warna warni

warna warni (402)

27
April

Pandemi Covid 19 menyebabkan kesulitan pemenuhan alat pelindung diri bagi petugas medis, salah satunya masker N-95. Oleh sebab itu, Tim Laboratorium Energi Terbarukan, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung yang diketuai Dr. Yuli Setyo Indartono mengembangkan Kabin Sterilisasi untuk masker N-95. Kabin Sterilisasi tersebut diharapkan mampu menyeterilkan masker N95 yang telah digunakan oleh tenaga medis. Alat tersebut memiliki spesifikasi yaitu menggunakan teknologi ionisasi udara, penurun kelembapan udara dan rak sterilisasi masker N-95.

Dr. Yuli menjelaskan, Kabin Sterilisasi dibuat dengan tujuan untuk penggunaan kembali masker N-95 karena dengan jumlah pasien COVID-19 yang saat ini semakin bertambah, kebutuhan masker N-95 pun semakin meningkat bagi tenaga kesehatan baik di rumah sakit maupun puskesmas. Di sisi lain, ketersediaan masker N95 bagi tenaga kesehatan, semakin sedikit. Ia melanjutkan, berdasarkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan, sterilisasi masker bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pertama disimpan di kantong kertas dan dibiarkan selama 3-4 hari dengan prinsip kalau ada virus akan rusak karena tidak ada media untuk berkembang biak. Rekomendasi kedua adalah, bisa dipanaskan sampai 70oC di dalam oven, dan ketiga diberi uap panas. Metode yang tidak direkomendasikan untuk sterilisasi masker adalah dengan menggunakan sinar UV karena bisa merusak lapisan masker N-95. Dari berbagai cara tersebut, ia melihat perlu ada metode sterilisasi berbasis pengujian yang bisa menghancurkan bakteri dan virus, namun tidak menimbulkan kerusakan pada masker N95. Maka pihaknya tidak menggunakan sinar UV, dan tidak menggunakan pemanasan karena khawatir menyebabkan penurunan kualitas masker N95.

Supaya tidak merusak masker, maka proses sterilisasinya dilakukan di temperatur kamar, maka digunakanlah ionisasi udara. Dari berbagai penelitian ilmiah, ion negatif bisa merusak struktur bakteri dan virus. Alat ini juga menggunakan dehumidifier untuk menurunkan kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah, maka udara akan menyerap air dari masker dan idak perlu memanaskan masker. Kabin Sterilisasi tersebut kedap udara. Di dalamnya terdapat tiga komponen utama yaitu alat yang menghasilkan ion udara, kipas/fan kecil, dan alat untuk menurunkan kelembapan udara. Kabin tersebut juga dipasang timer untuk mengatur waktu sterilisasi. Pada spesifikasi alat, selain menghasilkan ion, alat tersebut juga menghasilkan hidrogen peroksida. Proses sterilisasinya membutuhkan waktu sekitar dua jam. Kemampuan alat ini mendekontaminasi bakteri telah diuji di Laboratorium Mikrobiologi di Sekolah Farmasi ITB. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kabin ini mampu mendekontaminasi koloni bakteri Staphylococcus aureus dan E.coli pada permukaan kasa sebanyak 90% selama 90 menit

25
April

 

Ventilator adalah alat bantu pernapasan bagi orang-orang yang mengalami gangguan kronis pada paru-parunya. Alat itu sangat krusial untuk saat ini, mengingat virus covid 19 yang tengah menjadi pandemi menyerang sistem pernapasan dan paru-paru penderitanya. Kebutuhan akan alat penunjang kesehatan tersebut mendorong Dr. Syarief Hidayat, dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) dari Kelompok Keahlian Tenaga Listrik ITB, untuk membuat rancangan ventilator portabel yang bisa membantu memenuhi kebutuhan rumah sakit. Sebetulnya, ventilator portabel ini sudah banyak di dunia, namun jumlahnya belum bisa mencukupi kebutuhan. Ditambah lagi, harganya yang cukup mahal.

Dalam proses pengembangannya, Syarief didukung oleh beberapa dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) serta Desain Produk, Fakultas Seni Rupa (FSRD) ITB. Mereka berkolaborasi mengembangkan alat penunjang kesehatan ini untuk membantu penanganan pandemi Covid-19. Mesin dengan nama Vent-I ini memiliki fungsi utama untuk mengalirkan udara ke paru-paru agar tidak terjadi kegagalan pernapasan. Alat itu membantu pernapasan pasien yang masih dapat bernapas sendiri. Vent-I diperuntukan untuk pasien Covid-19 pada gejala klinis tahap 2. Dengan kata lain, bukan diperuntukkan bagi pasien yang sudah masuk ruang ICU.

