(voinews.id)- Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu mengatakan bahwa 87.000 orang dari 300.000 orang yang dimobilisasi telah dikirim ke zona pertempuran di Ukraina. Berbicara dalam pertemuan dengan kepala militer di Moskow, Selasa, Shoygu mengatakan para wajib militer, yang melapor ke dinas militer di bawah kampanye wajib militer dua tahunan Rusia, tidak akan ambil bagian dalam operasi militer khusus Rusia di Ukraina.
"Sebanyak 87.000 orang dikirim ke daerah pertempuran setelah pelatihan tambahan dan koordinasi pertempuran. Koordinasi tempur dari unit yang dibentuk sedang diselesaikan di tempat pelatihan," kata dia.
"Upaya utama difokuskan pada pelatihan lapangan, kemampuan menggunakan alat komunikasi, navigasi, dan pengintaian. Lebih dari 3.000 instruktur yang mendapat pengalaman tempur selama operasi militer khusus terlibat dalam pekerjaan itu," ujar Shoygu, menambahkan.
Semua prajurit, yang menyelesaikan dinas militer mereka di bawah wajib militer, akan dikirim ke rumah-rumah, kata Shoygu. Dia mengatakan bahwa tentara bayaran asing terus mengambil bagian dalam perang di pihak Ukraina dan selama dua minggu terakhir, hampir 200 orang dari mereka tewas dalam pertempuran di zona konflik.
Dia mencatat bahwa serangan udara harian Rusia mengurangi potensi militer Ukraina karena mereka menghantam infrastruktur kritis musuh. Menurut Shoygu, Ukraina menanggapi dengan serangan tak berkesudahan di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, titik evakuasi, dan titik distribusi bantuan kemanusiaan.
Pada Selasa, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan awal wajib militer musim gugur di negara itu. Tahun ini, 120.000 orang harus melapor ke militer di bawah wajib militer. Pada 21 September-28 Oktober 2022, Rusia juga melakukan mobilisasi militer parsial, di mana 300.000 orang direkrut menjadi tentara.
Namun kemudian Shoygu mengatakan mobilisasi militer parsial telah berakhir dan pada Senin (31/10), Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov melaporkan bahwa semua kegiatan mobilisasi telah selesai.
Sumber: Reuters
(voinews.id)- Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo pada Rabu mengatakan kepolisian harus menjelaskan respons mereka setelah menerima sejumlah panggilan darurat sebelum tragedi pesta Halloween menewaskan lebih dari 150 orang di Seoul.
Tragedi pada Sabtu malam itu menewaskan 156 orang dan melukai 151 lainnya, 29 di antaranya berada dalam kondisi serius. Sedikitnya 26 warga negara dari 14 negara lain turut menjadi korban tewas. Puluhan ribu anak muda memadati jalan-jalan dan gang-gang sempit di Distrik Itaewon untuk merayakan Halloween.
Perayaan itu menjadi yang pertama dalam tiga tahun setelah negara itu terbebas dari pembatasan COVID-19. "Polisi harus melakukan penyelidikan menyeluruh dan memberikan penjelasan secara gamblang dan transparan kepada publik," kata Han pada pertemuan awal satuan tugas untuk menangani bencana tersebut, yang disiarkan televisi.
Sebuah transkrip panggilan darurat yang dirilis oleh kepolisian pada Selasa menunjukkan peringatan pertama tentang kemungkinan terjadinya insiden mematikan itu sekitar 4 jam sebelum peristiwa benar-benar terjadi. Polisi menerima 10 panggilan serupa lainnya sebelum kekacauan tersebut kemudian menjadi fatal, menurut beberapa transkrip.
Sumber: Reuters
(voinews.id)– Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto, mendampingi Presiden RI Joko Widodo yang mengunjungi Pameran Industri Pertahanan (Indhan) terbesar di Asia Tenggara, Indo Defence 2022 Expo & Forum, di JIexpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (2/10). Saat mengunjungi pameran, Presiden RI bersama Menhan Prabowo dan sejumlah pejabat negara lainnya, mendengarkan penjelasan penyelenggaraan Pameran Indhan serta berkesempatan melakukan kunjungan dan berinteraksi ke sejumlah stan peserta pameran.
Dalam keterangannya kepada media usai melaksanan kunjungan, Presiden RI Joko Widodo menyatakan bahwa dari paparan yang diterima, industri pertahanan dalam negeri BUMN dan swasta berkembang sangat bagus karena pemerintah telah memberikan ruang yang luas kepada swasta untuk ikut membangun industri pertahanan Indonesia. "Saya kira ini sebuah perkembangan yang sangat baik dan yang paling penting kita bisa mengadopsi sebanyak mungkin teknologi-teknologi baru di bidang pertahanan militer. Yang paling penting itu," tegas Presiden RI.
