Presiden Joko Widodo meresmikan Bandara Wiriadinata, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu lalu. Bandara tersebut semula berfungsi sebatas pangkalan udara operasional TNI. Sejak 10 Juni 2017 bandar udara tersebut telah dibuka untuk penerbangan komersial. Pemerintah Indonesia kemudian melakukan pengembangan bandara tersebut dengan menambah panjang landasan pacu hingga mencapai 1.600 meter dan membangun terminal khusus penumpang.
Setelah menandatangani prasasti di bandara tersebut, Presiden Joko Widodo mengatakan kepada jurnalis akan menginstruksikan maskapai Garuda Indonesia untuk menambah jadwal penerbangan dari dan ke Tasikmalaya melalui Bandara Wiriadinata. Pengembangan tersebut diharapkan dapat memacu pertumbuhan pariwisata di Tasikmalaya dan sekitarnya. Presiden Joko Widodo menilai minat masyarakat akan angkutan udara ke wilayah Tasikmalaya cukup bagus.
Terkait hal itu, Kepala Negara telah menerima usulan Gubernur Jawa Barat Ridwan kamil yang menginginkan adanya rute perjalanan alternatif untuk menuju daerah tersebut dari Jakarta, yaitu rute Jakarta-Bandung-Tasikmalaya dan sebaliknya dan rute Jakarta-Tasikmalaya. Presiden berharap Maret ada tambahan penerbangan lagi. Demikian dikatakan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Menurut Presiden, pembangunan infrastruktur transportasi baik darat dan udara di kawasan itu akan mempercepat pembangunan kekuatan ekonomi di Tasikmalaya. Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan peresmian bandara Wiriadinata sebagai bandara umum memperteguh komitmen pemerintah untuk membangun dari daerah pinggiran. Budi Karya Sumadi menambahkan, konektivitas yang baik dapat meningkatkan produktivitas masyarakat dan memperkuat daya saing daerah di pasar internasional serta memperkuat persatuan. Selain transportasi udara, Budi Karya Sumadi juga menilai kawasan Jawa Barat bagian selatan perlu peningkatan transportasi kereta api.
Bandara Wiriadinata bisa dituruni oleh pesawat jenis ATR atau pesawat propeler berbadan kecil. Saat peresmian itu, dilakukan juga penerbangan perdana maskapai Wings Air dengan pesawat ATR dengan rute Tasikmalaya-Bandung.
Perhatian masyarakat internasional terhadap pertemuan puncak antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un terarah pada pertemuan yang berakhir lebih cepat daripada yang dijadwalkan. Untuk sementara, harapan tinggi atas hasil pertemuan kedua pemimpin tidak terwujud. Pertemuan di Hanoi, Vietnam itu berakhir tanpa kesepakatan. Presiden Trump dan Pemimpin Kim Jong-un tidak menandatangani kesepakatan apapun.
Pertemuan di negara yang berhaluan komunis seperti halnya Korea Utara itu, merupakan tindak lanjut pertemuan bersejarah Trump dan Kim pada tgl. 12 Juni 2018 di Singapura. Tidak seperti halnya pernyataan yang disampaikan setelah pertemuan di Singapura, pertemuan di Hanoi justru diwarnai dengan cerminan kekurang percayaan dari Presiden Amerika Serikat atas iktikad baik Pemimpin Korea Utara. Optimisme Trump yang dinyatakan sebelum pertemuan, diakhiri dengan pernyataan bahwa Kim tidak dapat memenuhi harapan harapan Amrika Serikat. Dalam pernyataannya, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Kim meminta agar semua sanksi dicabut, namun tanpa komitmen penuh melakukan denuklirissasi. Presiden Trump juga menegaskan bahwa Amerika Serikat belum menyerah mengenai tuntutan Kim. Diksi ‘BELUM MENYERAH’ sesungguhnya menarik untuk dicermati. Dari sisi negosiasi, kata ‘Belum’ dapat menyiratkan masih adanya kemungkinan suatu masalah untuk dinegosiasikan ulang. Dengan menggunakan kata ‘Belum’ tersebut, ada dua hal yang dapat dikemukakan.
Pertama adalah masih adanya kemungkinan dilakukannya pembicaraan lebih lanjut, dan kedua Korea Utara sesungguhnya dapat merasa memiliki posisi tawar atau bargaining position yang kuat. Korea Utara telah menunjukkan eksistensinya kepada dunia.
Melalui tahapan pertemuan dengan Donald Trump, Kim telah menunjukkan diri dan negaranya telah menjadi perhitungan negara besar, seperti Amerika Serikat. Apakah pada akhirnya Korea Utara akan memetik lebih banyak keuntungan dari pertemuan selanjutnya dengan Amerika Serikat, selain tergantung pada Korea Utara sendiri. Tentu juga dapat dilihat dari sejauh mana negara besar seperti Tiongkok akan menunjukkan dukungannya kepada Pemimpin Kim Jong-un. Sebab diakui atau tidak, selama ini Tiongkok adalah negara yang menjalin hubungan dekat dengan Korea Utara.