Setelah melewati proses uji produk yang menyeluruh dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia. Vent-I dinyatakan lolos uji produk dan siap diproduksi untuk membantu rumah sakit yang menangani pasien Covid-19. Tentu diharapkan, dengan semakin banyaknya temuan yang dihasilkan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Semakin cepat pula penanganan pasien Covid-19.

23
April

Menjadi tradisi untuk merayakan lebaran di kampung halaman atau dikenal dengan istilah mudik. Namun dalam kondisi pandemic, mudik menjadi rentan menyebarkan Covid 19. UGM membantu upaya penekanan penyebaran Covid-19 melalui aplikasi bernama Siaga Mudik. Aplikasi yang dikembangkan melalui kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jateng, Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada, serta para dosen, alumni, dan mahasiswa Sekolah Vokasi UGM ini berguna untuk menelusuri riwayat perjalanan pemudik warga Jawa Tengah dalam usaha mencegah penyebaran Covid-19. Menurut data Dinas Perhubungan Jateng, gelombang pemudik telah mencapai angka 320.435 orang pemudik yang menggunakan angkutan umum, belum termasuk pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi. Aplikasi Siaga Mudik memfasilitasi warga yang terpaksa mudik di tengah pandemi Covid-19 ini, tutur Imam Fahrurrozi selaku Manajer Teknis. Ia mengutarakan, Pemprov Jawa Tengah mewajibkan para warganya yang mudik untuk mengisi aplikasi Siaga Mudik dan melakukan karantina diri selama 14 hari.

Aplikasi ini dapat mendata jumlah pemudik berdasarkan lokasi tujuan mudik, alamat tinggal dan lokasi singgah pemudik, serta kondisi kesehatan dari pemudik berdasarkan gejala-gejala sakit dan ada tidaknya penyakit bawaan dari pemudik. Nantinya ada atau tidaknya intervensi medis dari Dinas Kesehatan terdekat dari pemudik juga berdasarkan dari output informasi dari aplikasi siaga mudik. Aplikasi ini dibuat dalam waktu kurang dari satu minggu.

Untuk memperketat pendataan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga bekerja sama dengan Komunitas WE Indonesia di Jakarta dalam mempersiapkan Sistem Manajemen Informasi Pendataan Pemudik melalui aplikasi siagamudik.jatengprov.go.id ini. Sistem yang dibuat sesederhana mungkin ini dikembangkan untuk membantu penelusuran riwayat perjalanan setiap orang, agar pemerintah mampu menggambarkan kesiapsiagaan Jawa Tengah dan mengambil langkah yang bijak dalam menanggapi persebaran Covid-19.

21
April

 

Guna meminimalisir kontak antara tenaga medis dengan pasien Covid-19 serta mengurangi pemakaian Alat Pelindung Diri yang persediaannya semakin menipis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dengan Universitas Airlangga (Unair) secara resmi meluncurkan Robot medical Assistant ITS – Airlangga-RAISA. Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari mengungkapkan, proyek tersebut telah dilakukan bersama dengan Unair dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menyelesaikan satu persatu permasalahan yang ditimbulkan oleh adanya pandemi virus corona atau Covid-19 ini. Ia berharap kontribusi yang diberikan dapat memberikan manfaat untuk para tenaga medis maupun masyarakat.

RAISA telah dirancang oleh orang-orang yang handal dan tim robot ITS yang sudah memenangkan berbagai lomba di mancanegara. Dengan menggandeng tim medis dari Rumah Sakit Universitas Airlangga-RSUA, semakin melengkapi fitur pada robot yang akan dibutuhkan pasien nantinya. Direktur Utama RSUA Prof dr Nasronudin mengungkapkan, banyak tenaga medis di Unair membutuhkan pengaplikasian teknologi dari ITS. Robot ini mampu memberikan pelayanan kepada pasien yang sedang diisolasi seperti mengantar makanan, pakaian, maupun obat-obatan. Walaupun dengan adanya robot ini, pasien juga tetap memerlukan perawat, namun setidaknya intensitas interaksinya dapat berkurang.

RAISA memiliki tampilan yang imut dan dapat menghubungkan pasien dan perawat melalui layar. RAISA ini dikendalikan menggunakan remote control dari jarak jauh dengan joystick. Robot ini merupakan gabungan teknologi yang ada pada empat robot milik ITS sebelumnya, yakni robot sepakbola beroda (Iris), robot kapal tanpa awak (Barunastra), robot humanoid (Ichiro) dan robot untuk Kontes Robot Indonesia (KRI). Robot setinggi 1,5 meter ini dilengkapi dengan empat rak secara bersusun yang bisa membawa banyak barang maksimal 50 kilogram. Selain itu juga dilengkapi monitor untuk komunikasi dua arah antara tenaga medis dengan pasien menggunakan multimedia.

