Daniel

Daniel

27
September


Perayaan Hari Pariwisata Dunia yang diperingati setiap tanggal 27 September sejak tahun 1980 bisa menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia dalam  mengembangkan potensi pariwisata yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote dengan menerapkan prinsip pembangunan pariwisata. Alam Indonesia yang memiliki potensi alam, flora dan fauna, serta lingkungan yang cukup lestari itu menjadi modal utama yang dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan.


Seiring dengan meningkatnya kesadaran berbagai pihak terhadap lingkungan dan isu-isu tentang pembangunan yang berwawasan lingkungan telah memberikan kontribusi terhadap pandangan pentingnya prinsip-prinsip wisata berkelanjutan. Pembangunan pariwisata dan pengelolaan lingkungan hidup laksana dua sisi mata uang, saling melengkapi dan dapat menjadi daya tarik dan pesona bagi wisatawan. Tepat bila diyakini bahwa semakin lestari semakin sejahtera. Dengan pengelolaan dan pengembangan pariwisata yang berkualitas seperti Wisata Laut (Marine Tourism),  Wisata Lingkungan, Eco Tourism, Penjelajahan, Adventure,  Warisan Budaya, Heritage, Religi & Wisata Ziarah, Wisata Seni dan Kuliner, Art & Culinary Tourism, Wisata Perkotaan & Perdesaan, Wisata Olahraga tentunya bisa lebih banyak lagi menarik para wisatawan mancanegara untuk datang berkunjung ke Indonesia.


Terkait dengan dunia pariwisata, Menteri  Pariwisata Arief Yahya  pada 2019, menargetkan  sebesar  20 juta wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Indonesia. Hingga saat ini Pulau Bali masih menjadi destinasi favorit bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Ada  10 destinasi wisata di Indonesia yang ditetapkan menjadi prioritas dikenal sebagai 10 Bali Baru..Sepuluh destinasi tersebut di antaranya  Danau Toba (Sumatera Utara), Pulau Belitung (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Gunung Bromo (Jawa Timur), Mandalika Lombok (Nusa Tengagra Barat), Pulau Komodo (Nusa Tenggara Timur), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara). Dari sepuluh destinasi, ada empat destinasi akan menjadi proyek utama yang dikembangkan yaitu Mandalika, Danau Toba, Borobudur, dan Labuan Bajo Pulau Komodo. Pemerintahpun berupaya membangun berbagai sarana dan prasarana penunjang  berupa hotel dan jalan untuk melaksanakan program tersebut.


Kita berharap peringatan World Tourism Day  dapat dijadikan momentum lebih baik meningkatkan pemahaman pentingnya pembangunan pariwisata berkelanjutan. Selain itu, harapan akan bertambahnya devisa negara dengan kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Tahun 2018 setidaknya pariwisata diharapkan menyumbang 17 miliar dollar AS. Tahun berikutnya meningkat menjadi 20 miliar dolar AS. Semua itu hanya dapat terwujud jika didukung faktor keamanan kondusif di semua destinasi wisata termasuk  di 10 destinasi baru yang dicanangkan.

