30
May
 
 
VOInews, Bandung: Anggota Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia (Bawaslu RI) Lolly Suhenty berharap Penyuluh Informasi Publik (PIP) bentukan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Kementerian Agama dapat terlibat memberikan informasi kepemiluan yang sahih sekaligus terlibat menjadi bagian pengawasan partisipatif. Menurutnya pengawasan pemilu memiliki urgensi tinggi, sehingga perlu dilakukan secara bersama-sama.
 
"Pemberian informasi ini sebagai deteksi dini yang perlu diimplementasikan. Penyuluhan tepat itu sesuai kebutuhan karena itu Bapak/Ibu sebagai penyuluh informasi publik dapat terlibat memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat," katanya saat menjadi narasumber dalam kegiatan Optimalisasi Peran Penyuluh Informasi Publik dalam Sosialisasi Pemilihan Serentak 2024 yang diselenggarakan Kemenkominfo di Bandung, Selasa (30/5/2023).
 
Mengutip siaran pers Bawaslu, Lolly menjelaskan bahwa Bawaslu telah membuat setidaknya enam tantangan pemilu. "Pertama, netralitas penyelenggara pemilu. Kedua, pelaksanaan tahapan pemilu di provinsi baru. Ketiga, potensi polarisasi masyarakat. Keempat, mitigasi dampak penggunaan media sosial (medsos). Kelima, pemenuhan hak memilih dan dipilih. Dan keenam politik uang yang masih marak," jelasnya.
 
Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Bawaslu itu lantas menunjuk dampak penggunaan internet, khususnya media sosial yang dapat membuat polarisasi masyarakat sekaligus membuat perpecahan dengan berbagai informasi tidak benar atau hoaks. Dirinya membuka data, pengguna internet di Indonesia 204,7 juta atau 73,7% dari total penduduk.
 
"Untuk pengguna aktif medsos 191,4 juta atau 68,9% dari total penduduk yang pada tahun 2022 meningkat 21 juta atau 12,6% dibandingkan tahun 2021.Waktu rata-rata pengguna medsos 8 jam 36 menit dengan kelompok terbesar sebanyak 64,6% berusia 18 sampai 34 tahun," ungkapnya.
 
Dengan data tersebut, lanjutnya, ada tantangan Pemilu 2024 dengan dampak penggunaan internet dan medsos yang makin masif. "Faktanya penyebaran hoaks, fitnah, dan disinformasi paling banyak di medsos dan hoaks paling banyak bertema politik. Ini kalau dibiarkan membuat polarisasi yang bisa menyebabkan ketidakpercayaan kepada penyelenggara pemilu maupun hasil pemilu, bahkan bisa menimbulkan berbagai tindak kekerasan. Karena itu, kita perlu bersama-sama memberikan informasi yang benar," ajak dia.
 
Lolly menegaskan, pemilu yang berintegritas adalah milik bersama. Pengawasan pemilu, imbuhnya, memiliki urgensi tinggi sebagai kontrol tak ada penyalahgunaan regulasi sekaligus sebagai 'check and balances' untuk mewujudkan keadilan pemilu.
 
"Jumlah pengawas pemilu tidak sebanding dengan oknum pelanggar pemilu yang begitu banyak ditambah wilayah Indonesia begitu luas terutama di wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal. Bawaslu membutuhkan kolaborasi dan konsolidasi semua elemen masyarakat dalam mengawasi pemilu," tutur mantan Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Barat tersebut.
 
Dia menyatakan, telah ada kolaborasi Bawaslu dengan Kemenkominfo dalam melakukan pengawasan konten internet dan media sosial. Karenanya, perlu pula peningkatan kerja sama dengan PIP sebagai pengawas partisipatif pemilu. "Mari kita bersama-sama saling mengingatkan dan bisa menjadi bagian pengawasan partisipatif bersama Bawaslu," tutupnya.(gus) 
 
31
May

VOInews, Kuching: Seratusan warga negara Indonesia (WNI) yang terdiri dari perhimpunan pelajar Indonesia (PPI) dan pekerja migran Indonesia (PMI) secara antusias mengikuti kegiatan Sarasehan Gerakan Cerdas Memilih (GCM) yang digelar Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Sarawak, Malaysia dan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Siaran Luar Negeri (Voice of Indonesia) di lingkungan KJRI Kuching, Senin (22/05/2023) dan disiarkan serentak bersamaan dengan pelaksanaan GCM oleh stasiun RRI seluruh Indonesia, Rabu (31/05/05).

Kepala LPP RRI Stasiun Luar Negeri Soleman Yusuf, sehubungan dengan  di Jakarta, Rabu, mengatakan para pemilih di luar negeri perlu mengetahui dan memahami nilai penting dari penyelenggaraan pemilu.

Untuk itu, kata Soleman, melalui Sarasehan Gerakan Cerdas Memilih yang diselenggarakan bekerjasama dengan Konsulat Jenderal RI Kuching, Sarawak, Malaysia, LPP RRI Voice of Indonesia juga memiliki misi yang sama dengan stasiun RRI di seluruh daerah yakni memainkan peran sebagai media main stream untuk mengedukasi pemilih tentang pentingnya pemilu.

“Sarasehan Gerakan Cerdas Memilih berupaya memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat Indonesia yang ada di luar negeri, khususnya pemilih pemula tentang tahapan Pemilu 2024”, jelas Soleman

Dia juga mengatakan partisipasi aktif pemilih luar negeri dalam memilih pemimpin bangsa pada pemilu tanggal 14 Februari 2024 nanti sangat penting dalam menentukan masa depan bangsa dan negara.

