Pada tahun 2018 ini, Kementerian Pariwisata(Kemenpar) menargetkan 17 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan meningkat menjadi 20 juta wisman pada 2019. Menurut Menteri Pariwisata, Arief Yahya, untuk merebut wisatawan mancanegara,digital destination dan nomadic tourismmerupakan strategi. Arief menjelaskan bahwa destinasi digital adalah destinasi yang heboh di dunia maya, viral di media sosial dan nge-hits di Instagram. Arief menambahkan, Digital Destination menjadi tuntutan di era booming teknologi, yakni generasi milenial merupakan konsumen yang paling haus akan pengalaman dibanding generasi-generasi sebelumnya. Hasil survei di seluruh dunia (Everbrite-Harris Poll, 2014) membuktikan bahwa milenial lebih memilih menghabiskan uang mereka untuk pengalaman ketimbang membeli barang-barang.Kemenpar bersama dengan para generasi muda, memanfaatkan media sosial ini untuk menciptakan destinasi wisata digital. Salah satunya Pasar Van Der Capellen di Sumatera Barat.
diberi nama Van Der Capellen, karena pasar tradisional ini berada di kawasan Benteng Van der Capellen, Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat. Destinasi digital ini sangat instagramable dan kekinian. Salah satu yang menjadi daya tarik destinasi ini adalah kehadiran suasana masa lampau. Suasana ini terasa di salah satu spot. Dimana terdapat dinding dari anyaman bambu khas tempo doeloe. Kesan klasik semakin kuat dengan aksesoris berupa topi dan deretan foto hitam putih. Karenanya, anda jangan sampai terlewat untuk foto di spot ini, ketika berkunjung ke Pasar Van Der Capellen.
selain berfoto di spot-spot instagrammable, ada juga berbagai permainan jaman dulu yang bisa dijajal kembali. Berbagai menu tradisional khas tanah datar juga hadir disini.Misalnya saja katupek gulai paku yang merupakan potongan ketupat dengan gulai pakis. Ada pula bubur khas Minang yang manis. Ada juga lamang tapai. Pilihan lain, nasi padeh yang merupakan khas Nagari Tuo Pariangan di kaki Gunung Merapi. Rasanya memang sangat pedas, dengan ciri lain yakni aroma rempah yang kuat. Ada banyak jajanan yang menggoda, salah satunya yang unik adalah sala lauak atau bola-bola rasa ikan. Berbahan utama tepung beras dan ikan asin, dengan bumbu seperti bawang merah, bawang putih, kunyit, cabai merah, plus garam. Jadi rasanya gurih dan renyah. Paling asyik dinikmati saat masih panas.
Yang unik dari Pasar Van Der Capellen adalah dalam hal transaksi belanja.Di pasar ini yang dipergunakan dalam transaksi adalah koin, tanpa menggunakan uang rupiah.Bagi anda yang berwisata kesinia, anda dapat langsung menukarkan uangnya pada posko penukaran koin yang telah disediakan dengan nilai 1 koin sebesar Rp2.500 rupiah.Selain kuliner tradisional, di pasar ini juga dihadirkan aneka kesenian tradisional, dan permainan anak tradisional. Pasar Van Der Capellen diadakan setiap hari Minggu. Mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.00 WIB.
Pada edisi kali ini, akan putarkan lagu-lagu dari grup musik Fourtwnty. Band besutan Roby Satria ini memiliki personel Ari, Nuwi dan Roots. Fourtwnty didirikan pada 2010. Band Fourtwnty semakin dikenal sejak mereka mengisi salah satu soundtrack dalam film “Filosofi Kopi 2: Ben & Jody” pada tahun 2017 yang berjudul “Zona Nyaman”. Lagu ini memiliki pesan kepada masyarakat untuk tidak terjebak rutinitas dan zona nyaman. mengawali perjumpaan kita, akan hadirkan lagu dari Fourtwnty berjudul “Zona Nyaman”.
baru saja kita dengarkan lagu berjudul “ Zona Nyaman” karya Fourtwnty. Lagu-lagu Fourtwnty identik sarat makna dan menggambarkan persoalan-persoalan dalam kehidupan. Salah satu lagu yang paling spesial dari band ini berjudul “Trilogi”. Trilogi bercerita tentang kisah nyata seorang teroris. Menurut sang vokalis, Ari Lesmana, untuk menciptakan lagu ini dirinya melakukan wawancara dengan salah satu pelaku pengeboman di Bali. Lagu itu menceritakan mengenai penyesalan subjek tersebut atas perbuatan yang dilakukannya dan perspektifnya mengenai teror. Lagu ini memiliki pesan bahwa terorisme bukan Islam dan tidak terkait dengan ajaran agama Islam. Baik pendengar, berikutnya saya putarkan lagu dari FOURTWNTY berjudul “Trilogi”
demikianlah lagu berjudul “Trilogi” dari Fourtwnty. Band ini baru saja merilis lagu berjudul "Realita" dalam festival musik Syncronize Fest 2018 di Gambir Expo, Kemayoran, pada 7 Oktober. Lagu tersebut merupakan bagian dari album kedua mereka, Ego & Fungsi Otak, yang dirilis pada April 2018. Lagu "Realita" bercerita mengenai orang yang selalu mengambil keputusan disaat yang tidak tepat. Lagu “Fana Merah Jambu” adalah lagu andalan dari band ini. Dikemas dengan nada yang sederhana dan lirik yang kaya makna, Lagu “Fana Merah Jambu” menjadi lagu favorit generasi milineal. Selain liriknya yang puitis, nada-nada yang apik membuat lagu ini enak didengar dan memberikan ketenangan. Pendengar, untuk menutup perjumpaan kita mari kita dengarkan dua buah lagi dari Fourtwnty berjudul “Fana Merah Jambu” dan “Realita”. Selamat Mendengarkan dan sampai jumpa lagi pada Pelangi Nada edisi berikutnya.