20
April

 

Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University menjadi finalis National Bussiness Plan Competition yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Yogyakarta. Tim yang berasal dari kolaborasi tiga program studi tersebut yang terdiri dari Olive Afifah Azzahra dari Supervisor Jaminan Mutu Pangan, Mella Aprilia dari Teknologi Produksi Manajemen Perikanan Budidaya dan Sophie Myhinnatul Anwar dari Manajemen Industri. Ketiganya menciptakan Boosting dari Ikan Baronang siap saji pencegah stunting dan mempercepat pemenuhan kebutuhan protein harian.

Olive Afifah Azzahra mengatakan, ide bisnis bermula dari masalah stunting yang terbilang cukup tinggi pada 2013 yaitu sebesar 37,2 persen kemudian menurun pada tahun 2019 menjadi 27,67 persen. Artinya, masyarakat sudah mulai sadar akan pentingnya pemenuhan zat gizi. Ikan Baronang dipilih karena ketersediaannya yang potensial. Selain itu, kandungan ikan Baronang mampu melengkapi pemenuhan protein harian. Tim mengolah ikan dengan menggunakan tekanan dan dikemas dengan sistem vakum untuk menambah umur simpan dan mempermudah distribusi. Ia menambahkan bahwa Boosting atau suplemen ini memiliki keunggulan yaitu menjadi makanan siap saji yang dapat memenuhi kebutuhan protein hewani serta dapat mencegah terjadinya stunting. Produk yang dirancang berkualitas dan terjamin keamanan pangan, mudah dijangkau oleh masyarakat luas, serta bebas dari bahan pengawet dan monosodium glutamate (MSG). Selain itu rempah-rempah sebagai bumbu dari ikan Baronang secara alami memiliki zat aktif anti mikroba yang dapat mengawetkan bahan pangan tanpa bahan pengawet.

Boosting ikan baronang ini memiliki harga yang relatif terjangkau yaitu sebesar Rp 15 ribu. Tim mempunyai target agar produk ini dapat dipasarkan secara komersil dan diakui oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai produk olahan ikan yang dapat menunjang program pemerintah yaitu gerakan makan ikan. Selain itu, untuk mencegah stunting, diharapkan produk ini dapat tersedia di puskesmas, posyandu, atau rumah sakit sebagai makanan yang direkomendasikan kepada ibu hamil untuk mencegah kelahiran bayi stunting.

19
April

 

Industri pariwisata optimistis bisnis akan kembali normal setelah pandemi virus corona berlalu, meskipun semuanya tetap membutuhkan proses. Chief Marketing Officer & Co-Founder tiket.com Gaery Undarsa mengatakan wisata domestik diprediksi akan pulih paling cepat ketika COVID-19 telah berhasil diatasi. Satu hal yang diperkirakan akan menjadi primadona bagi mereka yang sudah lama tidak berlibur adalah staycation. Masyarakat tidak perlu bepergian jauh, tapi cukup melepas penat di tempat yang nyaman seperti hotel dengan segala fasilitas mumpuni.

Menurut Gaery, pilihan staycation dapat dilakukan di kota tempat tinggal mereka. Setelah itu, masyarakat akan mulai kembali bepergian ke tempat yang dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi tanpa harus mengandalkan transportasi publik. Misalnya, warga Jakarta berlibur ke Bandung yang dapat dicapai dengan berkendara selama beberapa jam. Kemudian, daerah wisata di Tanah Air yang jadi andalan para pelancong seperti Bali dan Yogyakarta akan menyusul pulih. Setelah itu baru perjalanan internasional.

Belum ada yang tahu kapan pandemi akan berakhir, tapi industri pariwisata dapat belajar dari negara yang telah bangkit seperti China. Gaery menambahkan, masyarakat setempat langsung membanjiri tujuan-tujuan wisata domestik setelah status karantina diangkat. Masyarakat Indonesia mungkin akan melakukan hal yang serupa. Ia memastikan akan terus mendukung para partner, termasuk maskapai penerbangan dan hotel, agar kembali pulih sehingga masyarakat dapat kembali bepergian tanpa khawatir saat situasi membaik kelak. Para konsumen juga dapat menantikan penawaran menarik dari penyedia jasa wisata saat bisnis kembali normal.