Berbagai produk pertahanan buatan DEFEND ID ditampilkan dalam pameran ini. Sebut saja Len Industri yang menampilkan radar, intercome, E-Tactical Bike hingga Combat Management System. PT Dirgantara Indonesia memamerkan pesawat N219 Amphibi dan beragam jenis pesawat lainnya yang diproduksi di Bandung antara lain CN235-220, NC212i, UAV MALE "Elang Hitam", serta produk kolaborasi helikopter dan pesawat tempur KFX/IFX. PTDI juga menghadirkan Pesawat N219 dan CN235 FTB di area static display di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Sementara itu, matra laut yang diwakili PT PAL Indonesia menunjukkan berbagai jenis kapal perang, mulai dari LPD 163M, KCR generasi baru, Kapal Rumah Sakit, Perusak Kawal Rudal, Frigate, hingga Kapal Selam tanpa awak (Autonomous). Dari matra darat PT Pindad menampilkan ragam produk senjata & munisi mulai dari SS2-V5 A1, SS Amphibious hingga simulator senjata "Pasupati". PT Pindad juga menghadirkan berbagai kendaraan tempur yaitu Medium Tank Harimau, Badak 6x6 hingga kendaraan taktis Maung yang didemonstrasikan secara langsung di area outdoor.
Dan terakhir, PT DAHANA hadir dengan beragam produk energetic materialnya seperti roket dan kendaraan peluncurnya, bom pesawat tempur, Senjata Lawan Tank, Manpads hingga drone pintar bernama RAJATA.
Hingga kini, DEFEND ID terus bergerak melakukan berbagai inovasi dan kolaborasi untuk mendukung kemandirian Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) nasional, berkontribusi dalam meningkatkan nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri, menjadi pemain utama di rantai pasok industri pertahanan dunia, serta menjadi Top Global 50 Defence Company.
Selain mengunjungi sejumlah venue peserta Indo Defence, Presiden RI Joko Widodo bersama Menhan RI Prabowo Subianto serta para pendamping lainnya, juga berkesempatan menyaksikan live demo yang menampilkan kemampuan prajurit TNI dan kendaraan produksi dalam negeri dalam satu operasi militer. (Biro Humas Setjen Kemhan).
(voinews.id)- Presiden RI Joko Widodo mengaku sering berdiskusi dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tentang Indonesia pada masa depan. Bahkan, dengan nada bercanda, Jokowi mengatakan bahwa frekuensi diskusi dengan Prabowo terlalu sering.
"Kami saling tukar-menukar pikiran mengenai bagaimana Indonesia ke depan. Saya kira biasalah, berbicara. Bukan sering, ya, terlalu sering dengan Pak Menteri Pertahanan itu," kata Jokowi setelah menghadiri Indo Defence 2022 Forum and Expo di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Rabu.
Jokowi juga sejak awal sudah mendukung Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. "Sudah sejak awal, kok, restu-restu, sejak awal saya menyampaikan mendukung beliau," kata Jokowi ketika menanggapi pertanyaan terkait dengan kemungkinan memberikan restu kepada Prabowo Subianto yang selama ini selalu memberikan pujian kepada Jokowi terkait dengan penanganan pandemi COVID-19 serta dampak perang Ukraina dan Rusia. Prabowo yang berada di samping Jokowi lalu meluruskan konteks ucapan tersebut, yakni terkait dengan pertahanan.
"Ini pertahanan," kata Prabowo. Dalam Indo Defence 2022, Jokowi bersama Prabowo dan para pejabat di sektor pertahanan menyaksikan demonstrasi keahlian prajurit dan alutsista TNI serta meninjau berbagai produk alutsista dalam negeri. "Bersama Menteri Pertahanan Pak Prabowo ini saya melihat bagus untuk promosi juga utamanya produk peralatan pertahanan dan keamanan dan juga yang paling penting adalah tadi saya sampaikan ke pentingnya kerja sama kita dengan perusahaan-perusahaan dari negara lain," kata dia. Jokowi mengatakan bahwa industri pertahanan dalam negeri perlu menyikapi situasi geopolitik global.
"Kita tahu indikasi anggaran pertahanan di negara-negara NATO di Timur Tengah dan juga di Asia Timur ini ada kecenderungan naik sangat drastis serta kemunculan teknologi-teknologi militer yang baru ini juga perlu kita ikuti bersama," ujar Presiden Jokowi.
antara