umum OECD terhadap ekonomi Indonesia sangat positif dan sangat menginspirasi. Sri Mulyani mengungkapkan, hal yang patut diperhatikan dalam hasil survei ekonomi Indonesia oleh OECD adalah keadaan ekonomi Indonesia menunjukkan hasil pertumbuhan positif meski sedang mengalami tekanan penurunan ekonomi global. Survei ini, menurut Sri Mulyani, menekankan agar pemerintah harus menaikkan pendapatan, memperkuat pemuda sebagai aset pembangunan yang belum termanfaatkan, serta memperkuat sektor pariwisata. Menurut Sri Mulyani kemitraan dengan OECD ini adalah kesempatan untuk membagi pengalaman secara dua arah mengenai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
OECD adalah organisasi 36 negara maju secara ekonomi. Sri Mulyani menjelaskan pengalaman pembangunan negara anggota OECD dapat dipelajari Indonesia. Sri Mulyani juga mengatakan, Indonesia menjalin kerjasama dengan OECD karena sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia yang senang belajar dan senang berbagi pengalaman.
Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif bagus di tengah panasnya tensi perdagangan dan pelambatan ekonomi global. IMF memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini masih mampu tumbuh diatas 5 persen. Laporan World Economic Outlook (WEO) IMF terbaru memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi global tahun ini stagnan di level 3,7 persen. IMF pun merevisi proyeksi ekonomi global 2019 dari 3,9 persen menjadi 3,7 persen. Sedangkan ekonomi Indonesia pada 2018 diprediksikan tumbuh 5,1 persen atau lebih rendah daripada proyeksi IMF pada April 2018 yang sebesar 5,3 persen. Kepala Ekonom IMF Maurice Obstfeld dalam konferensi pers di pertemuan Tahunan IMF– World Bank di Nusa Dua Bali Selasa (9/10) mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia direvisi seiring menurunnya perekonomian global. Hal itu karena Indonesia akan terpengaruh oleh pengetatan kebijakan moneter di dunia, harga minyak, hingga perang dagang. Meski demikian, ia melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup kuat.
Berdasarkan laporan WEO, Indonesia yang dikelompokkan IMF ke dalam ASEAN-5 memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi ketiga. Negara ASEAN-5 yang dimaksud adalah Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Filipina. Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi dari Malaysia dan Thailand hingga 2019. Obstfeld mengatakan, IMF juga melihat Indonesia mampu menjaga laju pertumbuhan secara konsisten. Dia menyebut, ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih tinggi apabila mampu memanfatkan segala potensi yang dimiliki. Indonesia memiliki pertumbuhan penduduk. Indonesia akan mendapatkan penerimaan pajak yang banyak. Menurut Obstfeld, keseriusan pemerintah membangun infrastruktur diangap menjadi pemikat investor untuk menanamkan modalnya ke Indonesia. Ia menegaskan, ekonomi Indonesia masih kuat karena nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara–negara rekan dagang selain Amerika Serikat, terdepresiasi hanya sekitar 4 persen sejak awal tahun. Adapun depresiasi terhadap dolar Amerika mencapai 10 persen. Selain itu, tingkat inflasi dinilai masih terjaga ditengah pelemahan nilai tukar.
Sehari sebelumnya Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde menilai perekonomian Indonesia saat ini sudah dikelola dengan sangat baik sehingga IMF tidak merasa perlu memberikan pinjaman kepada Indonesia.
Penegasan yang sama disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers di Nusa Dua, Bali, Senin. Menurut dia, Indonesia tidak akan berutang kepada IMF karena pinjaman lembaga keuangan internasional tersebut hanya diberikan untuk negara yang tengah mengalami krisis neraca pembayaran. Menurut Sri Mulyani pemerintah sudah memiliki langkah antisipasi didalam menghadapi resiko global, termasuk menjalankan policy mix antara Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan. Ia yakin respon Bank Indonesia terhadap kenaikan suku bunga Amerika Serikat mampu menjaga tingkat ketertarikan pasar untuk tetap berinvestasi di Indonesia.
Memulai rangkaian pertemuan tahunan, para petinggi Dana Moneter Internasional IMF dan Bank Dunia (WBG) bersama sejumlah Menteri Kabinet Kerja melakukan penanaman terumbu karang di kawasan Nusa Dua, Bali, Minggu (7/10).