16
April

 

Banyak cara yang bisa dilakukan dalam rangka mengajak masyarakat untuk mengurangi penyebaran virus Corona. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Departemen Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Sepuluh Nopember (DKV ITS) dengan menantang para mahasiswanya untuk membuat karya ilustrasi bertemakan Solidaritas Melawan Covid-19. Karya-karya dari 58 mahasiswa DKV tersebut juga dipublikasikan melalui media sosial Instagram. Sehingga diharapkan bisa dinikmati dan menginspirasi banyak orang untuk membantu menghentikan penyebaran Covid-19. Rabendra Yudistira Alamin Sdosen DKV ITS mengatakan, ide untuk membuat karya ilustrasi mengenai Covid-19 ini bermula ketika Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur membutuhkan sebuah inovasi baru untuk mengedukasi masyarakat terutama sosialisasi dalam melawan Covid-19. Karena itu, ia berinisiatif untuk menggunakan karya ilustrasi mahasiswa DKV sebagai media edukasinya.

Salah satu mahasiswa DKV ITS angkatan 2018, Adhec Saputra menguraikan, karya ilustrasi yang dibuat olehnya berdasarkan keresahan terhadap perilaku remaja di Indonesia yang masih belum peduli dengan penyebaran Covid-19 ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pemuda yang merasa tidak akan terjangkit oleh virus ini. Konsep dari ilustrasinya menyesuaikan dengan kehidupan para remaja, yaitu bertemakan semi romantis dengan menggunakan warna yang menarik dan bahasa yang mudah dimengerti.

Sama halnya dengan Adhec, Dandy Anugrah Cahyadi menjelaskan bahwa konsep dari karya ilustrasinya berbentuk cerita bersambung yang berjudul A Journey to Against Covid-19. Adapun cerita bersambung ini menceritakan usaha-usaha apa saja yang bisa dilakukan seseorang untuk mengalahkan virus tersebut. Tentunya hal ini bertujuan agar pesan yang disampaikan lebih interaktif dan menyasar semua kalangan. Rabendra berharap supaya karya-karya dari mahasiswa DKV ITS ini dapat diapresiasi oleh masyarakat secara luas dan juga pesan-pesan positif yang diusung dapat memberikan pengaruh positif. Ia ingin mengambil peran melalui apa yang mereka bisa, yaitu menyampaikan pesan positif melalui bahasa visual.

11
April

Saat ini pandemi global Covid-19 masih menjadi trending topic di seluruh dunia. Pandemi ini memicu kreatifitas dari banyak UMKM di Indonesia. Selain memicu industri masker kain untuk berinovasi dengan motif dan model yang beragam, muncul kreatifitas yang luar biasa di tengah pandemi ini. Para penyandang disabilitas yang tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Harapan Mulia Desa Resapombo, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar menciptakan kain batik dengan motif virus Covid 19.

Ide itu muncul ketika Rita Sukirni selaku pendamping KSM menjelaskan ke kaum disabilitas binaannya mengenai gerakan social distancing, di tengah wabah corona. Mereka adalah penyandang tuna grahita yang memiliki kebiasaan saling berpelukan ketika bertemu. Dengan adanya gerakan tersebut tentunya hal itu tidak dapat dilakukan lagi. Hal ini memicu rasa penasaran mereka, mengenai seperti apa bentuk Virus Corona itu. Dan setelah dijelaskan, mereka malah menyukainya dan meminta untuk menuangkan gambar bentuk Virus Corona itu menjadi motif batik. Motif virus corona yang digunakan merupakan ilustrasi dari virus Covid 19 yang digambarkan oleh para ahli. Tak lupa, ditambahkan pula tulisan “Covid 19” sebagai penegas bahwa motif batik ini merupakan Virus Corona yang kini tengah menjadi pandemic.

Saat Rita menunjukkan batik tersebut ke rekan-rekannya, Rita mendapat feedback yang baik mengenai karya batik tersebut. Bahkan sudah ada yang memesannya. Katanya motif covid-19 ini bisa menjadi bukti wabah bersejarah ke anak cucunya nanti, bahwa pandemi Covid 19 pernah terjadi. batik motif ciprat covid-19 belum bisa diproduksi dengan jumlah banyak. Hal ini karena mengikuti anjuran pemerintah. Sehingga, hanya beberapa saja diantara mereka yang beraktivitas sesuai dengan adanya pesanan yang masuk. Untuk kisaran harga batik ciprat dipasarkan seharga Rp150.000 sampai Rp200.000 per lembarnya. Tentunya, semua ini dilakukan bukan hanya demi kepentingan komersial semata, Rita dan para penyandang disabilitas membuat motif tersebut juga sebagai kampanye mensosialkan social distancing, dan mengingatkan masyarakat bahwa virus tersebut sangat berbahaya.