Jogjakarta memiliki tempat tujuan wisata yang banyak dan beragam. Ada wisata alam dengan bukit dan pantai. Ada juga wisata sejarah yang diwakilkan oleh candi dan museum. Selain itu, ada Jogja Bay dan Sindu Edupark sebagai destinasi buatan. Tiap wisata tersebut tentu memiliki keunikan tersendiri. Tak terkecuali dengan Candi Abang, wisata bersejarah di atas bukit dengan pemandangan alam yang luar biasa.
Candi Abang, candi yang berada di perbukitan cantik yang tepat untuk dijadikan tempat menyendiri atau menghilangkan penat dari rutinitas. Candi ini dibangun pada abad ke-9 dan ke-10 pada zaman kerajaan Mataram Kuno. Melihat dari bentuknya, Candi Abang lebih mirip sebuah bukit yang memiliki nuansa tandus dan gersang apabila musim kemarau. Tetapi, jika Anda datang saat musim hujan, suasana sejuk dengan pemandangan hijau di sekitar akan tersaji di depan mata.
berkunjung ke tempat ini Anda pasti akan merasa heran. Sebab, di kawasan ini tidak terlihat ada tanda-tanda candi. Sebenarnya, bukan tidak ada tanda-tanda candi tetapi situsnya yang seolah hilang entah ke mana. Hanya puing-puingnya saja yang masih terlihat. Puing-puing ini berwarna merah seperti batu bata. Di tengah gundukan juga terdapat lubang yang terlihat seperti bekas batu bata merah.
menuju ke Candi Abang memang tidak ada akses kendaraan. Wisatawan harus berjalan kaki menanjak dengan jalanan berpasir yang cukup licin. Setelah sampai diatas, keindahan pun akan tersaji dengan sendirinya. Hijaunya sawah-sawah menjadi pemandangan yang tidak bisa dilupakan. Saat cuaca cerah, wisatawan dapat melihat kegagahan gunung Merapi dari tempat ini. Setelah lelah berjalan dan beraktifitas, wisatawan dapat beristirahat di gubug yang tersedia.
Candi Abang terletak di Dusun Sentonorejo, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman. Untuk mencapai destinasi wisata ini cukup mudah. Sebab papan petunjuk ke lokasi dibuat dengan informatif dan memudahkan. Tiba di area Candi Abang, kendaraan dapat dititipkan di rumah milik warga yang tak terlalu jauh dari lokasi. Tarif untuk penitipan ini hanya Rp 2.000 per kendaraan.
Kebanyakan masyarakat di Indonesia memang tidak jauh dari makanan pedas. Karena, selain mempunyai banyak resep tradisional yang turun temurun, Indonesia juga memproduksi bahan bakunya sendiri. Bahan baku untuk makanan pedas adalah cabai.
Produksi salah satu komoditas pertanian penting di Indonesia ini kini mulai terancam oleh beberapa hal, antara lain pola transportasi dan cuaca yang tak menentu, serta hama penyakit yang menyerang bukan ketika penanaman melainkan pada fase penyimpanan. Cendawan Colletotrichum Capsici adalah salah satu bakteri utama penyebab penyakit busuk antraknosa. Tak hanya menyerang pada fase budidaya, namun patogen ini juga dapat menginfeksi cabai yang telah dipanen.
Ternyata ada cara yang relatif aman untuk mengawetkan suatu produk pertanian, yakni dengan cara aplikasi pelapisan buah atau produk pertanian lain yang aman ketika turut dikonsumsi (edible coating). Salah satunya adalah metode yang diterapkan oleh salah seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor-IPB dari Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian. Namanya Hasan Bisri. Ia melakukan penelitian penanganan pascapanen dengan aplikasi edible coating menggunakan ekstrak kulit manggis untuk mengendalikan patogen penyebab penyakit antraknosa pada cabai.
edible coating dibuat dari tepung sagu, Carboxymethyl Cellulose (CMC) dan gliserol yang ditambahkan ekstrak kulit manggis. Penambahan ekstrak kasar kulit manggis mampu menekan tingkat keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai sebesar 57 % dan memperpanjang masa inkubasi C. capsici sebesar 94 % (dari 2.13 hari menjadi 4.13 hari).
Terdapat tiga perlakuan yang diuji yaitu P (perlakuan ekstrak kulit manggis), K- (kontrol negatif), dan K+ (kontrol positif). Berdasarkan uji in vitro, penambahan ekstrak kulit manggis dengan konsentrasi efektif yaitu 50 %. Hal ini menunjukan bahwa ekstrak kasar kulit manggis mampu menekan pertumbuhan Colletotrichum capsici, penyebab penyakit antraknosa buah cabai.
menurut Hasan Bisri, kulit manggis mengandung senyawa yang memiliki sifat antioksidan, antitumoral, antiinflamasi, antialergi, antibakteri, antiviral, antimalarial, dan antifungal. Antifungal yang terdapat di kulit manggis memiliki potensi menghambat cendawan patogen penyebab penyakit busuk antraknosa, sebab Antifungal merupakan kemampuan senyawa kimia untuk menghambat pertumbuhan cendawan.
Ekstrak kulit manggis sudah banyak diteliti dan terbukti memiliki banyak manfaat untuk manusia. Kulit manggis juga telah lama menjadi obat herbal untuk masyarakat Asia Tenggara. Hasan berharap, penemuannya ini bisa menjaga ketersediaan produk pertanian dengan cara pengawetan bahan produk pertanian yang aman untuk dikonsumsi.