08
June

VOInews, Jakarta: Keadaan darurat diberlakukan di sebagian wilayah Kherson, Ukraina, yang dikuasai Rusia menyusul hancurnya bendungan Nova Kakhovka hingga membanjiri banyak wilayah sekitarnya, menurut laporan kantor berita nasional Rusia TASS pada Rabu. Kantor berita itu, dengan mengutip layanan darurat, mengatakan sekitar 2.700 rumah terendam banjir setelah bendungan tersebut hancur pada Selasa (6/6)dan hampir 1.300 orang dievakuasi. Setidaknya tujuh orang hilang, kata pejabat dukungan Moskow. Kerusakan bendungan Nova Kakhovka --yang dikuasai Moskow-- di Sungai Dnipro menyebabkan air membanjiri sebagian besar garis depan di wilayah Kherson. Ukraina dan Rusia saling tuduh atas kerusakan bendungan.

Sekitar 42 ribu orang terdampak banjir di Rusia dan wilayah yang dikuasai Ukraina di sepanjang Sungai Dnipro, kata pejabat Ukraina. Kepala badan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa memberi peringatan akan "konsekuensi yang serius dan besar". TASS mengutip Wali Kota Nova Kakhovka Vladimir Leontiev  tujuh orang diketahui hilang. Lebih dari 900 orang dievakuasi pada Selasa dari kota berpenduduk 45 ribu jiwa yang dikuasai Rusia itu. Pejabat Ukraina mengatakan sekitar 80 kawasan penduduk di seluruh wilayah Kherson beresiko terdampak banjir. (ANTARA)

07
June

 

VOinews.id- Seorang juru bicara (jubir) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (6/6), menyatakan bahwa pembukaan kembali kedutaan besar (kedubes) Iran di Arab Saudi bermanfaat bagi kawasan. Menjawab pertanyaan dalam sebuah konferensi pers harian mengenai apakah pembukaan kembali kedutaan besar Iran di Arab Saudi merupakan sebuah langkah positif di kawasan itu, jubir Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan bahwa, "Saya rasa setiap kali dua negara, terutama dua negara yang memiliki pengaruh besar di wilayah tersebut, yakni di Teluk, terlibat dalam dialog yang terbuka dan konstruktif, maka hal itu akan sangat bermanfaat bagi kawasan tersebut."

Setelah tujuh tahun ditutup, Iran kembali membuka kedutaan besarnya di Arab Saudi pada Selasa, hampir tiga bulan setelah kedua negara itu sepakat untuk memulihkan hubungan bilateral di bawah kesepakatan yang dijembatani oleh China. Pada Maret, Arab Saudi dan Iran mencapai sebuah kesepakatan inovatif di Beijing untuk melanjutkan hubungan diplomatik serta membuka kembali kedutaan besar dan misi mereka.

 

antara

07
June

 

VOInews.id- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh pasukan Rusia pada Selasa meledakkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kakhovka setelah memasang ranjau dan menegaskan bahwa Moskow harus bertanggung jawab atas aksi yang ia sebut sebagai serangan teroris itu.

Seorang juru bicara militer Ukraina mengatakan tujuan Rusia meledakkan pembangkit listrik tersebut adalah untuk mencegah pasukan Ukraina menyeberangi sungai Dnipro untuk menyerang pasukan pendudukan Rusia. Di lain sisi, pejabat Rusia memberikan laporan yang bertentangan, beberapa menyalahkan tentara Ukraina yang menembaki tempat tersebut, dan lainnya mengatakan bendungan di Dnipro telah pecah dengan sendirinya.

"Malam ini pukul 02.50 waktu setempat, teroris Rusia meledakkan struktur HPP Kakhovskaya (pembangkit listrik tenaga air)," ujar Zelenskyy setelah melakukan pertemuan darurat dengan pejabat senior. Dia mengatakan serangkaian tindakan internasional dan keamanan telah disepakati pada pertemuan itu untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas serangan teroris ini.

" Dalam pidato video selanjutnya yang ditunjukkan pada pertemuan puncak negara-negara Eropa dalam kelompok Bucharest Nine, Zelenskyy mengatakan Rusia telah mengakuisisi bendungan dan pembangkit listrik tenaga air selama lebih dari setahun.

"Secara fisik tidak mungkin untuk meledakkannya dari luar - dengan penembakan. Itu pasti dipasang ranjau. Itu diranjau oleh penjajah Rusia dan diledakkan oleh mereka," tambahnya. Zelenskyy yang menginginkan negaranya bergabung dengan Organisasi Politik Pertahanan Atlantik Utara (NATO), mendesak para anggota NATO di pertemuan bulan depan untuk menunjukkan "tidak akan ada kelemahan di Eropa" dan menunjukkan kepada Rusia bahwa teror bukanlah alat untuk mempengaruhi keputusan NATO.

Kementerian Luar Negeri Ukraina menyerukan pertemuan mendesak Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sanksi baru terhadap Rusia, khususnya pada industri misil dan sektor nuklirnya. Komandan pasukan gabungan Angkatan Bersenjata Ukraina Serhiy Naev mengatakan penghancuran bendungan tidak menghalangi pergerakan Ukraina di tengah tumpahan air. Di PLTA tersebut juga terdapat bendungan setinggi 30 meter dan panjang 3,2 kilometer yang dibangun pada era Uni Soviet tahun 1956 di Sungai Dnieper. Bendungan itu juga memiliki waduk seluas 18 kilometer kubik.

 

antara

07
June

 

VOInews.id- Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) melalui Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan ASEAN untuk Penanggulangan Bencana (AHA Centre) telah merespons dampak parah Topan Mocha terhadap warga di Myanmar. “Per 2 Juni 2023, AHA Centre telah menyerahkan barang-barang bantuan untuk masyarakat yang terkena dampak di Sittwe, Rathedaung, KyaukTaw, dan Ponnagyun,” kata Ketua ASEAN.

Tim Tanggap Darurat dan Penilaian ASEAN (ASEAN-ERAT) juga telah menyelesaikan penilaian kebutuhan awal mereka di daerah yang terkena bencana di Myanmar pada 30 Mei 2023. Dalam pernyataan disebutkan bahwa AHA Centre akan memobilisasi dua paket bantuan terakhir pada 16 dan 22 Juni 2023 melalui jalur laut. Kiriman terakhir, yang terdiri dari barang-barang non pangan serta perlengkapan kebersihan air dan sanitasi, diharapkan tiba di Myanmar pada 20 dan 27 Juni 2023. ASEAN juga telah memulai diskusi internal tentang kemungkinan dukungan ASEAN untuk fase pemulihan berdasarkan penilaian dari Tim ERAT ASEAN .

Gelombang pertama bantuan kemanusiaan ASEAN tiba di Myanmar pada 21 Mei 2023 dan merupakan salah satu bantuan darurat pertama yang diterima oleh masyarakat yang terdampak. Bantuan yang dimobilisasi ke Myanmar dari gudang Sistem Logistik Darurat Bencana untuk ASEAN (DELSA) di Subang, Malaysia, termasuk barang-barang non makanan seperti peralatan dan perlengkapan tempat tinggal serta sanitasi dan kebersihan air dengan total nilai 1,64 juta dolar AS (sekitar Rp24,4 miliar). “Bantuan kemanusiaan untuk korban Topan MOCHA mencerminkan solidaritas ASEAN kepada rakyat Myanmar,” demikian pernyataan Ketua ASEAN.

 

antara