10
April

 

Pandemik Covid 19, memberikan tantangan kepada para seniman yang harus menunda aktivitas dan pertunjukan kesenian sehingga berdampak buruk kepada pendapatan mereka. Dalam upaya membantu ekonomi para seniman yang terdampak Covid 19 dan juga memberikan hiburan seni yang bermutu kepada masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan-Kemdikbud telah menggelar berbagai pertunjukan secara daring dan akan menayangkan pertunjukan seni di TVRI mulai 13 April 2019. Pertunjukan seni melalui daring dapat ditonton melalui laman YouTube dan media social "budayasaya".

Pementasan bersama TVRI yang memiliki tujuan utama untuk pembelajaran di rumah dan mulai tayang pada 13 April 2020 mendatang. Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, dalam taklimat media secara daring menjelaskan,

Ada riau rhytm dari Riau dan ada sejumlah pertunjukan lain yang sudah berjalan dan akan berjalan. Dan Kemdikbud sendiri sedang menyiapkan satu program yang sedang disiapkan, melalui TVRI yang intinya itu mendidik dan juga sekaligus menghibur. Kita bekerjasama dengan teman-teman, dan juga Kemdikbud memberi akses untuk memastikan teman-teman pekerja kreatif untuk jangan kehilangan pekerjaan atau kehilangan tempat untuk berekspresi ya. Berbagai macam inisatif itu selalu ada tujuannya.

Tak hanya itu, pihaknya juga bakal memberi tempat untuk pameran visual. Koleksi visual seperti yang biasa dinikmati di museum dan cagar budaya diupayakan akan terus dapat diakses.

Ahmad Mahendra, Direktur Direktorat Film, Musik, dan Media Baru Ditjen Kebudayaan mengatakan akan ada slot untuk penayangan di TVRI di jam tertentu, seperti jam 8-9 pagi, 10-11 pagi, 14-15 siang, dan dua jam di malam hari. Untuk segmentasinya sendiri akan ada acara untuk umur PAUD, kelas 1 dan kelas 3 SD, acara keluarga, entertaimen, dan pemutaran film anak.

08
April

 

Berita hoaks banyak muncul di tengah pandemic korona. Hal itu membuat mahasiswa Universitas Indonesia-UI menciptakan aplikasi untuk memuat informasi terkait virus korona di Indonesia. Sebagai upaya untuk mendeteksi risiko secara mandiri serta mencegah berkembangnya berita hoaks terkait Covid-19, sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran UI (FKUI) dan Fakultas Ilmu Komputer UI (Fasilkom UI) berkolaborasi menciptakan sebuah Platform Penyedia Asesmen Risiko terkena Covid-19 bernama EndCorona. EndCorona telah dapat diakses di endcorona.fk.ui.ac.id dan atau endcorona.id melalui komputer ataupun ponsel.

EndCorona dilengkapi dengan berbagai fitur yang membantu masyarakat dalam menghadapi wabah Covid-19 di Indonesia. Salah satunya, fitur asesmen untuk mengetahui kondisi diri sendiri mengenai risiko mengalami Covid-19. Asesmen ini dapat digunakan untuk mengelompokkan pengguna sesuai kerentanannya mengidap Covid-19 dengan kategori risiko rendah, hati-hati, rentan, sangat rentan.Pengkajian tersebut didasarkan oleh pengkajian mendalam tim pembimbing FKUI-RSCM dari jurnal ilmiah terpercaya serta rekomendasi nasional dan internasional berbasis bukti.

EndCorona juga hadir sebagai kanal informasi dan edukasi untuk membantu masyarakat menemukan pengetahuan yang benar berdasarkan Ilmu Kedokteran, memberikan informasi, situasi terkini, dan mencegah berkembangnya berita hoaks mengenai Covid-19. Inisiator EndCorona Arya Lukmana menuturkan, Fitur yang ada di dalam EndCorona terdiri atas : Asesmen kerentanan Covid-19 ; Hotline Lengkap rumah sakit di Indonesia dan Dinkes daerah se-Indonesia ; Helpline FKUI ; Konten edukasi dan berita terpercaya ; Statistik harian ; dan data tracking untuk penelitian. Melalui aplikasi ini, masyarakat dapat menyadari risiko mereka terkena Covid-19 dan bertindak sesuai dengan kerentanan masing-masing.

Page 6 of 29