Hari ini, 3 Desember, dunia memperingati Hari Disabilitas Internasional. Sejak 1992, Hari Disabilitas Internasional telah diperingati setiap tahun di seluruh dunia. Tema internasional untuk tahun ini adalah ‘Mempromosikan partisipasi para penyandang disabilitas dan kepemimpinan mereka: mengambil tindakan pada Agenda Pembangunan 2030’. Tema ini berfokus pada pemberdayaan penyandang disabilitas untuk pembangunan yang inklusif, adil dan berkelanjutan seperti yang dibayangkan dalam Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan. Agenda tersebut berjanji untuk tidak meninggalkan siapa pun dan mengakui disabilitas sebagai masalah lintas sektoral, untuk dipertimbangkan dalam penerapan 17 Sasaran Pembangunan Berkelanjutan.
Indonesia juga memperingati Hari Disabilitas International setiap tahunnya. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono mengatakan pemerintah mengusung tema nasional “Indonesia Inklusi, Disabilitas Unggul” dalam acara peringatan Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember ini. Untuk mewujudkan tema itu, Anung membeberkan berbagai upaya yang sedang dilakukan.
Salah satunya adalah penyusunan dan peluncuran Peta Jalan Sistem Layanan Kesehatan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas 2020-2024. Tujuannya, mewujudkan sistem dan layanan kesehatan yang aksesibel, menyeluruh, terjangkau, berkualitas, menghargai martabat, serta memberdayakan penyandang disabilitas.
Cenderung ada kemajuan dalam pemberdayaan penyandang disabilitas di Indonesia. Nagara ini mengesahkan Undang-Undang (UU) No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. UU yang lahir karena dukungan aktivis penyandang disabilitas Indonesia ini mengacu pada prinsip-prinsip yang ada dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Hak Penyandang Disabilitas. Konvensi ini mengakui bahwa penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dengan warga masyarakat lainnya.
Banyak yang memuji UU ini sebagai langkah maju untuk mengubah persepsi dan sikap negatif masyarakat terhadap penyandang disabilitas. Menganggap mereka sebagai hal yang memalukan atau harus dikasihani. Undang-Undang sebelumnya, UU No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat, hanya melihat penyandang disabilitas sebagai kelompok masyarakat yang memerlukan santunan dan bantuan. Namun mengubah cara pandang masyarakat terhadap penyandang disabilitas memerlukan waktu. Para penyandang disabilitas di banyak daerah belum menikmati kesetaraan dan inklusifitas yang didengungkan pemerintah pusat. Hal itu sangat tergantung pada tingkat pengetahuan para pejabat di daerah. Pemerintah pusat perlu mengintensifkan program-program inklusi untuk para penyandang disabilitas yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Ini tidak hanya tanggung jawab kementerian Sosial dan Kesehatan saja. Ini adalah tanggung jawab multi sektoral.
Namun mengubah cara pandang masyarakat terhadap penyandang disabilitas memerlukan waktu. Para penyandang disabilitas di banyak daerah belum menikmati kesetaraan dan inklusifitas yang didengungkan pemerintah pusat. Hal itu sangat tergantung pada tingkat pengetahuan para pejabat di daerah. Pemerintah pusat perlu mengintensifkan program-program inklusi untuk para penyandang disabilitas yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Ini tidak hanya tanggung jawab kementerian Sosial dan Kesehatan saja namun multi sektoral.
SEA Games ke 30 tahun 2019 resmi dibuka oleh Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, Sabtu, 30 November 2019 di Philippine Arena, Bulacan, Filipina. Pesta olahraga se-Asia Tenggara yang diadakan setiap dua tahun itu melibatkan 11 negara di kawasan Asia Tenggara.
SEA Games 2019 diselenggarakan mulai 30 November hingga 11 Desember dengan mempertandingkan 56 cabang olahraga. Jumlah tersebut menjadi rekor sepanjang sejarah, memecahkan pelaksanaan SEA Games 2011 di Jakarta yang mempertandingkan 44 cabang olahraga. Lebih dari 5600 atlet bertanding memperebutkan 529 medali emas. Di SEA Games kali ini Indonesia mengirimkan kontingen dengan jumlah terbesar kedua setelah Filipina terdiri dari 1702 atlet.
Dalam sejarahnya, keikut-sertaan Indonesia yang pertama kali adalah pada SEA Games yang kesembilan tahun 1977 di Kuala Lumpur, Malaysia. Meski begitu, Indonesia langsung masuk ke papan atas perolehan medali. Bahkan selanjutnya, beberapa kali meraih predikat juara umum SEA Games.
Tercatat, kontingen Indonesia 10 kali menjadi juara umum, yakni tahun 1977, 1979, 1981, 1983, 1987, 1989, 1991, 1993, 1997, dan terakhir 2011 saat SEA Games digelar di Indonesia.
