VOinews.id, Jakarta:Kementerian Koperasi (Kemenkop) menyatakan koperasi Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi sosial. Kedua fungsi koperasi ini saling terikat sehingga keberadaan BMT mutlak harus diberikan dukungan penuh oleh pemerintah. Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menjelaskan untuk peran/fungsi koperasi dalam ranah ekonomi adalah mensejahterakan anggota. Sehingga koperasi termasuk BMT harus mencatatkan keuntungan. Sementara untuk fungsi sosial adalah menuntaskan jeratan utang masyarakat kelompok paling bawah (mikro dan ultra mikro) dari rentenir. Fakta itu yang banyak beredar di masyarakat.
"Koperasi harus jadi tempat kita untuk saling gotong royong, saling membantu dan saling menguatkan. Saya merasakan sendiri di KSPPS BMT Jati Baru di Padang dimana peran mereka membantu melepaskan jeratan utang masyarakat dari rentenir," kata Wamenkop Ferry, Kamis (21/11/2024). Ferry mengungkapkan dengan dua fungsi tersebut, koperasi atau BMT menjadi solusi yang relevan. Tujuannya untuk mengatasi permasalahan kemiskinan ekstrim yang ada di tengah masyarakat.
Sebagaimana diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia hingga Maret 2024 sebanyak 25,22 juta orang. Atau ini turun 0,33 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 25,9 juta orang. "Kemiskinan itu paling kelihatan, jadi mereka itu tidak punya opsi mendapat pembiayaan sehingga terpaksa harus terjebak oleh rentenir. Kehadiran BMT adalah untuk membebaskan mereka dari rentenir dengan menyediakan pembiayaan untuk kerja produktif," kata Ferry lagi.
Dalam skala ekonomi yang lebih besar, BMT dinilai memiliki peran yang strategis untuk mendorong pengembangan sistem keuangan syariah. Dengan jumlah penduduk muslim yang begitu besar, BMT berpeluang besar untuk masuk dalam ekosistem ekonomi syariah. "Potensi konsumen muslim di Indonesia mencapai 2 miliar jiwa dengan perputaran uang hampir 2 triliun dolar. Dengan penduduk muslim terbesar kedua di dunia, BMT harus menjadi bagian dari pengembangan ekonomi syariah," ujar Ferry.
Antara
VOInews.id, London:Pemerintah Inggris melalui perusahaan London Stock Exchange Group plc (LSEG) membuka peluang mendanai program Indonesia membangun rumah murah. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie menyampaikan, ada minat pihak Inggris untuk itu. Ia menyatakan, minat Inggris tersebut mengemuka dalam forum 'Indonesia-UK Climate and Green Finance Breakfast at London Stock Exchange'.
Acara digelar di 10 Paternoster Sq, London EC4M 7LS, Inggris, Kamis pagi waktu setempat (21/11/2024). Inggris juga berminat mendanai program lain. "Pemerintah Indonesia dan Kadin berpotensi mendapatkan pendanaan transisi energi," katanya dalam siaran pers tertulis, Jumat (22/11/2024). Anindya datang ke Inggris untuk mendampingi Presiden Prabowo Subianto, mengunjungi negeri Raja Charles tersebut. “Senang kembali ke London Stock Exchange di dalam (rangkaian mengikuti) kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo," ujarnya. "Kami dari sektor bisnis berusaha membangun jaringan," ucapnya. "Memanfaatkan momentum yang baik dan hubungan yang cantik antara Indonesia dan Inggris". Ia menekankan, aspek pendanaan di sektor riil juga menjadi perhatian untuk mendapatkan pendanaan dari LSEG.
"Kami katakan bagaimana membawa financing (pendanaan) dari Global North (Utara) ke Global South (Selatan)," katanya. "Karena bagaimanapun juga, yang mempunyai biodiversitas banyak itu justru di Selatan, yang mempunyai (kandungan) mineral kritis di Selatan. Pun yang mempunyai renewable energy (energi terbarukan) juga di Selatan, itu juga yang kami upayakan,” ujar Anindya. Anindya melanjutkan, selain mengenai pendanaan untuk program pemerintah dan sektor riil, Kadin Indonesia juga memiliki bidang-bidang penting. Bidang perubahan iklim dan keuangan hijau, seperti bidang Net Zero dan Carbon Center of Excellence di antaranya.
"Hal-hal itu (juga) bisa dikerjasamakan dengan LSEG. Jadi makin banyak perusahaan, baik BUMN maupun swasta, yang bisa mendapatkan dana dari sini (LSEG)," ucap Anindya. "Bukan saja dana seperti biasa," katanya. "Tetapi, misalnya deviden-nya bisa merupakan bond credit (jaminan kredit) dan lain-lain". Anindya hadir bersama Ketua Dewan Penasihat Kadin Indonesia sekaligus Utusan Khusus Presiden, Hashim S Djojohadikusumo. Perwakilan dari pemerintah yaitu Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P Roeslani juga hadir. Mereka disambut langsung oleh CEO LSEG Julia Hoggett dan Wali Kota London Alastair John Naisbitt King DL. Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jermey juga ikut menyambut.
