30
May

 

VOInews.id- Indonesia berharap dapat meningkatkan kehadirannya di Afrika ketika benua tersebut memperingati 60 tahun berdirinya Organisasi Persatuan Afrika (OAU), yang kini disebut sebagai Uni Afrika, kata Kementerian Luar Negeri RI. Juru bicara Kemlu Teuku Faizasyah mengatakan bahwa dari sisi kebijakan luar negeri, Afrika menjadi bagian penting dari Indonesia, dan isu-isu di benua tersebut juga menjadi perhatian Indonesia.

“Kami sangat berharap bisa menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi Afrika dan selalu berharap ada perdamaian dan stabilitas di Afrika,” kata dia kepada ANTARA dalam perayaan "Africa Day" di Jakarta, Senin. Indonesia dan Afrika terakhir kali menggelar kegiatan bersama melalui Forum Indonesia-Afrika (IAF) yang diselenggarakan di Bali pada 2018.

Forum tersebut merupakan bagian dari strategi Indonesia untuk meningkatkan keterlibatan dan keterhubungan dengan negara-negara Afrika. Faizasyah mengatakan Forum Indonesia-Afrika menjadi bagian dari perencanaan pemerintah Indonesia. Namun, dia tidak dapat memastikan kapan forum edisi kedua dapat terselenggara. Selain Forum Indonesia-Afrika, Faizasyah menyebut ada beberapa kegiatan lain yang juga pernah digelar antara Indonesia dan Afrika, salah satunya adalah Indonesia-Afrika Infrastruktur Forum yang diselenggarakan pada 2019.

“Keduanya memang (bertujuan) bagaimana memperkenalkan Afrika kepada para pelaku bisnis dan BUMN Indonesia sehingga kehadiran kita benar-benar bisa dirasakan dan (kedekatan) tidak lagi dari aspek politik dan sosial budaya, tetapi juga pada aspek kerja sama ekonomi,” katanya. Sementara itu, Duta Besar Maroko untuk Indonesia Ouadia Benabdellah mengatakan bahwa dia berharap akan ada edisi berikutnya dari Forum Indonesia-Afrika dan penyelenggaraan pekan kebudayaan Jakarta-Afrika. "Kami berharap dapat mendorong kerja sama yang lebih besar (antara Indonesia dan Afrika) di berbagai bidang," kata Benabdellah. "Africa Day" yang diperingati setiap 25 Mei merupakan hari bersatunya 32 negara-negara Afrika yang menandatangani Piagam Organisasi Persatuan Afrika (OAU), yang kini disebut Uni Afrika, pada 1963 silam. "Africa Day" juga dimaksudkan untuk merayakan keberhasilan Uni Afrika dalam perang melawan kolonialisme dan apartheid, serta kemajuan yang telah dicapai benua tersebut, dengan tetap merefleksikan tantangan bersama yang dihadapi Afrika di kancah global.

29
May

VOI,news, Jakarta; Pemerintah Indonesia menyampaikan dukungan untuk penerapan teknologi tinggi untuk ekonomi bersih dan berkelanjutan seperti penggunaan amonia biru dan hijau, reaktor modular kecil (Small Modular Reactors.SMR) ataupun teknologi energi berkelanjutan berbasis hydrogen.

Dukungan itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Pertemuan Tingkat Menteri Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) di Detroit Amerika Serikat sebagaimana dikutip Antara, Minggu. Bidang kerjasama yang akan dimajukan dalam Pilar III IPEF antara lain pada bidang penelitian komersialisasi ketersediaan, aksesibilitas serta penerapan energi bersih ataupun teknologi ramah iklim. (antara)

29
May

 

 

 

VOInews, Jakarta: Indonesia secara resmi mengirimkan Vaksin Pentavalen untuk Nigeria. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan vaksin yang dikirimkan melalui Bandara Soekarno-Hatta itu merupakan vaksin gelombang pertama yang diharapkan dapat membantu ratusan ribu bayi di Nigeria.

“Pengiriman ini adalah pengiriman pertama. Menurut rencana, dalam waktu dekat akan dilakukan pengiriman kedua vaksin pentavalen. Pengiriman vaksin ini diharapkan akan dapat membantu vaksinasi Vaksin Pentavalen dosis lengkap untuk lebih dari 500 ribu bayi di Nigeria,” kata Menlu dalam pada saat melepas pengiriman Vaksin Pentavalen di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Minggu (28/5/2023).

Menlu Retno mengatakan Nigeria merupakan sahabat dekat bagi Indonesia. Nigeria juga merupakan salah satu negara besar di benua Afrika yang menjadi mitra penting dalam kerja sama ekonomi Indonesia di benua Afrika.

“Indonesia dan negara-negara Afrika sudah berjuang bersama sejak tahun 1955 pada saat Konperensi Asia Afrika diselenggarakan yang hasilkan Spirit Bandung,” katanya.

Ia menjelaskan, sebagai negara sahabat, ekspor Indonesia ke Nigeria merupakan ketiga terbesar di Afrika setelah Afrika Selatan dan Kenya. Selain itu, menurutnya, sebanyak 15 perusahaan Indonesia juga telah beroperasi di Nigeria, mulai dari bisnis makanan, obat-obatan, kosmetik, dan lain sebagainya.

“Pengiriman vaksin pentavalen produksi Biofarma Indonesia ke Nigeria adalah refleksi Spirit Bandung refleksi solidaritas, refleksi kebersamaan antara dua negara Global South,” katanya.

Retno Marsudi juga menyoroti pentingnya penguatan solidaritas dan kerja sama ekonomi antara negara-negara Global South, sangat penting artinya. Bahkan, di saat situasi dunia yang sedang terbelah saat ini, solidaritas tersebut menjadi lebih penting untuk ditingkatkan. 

“Kerja sama di bidang vaksin merupakan salah satu yang patut untuk dikembangkan di masa mendatang,” katanya.

Ia mengatakan, Indonesia memiliki kapasitas baik untuk mengembangkan kerja sama ini. Menurutnya, kerja sama konkret yang saling menguntungkan akan terus memberi makna dan menghidupkan Spirit Bandung.

“Indonesia beruntung telah memiliki LDKPI atau Indonesia Aid. Indonesia Aid ini sangat penting untuk mendukung pelaksanaan politik luar negeri Indonesia,” katanya.

Dalam pelepasan Vaksin Pentavalen yang juga dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Duta Besar Nigeria untuk Indonesia Usman Ari Ogah, Menlu Retno menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus memajukan solidaritas dan kerja sama yang saling menguntungkan dengan Afrika.

“Duta Besar Ogah, pemberian vaksin pentavalen dari Indonesia merupakan cerminan kuat dari kami untuk memperkuat persahabatan, solidaritas dan kerja sama. Mari kita terus memberikan arti sebenarnya dari Bandung Spirit dengan memperkuat kerja sama kita,” tutupnya.

 
 
29
May

VOInews,Jakarta : Pemerintah Provinsi Bali bersama pihak terkait akan memberikan tindakan tegas sesuai undang-undang terhadap wisatawan mancanegara yang memakai kripto sebagai alat transaksi pembayaran di hotel, restoran, destinasi wisata, pusat perbelanjaan dan tempat lainnya. Hal itu dikatakan Gubernur Bali I Wayan Koster di Denpasar Minggu dalam Konferensi Pers Perkembangan Pariwisata Bali yang juga dihadiri Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra dan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali Trisno Nugroho.

Koster mengemukakan larangan penggunaan mata uang selain Rupiah sebagai alat transaksi pembayaran diantaranya mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang. (antara)