Akankah Indonesia mampu meraih juara umum kembali? Soal target juara di SEA Games 2019, Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat melepas kontingen Indonesia di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/11) menyinggung kesuksesan Indonesia saat berlaga di kandang sendiri pada ajang Asian Games tahun 2018 lalu. Presiden Joko Widodo optimis atlet Indonesia bisa berprestasi dalam ajang SEA Games kali ini dan dapat merebut Juara 2 dengan target 45-50 medali emas. Target tersebut bukan merupakan hal yang mudah, namun Presiden optimis kontingen Indonesia dapat memenuhinya. Target tersebut, bila tercapai, diharapkan bisa memperbaiki posisi Indonesia di klasemen akhir SEA Games dibandingkan SEA Games dua tahun lalu.
Sejumlah cabang olahraga diharapkan menjadi lumbung medali emas bagi kontingen Indonesia. Yang berpeluang mendulang emas, antara lain atletik, renang, sepeda, selancar, ice skating, triathlon, dan badminton.
SEA Games 2019 telah dimulai. Bangsa Indonesia berharap atlet-atlet Indonesia bisa mencapai bahkan melebihi target medali yang telah dicanangkan.
Kondisi perekonomian global diproyeksikan masih akan sulit pada tahun depan. Meski demikian, pemerintah berkomitmen untuk bertahan dari ancaman penurunan pertumbuhan ekonomi seperti yang terjadi di beberapa negara. Presiden Joko Widodo dalam pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (29/11) seperti dilansir Antara mengatakan, Indonesia harus bersyukur karena ekonomi masih bisa tumbuh di atas lima persen.
Presiden Joko Widodo mengatakan, untuk ukuran negara G20, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya kalah dari Tiongkok dan India. Indonesia berada di posisi ketiga, satu tingkat di atas Amerika Serikat. Presiden Joko Widodo optimistis tahun depan, ekonomi Indonesia mampu bertahan. Pada kesempatan tersebut ia memuji koordinasi antara tiga punggawa ekonomi, Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menurutnya, tanpa komunikasi yang baik, maka kebijakan ekonomi makro tidak akan saling menyokong.
Presiden Jokowi menegaskan, pemerintah akan memfokuskan pertumbuhan sektor swasta. Karena peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada pertumbuhan ekonomi hanya sekitar 14 hingga 17 persen. Ia memerintahkan, proyek-proyek di tanah air lebih dulu dikerjakan oleh swasta.
Sikap optimistis juga diungkapkan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. Perry Warjiyo mengatakan, prospek ekonomi Indonesia 2020 tetap terjaga dengan momentum pertumbuhan yang tetap berlanjut. Menurutnya, Indonesia telah mempersiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi masa krisis ekonomi global yang masih akan terjadi pada 2020. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 diperkirakan meningkat dari 2019 dalam kisaran 5,1 hingga 5,5 persen. Optimisme tersebut muncul karena inflasi 2020 diproyeksi tetap terkendali sesuai sasaran 3,0 persen plus minus satu persen. Selain itu, defisit transaksi berjalan 2020 di dalam kisaran 2,5 hingga 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Surplus transaksi modal dan finansial diproyeksi tetap besar sehingga mendukung stabilitas eksternal. Nilai tukar Rupiah pada 2020 juga diperkirakan bergerak stabil. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada 2020 perbankan diprakirakan mencapai 8 hingga 10 persen. Perry menyampaikan pendorong pertumbuhan 2020 tetap pada konsumsi dan investasi. Bank Indonesia juga berkomitmen untuk terus mengeluarkan kebijakan moneter yang akomodatif.
Kongres Internasional Notaris ke-29 yang berlangsung di Jakarta 28 hingga 30 November 2019 diharapkan menjadi momentum penting bagi para notaris dari seluruh dunia untuk berbagi pengetahuan. Hal itu sesuai dengan tujuan utama bersama para notaries, yaitu memberikan perlindungan kepada masyarakat. Demikian dikatakan Perwakilan Notaris asal Kanada Angela Di Benedetto kepada Voice of Indonesia disela sela acara Kongres Internasional Notaris ke-29 Kamis (28/11).
“ Saya rasa meskipun kami hidup di negara yang berjauhan, tujuan utama kami adalah melindungi masyarakat, dan notaris bertindak secara otentik dan menunjukkan bahwa kami sebagai notaris adalah orang-orang yang melindungi masyarakat. Kami akan memastikan setiap orang dalam setiap langkah kehidupannya mendapat layanan notaris yang professional. Kami datang ke sini untuk melihat realita notaris di seluruh dunia yang mempraktikkan hukum perdata seperti yang kami lakukan “.
Kongres Internasional Notaris ke-29 juga mengadakan diskusi panel yang membahas tema besar, “Aspek Kepastian Hukum dalam Berusaha di Era Revolusi Industri 4.0.” Secara umum, diskusi panel akan membahas tema utama dari berbagai perspektif. Ini termasuk teori-teori hukum serta sisi ekonomi, dengan memperhatikan kesiapan dan perkembangan layanan hukum di berbagai kawasan dunia. (voi/faisal/r)