Acara dihadiri oleh Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, dan ditemani oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Menteri Keuangan Sri Mulyani pun berjanji akan membahas isu lingkungan pada acara Pertemuan Tahunan, yang bukan hanya membahas persoalan ekonomi saja. Kepada media Sri Mulyani mengatakan, 60 persen jenis spesies terumbu karang ada di Indonesia dari keseluruhan terumbu karang di dunia, atau yang terbesar di dunia. Semua pihak harus mulai memikirkan sebuah bentuk perlindungan. Ia berjanji akan membawa isu ini ke Pertemuan Tahunan IMF-WBG 2018 Bali. Sri Mulyani beralasan, terumbu karang Indonesia bukan hanya milik Indonesia, melainkan juga milik dunia yang harus dilindungi bersama untuk generasi mendatang.
Sementara itu, Menko Maritim, Luhut Pandjaitan mengatakan, kegiatan ini menunjukkan komitmen Pemerintah Indonesia untuk melestarikan lingkungan, terutama di laut. Area Nusa Dua sendiri adalah bagian dari coral triangle. Terumbu karang bukan hanya tempat tinggal bagi biota laut, tetapi sumber protein yang besar.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan, ini merupakan kesempatan kedua baginya untuk ikut dalam kegiatan peduli lingkungan bersama Menteri Luhut. Sebelumnya, Lagarde ikut dalam kegiatan pembersihan sungai dari sampah terutama plastik. Lagarde menambahkan, terdapat beberapa wujud kepedulian IMF terhadap lingkungan diantaranya, melakukan riset dan menerbitkan laporan mengenai bagian mana di bumi yang paling baik dan buruk terdampak perubahan iklim. Selain itu, IMF juga menyiapkan skema pembiayaan untuk perlindungan (insurance) terhadap kelestarian lingkungan. Menurut Lagarde menanam terumbu karang ini menunjukkan kepedulian IMF terhadap lingkungan, perubahan iklim.
Saudara pendengar, Asian Para Games 2018 resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu 6 Oktober di Stadion Gelora Bung Karno. Kegiatan olah raga multi event ini akan berakhir pada 13 Oktober 2018. Memang ada yang berbeda dari Asian Para Games, karena yang bertanding adalah para atlet difabel / atlet berkebutuhan khusus se Asia. Namun semangat para atlet difabel tidak berbeda jauh dengan atlet normal lainnya, yaitu sama-sama ingin menunjukan yang terbaik melalui prestasi yang dicapainya.
Dalam gelaran Asian para Games 2018, Presiden Joko Widodo berharap kesusksesan yang diraih Indonesia di Asian Games 2018 dapat menular di kontingen Asian Para Games Indonesia juga pihak penyelenggara. Dalam pidato pembukaannya, presiden juga mengatakan bahwa perhelatan Asian Para Games 2018 harus menjadi momentum perayaan persaudaraan dengan menunjukan kegigihan, danprestasi dapat menjunjung tinggi kemanusiaan.
Ketua Penyelenggara Asian Para Games INAPGOC Raja Okto Saptahari mengingatkan jangan membandingkan Asian Para Games dengan Asian Games. Namun, Ia meyakini suksesnya Asian Games juga sukses Asian Para Games. Menurut Raja Okto, singkatnya waktu persiapan, menjadi salah satu hambatan dalam menjalankan Asian Para Games. Namun menurut Raja Okto, sejauh ini pelaksanaan Asian para Games di Jakarta, jauh lebih baik dari penyelenggaraan di Incheon Korea Selatan dan Guangzhou di Tiongkok.
Kegiatan pelaksanaan Asian Para games memang untuk menunjukan komitmen untuk memberikan penghargaan atas semangat para penyandang disabilitas. Meskipun waktu sempit, INAPGOC berupaya agar penambahan sarana dan prasarana tersedia untuk membantu kelancaran para atlet disabilitas beraktifitas. Tidak bisa kita bandingkan Asian Games dengan Asia Para Games, tetapikedua acara olahraga tersebut secara langsung menjadi promosi yang potensial kepada masyarakat Internasional tentang Indonesia. Kita berharap kesuksesan Asian Para Games, seperti berhasilnya Asian Games yang lalu adalah sukses persiapan, sukses pelaksanaan dan sukses prestasi.