"Memilih para pemimpin bangsa kita itu menjadi penentu bagi keberlanjutan masa depan kita," imbuhnya.

Ditambahkannya, kegiatan ini merupakan komitmen Voice of Indonesia, dalam mengawal pemilih menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) yang baik, dengan cara memberikan informasi yang benar, mendidik, dan mencerdaskan terkait Pemilu 2024.

"Agar warga negara kita menjadi pemilih yang cerdas, maka mereka harus mengerti aturannya, prosesnya, dan memahami calon pemimpin seperti apa yang ingin dipilih. Nah, itu merupakan tugas LPP RRI Voice of Indonesia untuk menyajikan informasi yang benar," kata Soleman.

Dalam gelar wicara, Sarasehan Gerakan Cerdas Memilih yang diselenggarakan di Aula KJRI Kuching, Sarawak, pada hari Senin 22 Mei 2024, mengangkat tema Gerakan Cerdas Memilih, “Menuju Pemilih Cerdas”. Tema ini akan dibahas para narasumber; Konsul Jenderal RI Kuching R. Sigit Witjaksono, Ketua PPLN Kuching Lucky Fathria J., Ketua Panwaslu Kuching Muhamad Sophian, serta Perwakilan Masyarakat Indonesia di Kuching Nurzen.

Selain itu hadir juga Anggota Dewan Pengawas LPP RRI Mohamad Kusnaeni, Kepala Stasiun LPP RRI Stasiun Luar Negeri Soleman Yusuf, serta sebanyal kurang lebih 100 peserta sarasehan yang mewakili PPI, PMI dan Masyarakat Indonesia di Kuching.

Sementara tahapan untuk Pemilu di luar negeri saat ini telah berjalan yakni pembentukan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN), dan pendaftaran pemilih. Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) memproyeksikan pemilih luar negeri pada Pemilu 2024 sebanyak hampir dua juta orang.

Namun demikian, ada kemungkinan jumlah ini berpotensi bertambah mengacu pada Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) yang sudah diserahkan Kementerian Luar Negeri kepada KPU. Jumlah ini tidak jauh berbeda dari saat Pemilu 2019 lalu yakni sebanyak 2.058.191. Dari jumlah ini, sekitar seperempat pemilih Luar Negeri terdaftar di wilayah Malaysia termasuk Kuching, Sarawak.(gus)

31
May

VOInews, Jakarta: Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul, Korea Selatan, menyatakan Indonesia dan Korea Selatan berencana membuat mobil listrik bermotif batik, berbarengan dengan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Hal itu disampaikan Wakil Kepala Perwakilan KBRI di Seoul Zelda Wulan Kartika saat menerima kunjungan jurnalis peserta Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea, Selasa. Mobil listrik dengan motif batik Solo, menurut Zelda, merupakan kerja sama Indonesia dengan perusahaan otomotif asal Korea Selatan.

Mobil itu akan diluncurkan pertengahan tahun ini pada sebuah gelaran otomotif di Indonesia. Selain motif batik Solo yang akan digunakan pada kerja sama itu, belum banyak informasi yang diketahui tentang mobil listrik tersebut. Kehadiran mobil listrik motif batik tidak hanya menandai 50 tahun hubungan bilateral Indonesia dengan Korea, tapi juga sejalan dengan program pemerintah mendorong penggunaan mobil listrik menuju transisi energi. Hubungan Indonesia dan Korea Selatan sudah terjalin sejak 1973. Dalam rangka perayaan tersebut, KBRI di Seoul mengadakan serangkaian acara sejak awal tahun 2023, antara lain forum bisnis dengan tema-tema strategis seperti kerja sama sektor keuangan, kendaraan listrik, kesehatan dan investasi untuk energi terbarukan. (ANTARA)

31
May

VOInews, Jakarta: Pemerintah Provinsi Sichuan, Tiongkok, ingin memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi dengan Indonesia. Menurut Direktur Jenderal Departemen Perdagangan Provinsi Sichuan Xu Yixin, kedua pihak memiliki banyak potensi untuk dikerjasamakan dengan Indonesia terutama di bidang infrastruktur, pertanian, industri manufaktur, serta sumber daya alam. Demikian disampaikan Xi Yixin dalam Konferensi Ekonomi dan Perdagangan Tiongkok (Sichuan)-Indonesia di Jakarta, Senin. Sichuan, yang terkenal sebagai “provinsi dengan ribuan sungai” merupakan penghasil energi bersih yaitu gas alam yang digunakan 60 persen dari seluruh industri di pesisir Tiongkok bagian timur. Provinsi tersebut memiliki populasi 89 juta jiwa yang disebut Xi Yixin sebagai pasar yang besar yang dapat dimanfaatkan oleh investor dari Indonesia.

Guna memperluas kerja sama perdagangan dengan Indonesia, Pemerintah Sichuan mendorong pembangunan gudang internasional dan daerah bebas cukai di Surabaya, Bandung, dan Medan—serta pengembangan e-commerce untuk mendukung pemasaran sumber daya Indonesia seperti karet, batu bara, logam, dan sarang burung walet kepada publik Tiongkok. Sichuan juga telah menyelesaikan pembangunan bandara dan pelabuhan internasional, serta mempercepat proses bea cukai demi mendorong kerja sama dengan negara lain.  (ANTARA)