28
September


Kementerian Perindustrian terus mendorong ekspor produk kerajinan dengan memfasilitasi Industri Kecil Menengah (IKM) yang bergerak di sektor itu melakukan promosi ke berbagai negara. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto usai menghadiri pembukaan Pameran Kriyanusa di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu,26/9‘18  seperti dikutip Antara mengatakan, potensi ekspor terus didorong, karena banyak kerajinan yang mempunyai pasar cukup bagus di luar negeri. Menurut Airlangga Hartarto, pameran yang digelar setiap tahun tersebut menampilkan produk kerajinan dengan kualitas yang semakin baik, sehingga produk kerajinan Indonesia semakin dikenal dunia. Ia menegaskan, Kementerian Perindustrian telah memfasilitas 15 IKM kerajinan untuk berpartisipasi dalam pameran yang diresmikan oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Mufidah Jusuf Kalla dan dihadiri Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Ribuan produk kerajinan Nusantara dipamerkan dalam Kriyanusa 2018 yang digagas Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas). Mufidah Jusuf Kalla dalam sambutan pembukaan Kriyanusa 2018 menegaskan, Industri ini peranannya sangat strategis dalam perekonomian nasional karena secara historis sangat lekat dengan keseharian rakyat Indonesia. Menurut Mufidah, produk kerajinan dapat menjadi andalan perekonomian daerah dan mata pencaharian bagi masyarakat lokal. Industri kerajinan dapat memanfaatkan sumber daya alam dan pengembangan kreativitas masyarakat. Menurut  Mufidah Jusuf Kalla, kekayaan budaya dan seni di Indonesia menjadi inspirasi dan perkembangan produk kerajinan. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab bersama untuk terus menjaga, menggali, dan mengembangkan sekaligus memperkaya kreativitas produk kerajinan Indonesia yang bersumber dari seni budaya Indonesia. Ia  menambahkan unsur kreasi, inovasi dan teknologi perlu ditingkatkan untuk menjaga daya saing produk Indonesia di pasar global.

Kriyanusa 2018 diselenggarakan dari 26 hingga30 September 2018. Sekitar 350 peserta mengisi gerai-gerai yang menampilkan ribuan produk kerajinan dari masing-masing daerah. Sejumlah produk kerajinan tangan yang dipamerkan antara lain batu perhiasan, kain batik, kain tenun, kain songket, kain jumputan, lampu gentur atau lampu gantung, tas kulit ular, serta perlengkapan rumah tangga khas seni budaya Indonesia.

Sementara itu Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian  Gati Wibawaningsih mengatakan, pihaknya membidik peningkatan nilai ekspor yang tinggi pada tahun 2018. Pada 2017 nilai ekspor produk IKM mencapai 251 juta dolar AS. Selain itu, Kemenperin juga akan memfasilitasi delapan IKM dari 15 IKM yang pameran hari  Rabu,26/9 untuk mengikuti pameran kerajinan terbesar di dunia Ambiente, di Frankfurt, Jerman. Pada pameran Ambiente sebelumnya, Indonesia mencatatkan transaksi 705 ribu dolar AS pada penjualan di tempat, sementara order lanjutan dari acara tersebut bisa mencapai 11 juta dolar AS. Menurut Gati Wibawaningsih, untuk pameran nanti targetnya meningkat, karena ekonomi global juga sudah membaik

26
September


Indonesia masih menjadi salah satu negara tujuan utama investasi bagi para pelaku usaha Singapura. Hal ini karena didukung melalui stabilitas politik dan keamanan, peningkatan indeks kemudahan berbisnis, potensi pasar yang besar, dan banyaknya jumlah sumber daya manusia sehingga menjadi faktor yang menarik untuk penanaman modal di Indonesia terutama sektor industri. Demikian dikatakan Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto usai bertemu dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura Chan Chun Sing di Singapura, Jumat (21/9). Dalam keterangan tertulisnya, Airlangga mengatakan, pemerintah telah bertekad untuk semakin menciptakan iklim bisnis yang kondusif, misalnya dengan mengeluarkan paket kebijakan ekonomi, pemberian insentif fiskal, dan kemudahan dalam perizinan usaha.

Menteri Perindustrian menambahkan, pemerintah juga telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai strategi dan arah yang jelas untuk kesiapan memasuki era revolusi industri generasi ke empat. Tujuannya adalah untuk memacu daya saing industri agar lebih efisien, produktif, dan berkualitas.

Ia juga mengharapkan, peningkatan kerja sama RI-Singapura dapat saling menguntungkan dan melengkapi, sehingga mampu memperkuat perekonomian kedua negara. Airlangga melaporkan, pada semester I tahun 2018, investasi Singapura ke Indonesia tercatat sebesar 5,04 miliar dolar Amerika Serikat atau naik 38 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan sepanjang tahun 2017, penanaman modal dari Singapura mencapai 8,44 miliar dolar Amerika.

