Persatuan Pelajar Indonesia Dunia akan menggelar Sarasehan atau Simposium Nasional di Jakarta pada 10 Maret 2018. Sarasehan nasional ini merupakan pertama kalinya digelar di Indonesia. Ketua Pelaksana Sarasehan Nasional, Michael Siagian kepada Voice of Indonesia pada Selasa, 6 Maret menjelaskan, simposium biasanya diselenggarakan di luar negeri untuk mempertemukan pelajar dari 53 negara. Kali ini sarasehan digelar di Indonesia untuk melibatkan generasi muda dan para ahli baik dari dalam maupun luar negeri untuk mempersiapkan diri sebagai generasi yang memajukan bangsa di tahun 2045 atau 100 tahun kemerdekaan Indonesia.
“ Di sini mengapa kita menaruh pandangan kita di 27 tahun ke depan, karena kami sangat menyadari bahwa untuk bisa mempersiapkan perubahan kita harus mempersiapkan tumbuh kembang suatu generasi yang kita bukan lagi berbicara 1 tahun 2 tahun ke depan. Nah kami menentukan bahwa 27 tahun adalah waktu yang cukup untuk membuat generasi muda menjadi ujung tomba bangsa “.
Michael lebih lanjut menjelaskan dalam simposium nasional akan dibuka oleh Jenderal Moeldoko sebagai pembicara kunci. Pada berbagai diskusi panel sebagai pembicara diantaranya adalah adalah Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Mulyono dan Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Ali Ghufron Mukti. Michael mengharapkan, melalui acara ini dapat terjadi sinergi antara generasi muda, para ahli pemerintah dan berbagai pihak untuk mendukung program-program pemerintah menyonsong Indonesia 2045. (VOI/SEKAR/AHM)
Selain mengadakan diskusi, seminar, dan pameran produk – produk komoditas pangan nasional serta inovasi teknologi pembiayaan pertanian, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) akan menandatangani kerjasama pola kemitraan pedesaan dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia (RI) dalam rangkaian acara Jakarta Food Security Forum (JFFS) keempat pada 8-9 Maret mendatang. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum KADIN bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan, Juan P. Adoe dalam konferensi persnya di Jakarta, Selasa 6 Maret.
“ Dari acara tersebut kami juga akan menyajikan acara penandatanganan kerjasama antara Menteri Desa disaksikan oleh Menko untuk bersama bupati – bupati dan pengusaha yang melakukan kerjasama dalam pola kemitraan program unggulan kawasan pedesaan dan itu akan ditampilkan dan diharapkan itu adalah langkah awal yang kami lakukan bersama Menteri Desa “.
Juan P. Adoe menambahkan, melalui penandatanganan kerjasama tersebut KADIN berharap pemerataan ekonomi di sektor pertanian dapat diwujudkan dan muncul inovasi – inovasi baru dalam pola kemitraan antara petani dan pelaku usaha agar terciptanya ketahanan pangan nasional. (VOI/Rezha/AHM)
Kementerian Komunikasi dan Informatika sejauh ini telah memblokir 800 RIBU Situs Negatif. Hal tersebut di ungkapkan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat kunjungannya pada seminar Go Digitalisasi di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (06/03). Menurut Menkominfo Rudiantara pemblokiran situs negatif tersebut sebagi komitmen Pemerintah melindungi Anak Bangsa dari pengaruh Negatif Internet dan untuk membentengi hal itu juga. Menteri Rudiantara menambahkan pihaknya telah membuat sebanyak 200 ribu situs Positif yang layak dan bermanfaat untuk anak anak Indonesia.
“ Itu bergantung kepada stakeholder utama, siapa stakeholder semua itu, tentunya Kementerian PPA, Kementerian Dikbud, sekarang kan anak-anak waktunya lebih banyak di sekolah. Kemudian juga yang mewakili masyarakat, orang tua. Kalau semua sepakat dan memang itu bagus, tapi itu tergantung pembicaraan, karena kan dibicarakan secara detil. Biar bagaimanapun yang nomor satu tujuannya adalah untuk menjaga anak-anak kita terpapar dari konten negatif. Situs negatif memang sudah 800 ribu yang kita blok. Namun kita menyediakan situs positif. Terutama untuk anak-anak sekolah. Itu ada 200 ribu lebih. Tapi saya yakin hanya masalah waktu, kita akan mengejar, (situs) yang positif akan lebih banyak daripada yang negatif.”
Meski diakuinya situs negatif lebih mendominasi di internet, Menkominfo Rudiantara meyakini dengan upaya yang dilakukan pihaknya secara intens dominasi tersebut akan berbalik dan upaya tersebut harus dilakukan seluruh steakholders terkait untuk membentengi para generasi dari pengaruh negatif Internet. (RRI Sungailiat/KBRN/Wandasona/AHM)
Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan perdamaian dunia. Salah satunya adalah dengan menjadi tuan rumah “Konferensi Trilateral Ulama” yang akan diikuti oleh Indonesia, Afghanistan dan Pakistan dalam waktu dekat. Konferensi para ulama dari 3 negara itu, sebagai rangkaian untuk menuju proses perdamaian di Afghanistan. Pada Selasa (6/3), di Jakarta, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan jajaran Majelis Ulama Indonesia -MUI mengadakan rapat tertutup membahas mengenai rencana Konferensi Trilateral Ulama tersebut. Ditemui usai rapat, Wapres Jusuf Kalla menyebut peran ulama sangat penting dalam mendukung tercapainya perdamaian di Afghanistan. Pertemuan di Indonesia itu nantinya akan menjadi suatu payung hukum, sebelum diselenggarakannya pertemuan yang membicarakan perdamaian lebih teknis.
“Pertemuan itu kiita harapkan menghasilkan suatu kesepakatan bersama, bagaimana mendamaikan Afghanistan. Hal itu sangat penting, karena di Afghanistan dan juga seperti di Indonesia,suara alim ulama itu sangat penting “.
Jusuf Kalla menambahkan, penyelenggaraan Konferensi Trilateral Ulama itu merupakan implementasi dari hasil pertemuan “Kabul Peace Process Conference” akhir Februari lalu, di mana Afghanistan mengharapkan Indonesia turut berperan dalam tercapainya perdamaian. Retno