Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke Pakistan pada tanggal 26 dan 27 Januari. Fokus utama kunjungan adalah peningkatan kerja sama ekonomi, khususnya bidang energi dan perdagangan. Sejalan dengan fokus tersebut, kedua kepala pemerintahan menyaksikan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Sektor Energi dan Amandemen Protokol Perjanjian Perdagangan Preferensial. Perjanjian lainnya yang juga ditandatangani adalah nota kesepahaman Kerja Sama Pelatihan Diplomatik dan Kerja Sama Promosi Perdagangan. Melalui perjanjian bidang energi, Indonesia akan memasok gas alam cair ke Pakistan guna mendukung ketahanan energi Pakistan. PT Pertamina juga akan menindaklanjuti perjanjian tersebut dengan mitranya, Pakistan LNG Limited dan Pakistan State Oil Company Limited. Selain rangkaian utama kegiatan Presiden RI, telah dilaksanakan pula Forum Bisnis yang diikuti oleh lebih dari 100 pengusaha Indonesia dan Pakistan. Forum tersebut menghasilkan penandatanganan nota kesepahaman Kerja Sama Kamar Dagang dan Industri dua negara, dan total transaksi yang tercatat senilai 115 juta dolar Amerika di sektor perdagangan dan investasi.
Indonesia Kampanye Mega Islamic Bank Ke Arab Saudi.
Dalam rangka mendapatkan dukungan Arab Saudi untuk menjadi tuan rumah Mega Islamic Bank/World Islamic International Bank , delegasi Pemerintah Indonesia yang dipimpin Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Dr. Mardiasmo, telah melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Keuangan Arab Saudi, Dr. Hamad Bin Sulaiman Al Bazai, di Riyadh,Rabu, 24 Januari.Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi merangkap Organisasi Kerja Sama Islam, Agus Maftuh Abegebriel, yang turut mendampingi Delegasi Indonesia menyampaikan, Indonesia sebagai negara utama di dunia Islam sangat pantas menjadi tuan rumah Mega Islamic Bank/World Islamic International Bank.Mega Islamic Bank/World Islamic International Bank nantinya akan menjadi salah satu bank alternatif yang dapat memberikan akses pembiayaan infrastruktur bagi negara berkembang, khususnya di dunia Islam. Dengan menjadi tuan rumah, Indonesia dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada dunia internasional.Wakil Menteri Keuangan dalam kunjungan tersebut didampingi, antara lain oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri RI, Desra Percaya, Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Arif Baharudin, dan Direktur Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Dadang Muljawan Satria.
Tim U-16 Rugby Wanita Indonesia mencapai hasil memuaskan di Hong Kong.
Tim U-16 Rugby Wanita Indonesia, The Komodo Dragons Rugby Club, yang terdiri atas 15 orang remaja ini berhasil mencapai final “The Black Dog Consultants All Girls Beach Festival” di Discovery Bay, Hong Kong, 27 Januari. Meskipun baru berhasil mencapai final, namun Komodo Dragons telah berhasil membawa nama baik Indonesia di cabang olahraga yang belum lama ini mulai populer di tanah air. Kurang lebih 520 atlit rugby remaja yang berasal dari mancanegara berkompetisi dalam pertandingan ini. Anak-anak remaja yang tergabung dalam tim rugby ini berasal dari Panti Asuhan Mama Sayang di Indonesia. Mereka telah dilatih bermain rugby selama kurang lebih 1 tahun. Dengan latihan yg intensif di bawah bimbingan pelatih profesional, Jess Djamhoer, tim rugby ini sebelumnya juga telah mengikuti pertandingan tingkat internasional di Singapura dan Bali, dan berhasil mendapatkan juara runner-up. Dalam turnamen di Hong Kong, tim U-16 tidak hanya bertanding melawan tim-tim dari negara lain, tapi juga berlatih bersama para Juara Dunia Rugby asal Hong Kong, mengikuti latihan fisik bersama atlet-atlet tingkat internasional, dan berlatih dragon boat. Konsul jenderal RI Hong Kong saat menjamu kedatangan para atlit dan pengurus Tim Rugby di wisma kediaman Konsul jenderal di Hong Kong, Jumat (26/1) mengajak para peserta turnamen untuk terus semangat membawa nama baik Indonesia.
Indonesia tahun ini akan menjadi tuan rumah dua kegiatan internasional. Asian Games ke 18, dari tanggal 18 Agustus sampai dengan 2 September 2018 di Jakarta dan Palembang, dan pertemuan tahunan Bank Dunia dan International Moneter Fund- IMF pada 12- 18 Oktober di Bali. Dana yang disiapkan untuk dua perhelatan internasional ini tentu tidak sedikit.
Untuk Asian Games 2018, investasi Indonesia sebagai tuan rumah mencapai kurang lebih 30 triliun rupiah. Sedangkan untuk penyelenggaraan pertemuan tahunan Bank Dunia dan IMF lebih kecil, karena hanya diselenggarakan di satu kota.
Penyelenggaraan dua perhelatan internasional ini akan dijadikan model untuk penghitungan dampak ekonomi. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional – BAPPENAS sedang menyiapkan kajian tentang dampak ekonomi dari dua kegiatan internasional ini.
Sudah sewajarnya diperhitungkan dampak atas segala biaya yang dikeluarkan. Bukan hanya dari sisi keuangannya namun juga dampak terhadap multisektor. Mengutip Kepala BAPPENAS Bambang Brodjonegoro, kajian dampak ekonomi suatu kegiatan perlu dilakukan untuk mengukur seberapa besar kegiatan tersebut berdampak kepada ekonomi domestik dan bukan hanya dari sisi finansialnya saja.
Bambang Brodjonegoro menjelaskan, BAPPENAS akan menghitung dampak ekonomi setiap acara sebanyak dua kali. Sebelum acara sebagai proyeksi, dan sesudah acara sebagai gambaran realisasi sekaligus bahan evaluasi.
Beberapa Negara yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan internasional sudah menjalani kajian dan perhitungan dampak ekonomi dari setiap kegiatan. Indonesia memang sudah seharusnya mulai membiasakan membuat kajian dampak ekonomi dari setiap penyelenggaran kegiatan internasional.
Hasil dari kajian, diharapkan akan dapat meningkatkan pemasukan dari segala sektor. Bukan hanya sektor pariwisata dari kota yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan, tetapi juga daerah-daerah di sekitarnya. Dampak yang lebih diharapkan, tentunya adalah keterlibatan usaha mikro kecil dan menengah dalam setiap kegiatan.
Semoga model kajian yang akan dilakukan BAPPENAS untuk ASIAN GAMES dan pertemuan tahuan Bank Dunia dan IMF bisa menjadi masukan untuk kegiatan ekonomi berikutnya. Sehingga setiap kali Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan internasional, dampak ekonominya akan terasa di banyak sektor.