Di samping itu, pada 2017, nilai ekspor nonminyak dan gas Indonesia ke Singapura menembus hingga 9 miliar dolar Amerika, yang menjadikan Singapura sebagai tujuan terbesar ke lima dalam pengapalan produk manufaktur nasional.

Menurut Airlangga, belakangan ini pihaknya aktif menarik investor Singapura ke Kawasan Industri Kendal di Jawa Tengah. Pembangunan Kawasan Industri Kendal merupakan hasil kerja sama antara investor Indonesia dengan Singapura. Kawasan industri terintegrasi pertama di Jawa Tengah itu diproyeksikan menyerap potensi investasi sebesar 200 triliun rupiah. Pada tahap pertama, lahan yang akan digarap seluas 1.000 hektar dengan target 300 tenant dan menyerap tenaga kerja sebanyak 500 ribu orang hingga tahun 2025.

Dalam pertemuan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura Chan Chun Sing juga dibicarakan mengenai persiapan “Leaders Retreat” yang akan diselenggarakan di Bali pada 11 Oktober mendatang.

27
September


Indonesia mendapat dukungan finansial internasional sebesar 78,48 juta dolar AS dari Global Environment Facility (GEF)-7. Dana tersebut dialokasikan untuk kegiatan konservasi keanekaragaman hayati, pengendalian perubahan iklim dan penanganan degradasi lahan di Indonesia. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dalam keterangan tertulis di terima di Jakarta, Ahad (23/9) mengatakan, dengan ini, Indonesia menjadi negara ketiga terbesar penerima alokasi System for Transparent of Allocation Resources (STAR) setelah Cina dan India. Pada acara National Dialogue Initiative -GEF dalam rangka perencanaan pemanfaatan sumber dana GEF-7, Siti Nurbaya mengungkapkan kerja sama dengan GEF ini agar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, baik berupa program ataupun rekomendasi.

Lebih lanjut ia menjelaskan dalam sistem kerja politik di Indonesia, persoalan lingkungan dan keberlanjutan sudah punya legal aspek dan hubungan yang sangat kuat, mulai dari UUD 1945, sampai undang-undang dan peraturan. Dikatakannya, dalam menghadapi persoalan bidang lingkungan hidup dan kehutanan, Indonesia sedang bergerak melakukan perbaikan kebijakan alokasi, keterlibatan masyarakat, upaya menekan ketidakadilan, kesehatan dan kebakaran hutan, produksi dan konsumsi, merkuri dan desertifikasi. Pada prinsipnya program GEF sudah sejalan dengan upaya perbaikan lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia.

Sementara itu CEO GEF Ms. Naoko Ishii mengatakan Program GEF-7 memperkenalkan tiga Impact Program yang diharapkan dapat meningkatkan pencapaian target Manfaat Lingkungan Global (Global Environmental Benefits), yakni Sustainable Cities, Food System, Land Use and Restoration dan Sustainable Forest Management.  Selain itu, GEF-7 memberi perhatian peran dunia usaha dan kelompok pemangku kepentingan lainnya dalam menyukseskan program GEF mendapatkan perhatian yang lebih besar untuk memperluas manfaat global dari program GEF tersebut.

Ketersediaan pendanaan GEF bersumber dari kontribusi berbagai negara yang diperbaharui setiap empat tahun, atau disebut sebagai GEF Replenishment Cycle (Siklus GEF). Pada 1 Juli 2018 yang lalu telah dimulai Siklus GEF yang ke 7 (GEF-7) dengan nilai keseluruhan dana sebesar USD 4.1 milyar, untuk periode 1 Juli 2018 hingga 30 Juni 2022.

Pemanfaatan sumber pendanaan GEF-7 akan dimanfaatkan oleh sekitar 183 negara dan akan dialokasikan ke dalam 5 (lima) focal areas, yaitu Keanekaragaman Hayati (biodiversity), Perubahan Iklim (climate change), Perairan Internasional (international waters), Degradasi lahan (land degradation) serta Bahan Kimia dan Limbah (chemical and waste).