RRI.co.id
VOInews.id, Jakarta:Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan hubungan bilateral Indonesia dan Oman dibangun atas nilai saling menghormati dan memiliki tujuan yang sama untuk perdamaian global. "Indonesia dan Oman telah menjalin hubungan yang kuat dan bermakna selama lebih dari empat dekade. Selama 46 tahun terakhir, hubungan bilateral kita dibangun atas nilai-nilai yang sama, saling menghormati, dan keinginan bersama untuk mendorong pertumbuhan, perdamaian, dan kemakmuran," kata Meutya dalam acara Resepsi Peringatan Hari Nasional ke-54 Kesultanan Oman di Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2024).
Meutya juga menyampaikan kerja sama bilateral Indonesia-Oman telah berkembang dalam bidang politik dan pertukaran budaya dan ekonomi. "Persahabatan kita telah berkembang di berbagai bidang, tidak hanya dalam urusan politik tetapi juga dalam pertukaran budaya, ekonomi, dan social," ujarnya. Di bidang politik, Meutya memaparkan, Indonesia dan Oman terus konsisten dalam komitmen menciptakan perdamaian dan stabilitas di tengah dinamika global dan ketegangan geopolitik.
Ia juga menyampaikan, kedua negara mendedikasikan untuk menjalin hubungan yang harmonis dan mendorong terciptanya dialog konstruktif. Indonesia dan Oman juga senantiasa saling mendukung dalam berbagai forum serta organisasi internasional. "Saya juga senang bahwa kita telah saling mendukung di forum-forum internasional," katanya. Meutya mengungkapkan bahwa hubungan Indonesia-Oman kuat karena kemampuan menemukan titik temu dan fokus pada prioritas bersama. Pada perayaan tersebut, kedua negara menegaskan komitmen untuk menjaga persahabatan, berlandaskan kepercayaan dan visi bersama untuk masa depan.
Voinews.id
VOinews.id, Jakarta:Film Manual for the Displaced karya seniman keturunan Indonesia - Belanda Robin Block dan Jeremy Flohr tayang perdana pada Rabu, (20/11/2024) di Erasmus Huis Jakarta. Film ini mengangkat tema perpindahan, identitas, dan keterikatan antarbudaya, khususnya terkait pengalaman diaspora Indonesia-Belanda setelah masa kolonial. Robin Block, penyair dan musisi kepada Voice of Indonesia Rabu mengatakan mereka menciptakan film ini berdasarkan lima puisi dari bukunya, Handbook for the Displaced.
Setiap puisi mengeksplorasi tema yang berbeda dan diterjemahkan ke dalam seni visual, musik, dan gerakan. Dalam prosesnya, Robin dan Jeremy bekerja sama dengan seniman dari Indonesia dan Belanda, menciptakan karya kolaboratif yang unik. “Film ini adalah tentang bagaimana seseorang menemukan rumah di tengah trauma, sejarah keluarga, dan perpindahan budaya. Ini adalah eksplorasi identitas dan cerita personal yang sering terabaikan,” ujar Robin Block. Jeremy Flohr, pembuat film dan pencerita visual, juga menyoroti pentingnya seni sebagai medium untuk menyampaikan kisah yang kompleks. “Kami ingin memadukan seni dan cerita personal untuk menggambarkan perjalanan emosional ini. Melalui film ini, kami berharap penonton dapat terhubung dengan cerita yang mungkin serupa dengan pengalaman mereka sendiri,” tambahnya.
Salah satu segmen film ini pernah memenangkan penghargaan di Festival Film Puisi Belanda tahun 2021. Selain itu, karya ini melibatkan seniman Indonesia seperti Dennis, yang menggambar dan merekam visual kota Jakarta. “Kami sangat bersemangat dan sedikit gugup untuk menampilkan karya ini di Jakarta, tempat yang memiliki makna emosional dalam cerita kami,” ungkap Robin. Film ini diproduksi dengan latar belakang pengalaman keluarga Robin dan Jeremy sebagai generasi ketiga keturunan Indonesia-Belanda.
Setelah kemerdekaan Indonesia, banyak keluarga seperti mereka menghadapi tantangan besar, termasuk diskriminasi dan proses adaptasi di Belanda. Pemutaran film ini diikuti oleh diskusi seni yang melibatkan Robin Block, Jeremy Flohr, dan seniman lainnya. Acara ini terbuka untuk umum dan diharapkan menjadi ruang refleksi serta dialog bagi generasi muda tentang pentingnya memahami sejarah dan identitas lintas budaya.
(LIP/VOI/OFRA/AHM/EDT)