Tiga negara produsen utama karet alam dunia yakni Indonesia, Thailand dan Malaysia sepakat mengurangi ekspor karet. Ketiganya sepakat mengurangi ekspor sebanyak 200.000 sampai 300.000 metrik ton karet guna mengatasi harga karet alam dunia yang terus tertekan. Kesepakatan tersebut dicapai 22 Februari di Thailand. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pada konferensi pers di Jakarta, Senin lalu menjelaskan, skema pengaturan ekspor atau disebut Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) merupakan salah satu keputusan yang diambil pada pertemuan International Tripartite Rubber Council (ITRC) yang diinisiasi tiga negara produsen karet tersebut.
Darmin Nasution menjelaskan, penerapan AETS untuk mengurangi ekspor dari ketiga negara tersebut berlaku untuk jangka waktu tiga bulan ke depan. Rincian dan pelaksanaan AETS ini akan didiskusikan kembali pada pertemuan Senior Official Meeting (SOM) ITRC pada 4 Maret mendatang di Thailand. Adapun kontribusi produksi karet alam dari masing-masing negara, yakni tertinggi dari Thailand sebesar 52 persen, Indonesia 38 persen dan sisanya Malaysia 10 persen. Menurut Darmin, kebijakan pengurangan ekspor ini penting untuk mengembalikan harga karet alam ke harga fundamentalnya. Saat ini harga karet ekspor sekitar 1,45 dolar Amerika atau sekitar 20.300 rupiah per kilogram, sementara di tingkat petani hanya 7.000 sampai 7.500 rupiah per kg. Darmin Nasution juga mengatakan, Pemerintah Indonesia berkomitmen melakukan peremajaan karet alam hingga 50.000 hektare per tahun sebagai salah satu kebijakan yang dicapai dalam pertemuan antarnegara produsen karet alam dunia.
Sementara itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, guna meningkatkan serapan karet dalam negeri, Kementerian Perhubungan mendorong penggunaan karet sebagai bahan baku pada industri di sektor transportasi. Contohnya seperti perlengkapan jalan, pembatas jalan, penggunaan pada aspal dan sebagainya. Budi Karya Sumadi usai menghadiri rapat di Kementerian Bidang Perekonomian terkait Kebijakan Serapan Karet Dalam Negeri, di Jakarta Senin (25/2/2019) juga mengatakan produk-produk serapan karet tersebut haruslah diproduksi oleh pabrik-pabrik di dalam negeri. Tujuannya untuk mendorong industri di Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Pada kesempatan yag sama Direktur Jendral Perhubungan Darat Budi Setiyadi menambahkan, produksi karet ini dapat digunakan untuk pembuatan alat-alat fasilitas keselamatan lalu lintas. Seperti misalnya traffic cone, water barrier, roller barrier, hingga speed bump. Budi berharap pemerintah siap menyerap 2.000 ton karet untuk dijadikan bahan campuran pembuatan aspal. Penggunaan aspal karet tersebut akan dilakukan di beberapa daerah yang merupakan penghasil karet terbesar antara lain Sumatera Selatan, Jambi, Medan dan Kalimantan.
Kabar menyejukan datang dari dunia olahraga Indonesia di tengah memanasnya situasi politik tanah air menjelang Pemilihan Umum Serentak 17 April mendatang. Tim sepakbola nasional U-22 Indonesia berhasil menjadi juara ASEAN Football Federation (AFF) 2019setelah mengalahkan Thailand 2-1 dalam partai final di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (26/2). Kemenangan Tim nasional di bawah asuhan Indra Sjafri iniberkat gol yang dicetak Sani Rizki Fauzi dan Osvaldo Haay.
Prestasi Tim Nasional di Piala AFF U-22 sepertinya berhasil menyatukan bangsa Indonesia yang selama tahun politik ini sedikit terpecah karena perbedaan dalam mendukung salah satu partai politik maupun calon presiden dan wakil presiden.
Betapa tidak? Dalam beberapa bulan terakhir, terutama selama Debat Calon Presiden dan Wakil Presiden yang sudah diselenggarakan 2 kali, situasi politik dalam negeri terasa lebih panas daripada biasanya. Masing-masing pendukung saling serang, baik di media mainstream maupun di media sosial. Tak heran, kemenangan Tim Nasional U-22 ini terbukti dapat memberikan kesejukan di tengah situasi politik yang memanas. Ketika mendukung Tim nasional yang diteriakan hanya nama Indonesia.
Sudah selayaknya bangsa Indonesia memberikan apresiasi terhadap prestasi Tim Nasional Indonesia di ajang Piala AFF U-22. Tak kurang dari Presiden Joko Widodo yanglangsung memberi ucapan selamat di akun Instagramnya. Dia menilai sukses tim asuhan Indra Sjafri itu menjadi awal kebangkitan sepakbola Indonesia di tengah upaya penegakkan hukum atas skandal pengaturan skor di tanah air.
Semoga apa yang menjadi harapan Kepala Negara dapat menjadi kenyataan. Prestasi Tim Nasional U-22 dapat menjadi penyemangat bagi tim sepakbola tanah air lainnya. Selain kebanggaan karena dapat menjadi Juara di ajang AFF U-22, Tim Nasional Indonesia U-22 juga akan mendapatkan bonus senilai 2,1 Miliar Rupiah dari pemerintah.
Tim Nasional tidak boleh terlena dengan euforia kemenangan ini. Diharapkan prestasi ini menjadi pemacu untuk menjadi lebih baik lagi sehingga mengharumkan nama Indonesia di dunia olahraga internasional.