Daniel

Daniel

25
May

 

Rencana  pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan  Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, bulan Juni di  Singapura memangdiwarnai ketegangan dan ketidakpastian. Meski demikian,  Korea Utara  menunjukkan keseriusannya dengan  menutup situs nuklir Punggye-ri di Provinsi Hamgyong Utara. Demikian seriusnya, Korea Utara bahkan juga  meledakkan tiga terowongan dan perangkat pendukungnya disaksikan para wartawan media internasional hari Kamis (24 Mei 2018).  Seorang wartawan yang ikut  hadir, kemudian  mengatakan, ledakan terlihat di tiga buah terowongan dan dapat dilihat dari dek observasi yang berjarak 500 meter.

Kehadiran para wartawan media internasional di situs nuklir Punggye-ri dilaporkan Kantor Berita Korea Selatan Yonhap sejak Selasa lalu yang menyebutkan mereka berasal dari Korea Selatan, Amerika Serikat, RRT, Rusia dan Inggris. Yonhap mengatakan  Korea Utara akan membongkan terowongan bawah tanah dan fasilitas lain di situs itu.

Namun ketegangan masih terjadi karena Korea Utara sempat mengancam menghentikan dialog.  Negara itu menengarai, Amerika Serikat dan Korea Selatan telah  melakukan latihan militer bersama belum lama ini. Misi Mike Pompeo tetap mengajak Korea Utara ke tahapan selanjutnya tampaknya berhasil setelah Korea Utara bersedia menghancurkan fasilitas nuklirnya. Itu dilakukan Korea Utara, setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam suasana yang lumayan  bersahabat.

Di tengah suasana yang semakin kondusif,  Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence justru menyampaikan peringatan lewat  media hari Senin (21 Mei) agar  Kim Jong Un tidak “main-main” dengan President Trump.  Ini tentunya  bisa saja merusak apa yang sudah diupayakan Pompeo. Presiden Trump sendiri konon baru akan memutuskan apakah akan melanjutkan pertemuan dengan Kim Jong Un pekan depan.  Namun kabar terakhir (Kamis, 24/5) Trump  menarik diri dari rencana pertemuan dengan Kim Jong Un dengan alasan Korea Utara menunjukkan sikap bermusuhan dan kemarahan yang luar biasa.

Sebelumnya Amerika Serikat berjanji membantu Korea Utara dan tidak menumbangkan rezim jika Korea Utara mau menghentikan program nuklirnya.

Dunia tentu berharap, upaya damai yang sedang dibangun di semenanjung Korea tetap berlangsung. Mudah-mudahan tidak  ada provokasi yang menjadikan proses yang sudah mulai positif ini mentah kembali. Jika masalah  di semenanjung Korea selesai, masih ada persoalan di kawasan  lain yang juga  perlu diatasi.  

25
May


Paviliun Indonesia meramaikan Business Expo Houston Global Economy Forum 2018.  Berlokasi di depan pintu masuk venue utama, paviliun Indonesia mengangkat tema “The Beauty of Bali" dengan memamerkan keindahan pulau dewata melalui video, foto, buku, dan peta wisata. KJRI Houston juga menginformasikan paket perjalanan dari DoyanTravel untuk perjalanan ke Bali dan Pulau Komodo.

Tidak hanya bersifat informatif, KJRI Houston mempromosikan Indonesia dengan cara interaktif. Kali ini, permainan Indonesian spinning wheels menyedot perhatian pengujung Houston Global Economy Forum. Dengan mengikuti permainan tersebut, pengunjung dapat memenangkan souvenir khas Indonesia. 

Selain pariwisata, pengunjung juga berkesempatan untuk menikmati produk-produk Indonesia yang dijual di Houston seperti kopi Sumatra, permen Kopiko, keripik singkong Kusuka, dan kacang atom Garuda. KJRI Houston juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mempromosikan Trade Expo Indonesia 2018 yang akan berlangsung di ICE BSD City, Tangerang, pada tanggal 28-30 Oktober 2018.

Houston Global Economy Forum merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Greater Houston Partnership, kamar dagang tertua di Houston. Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 300 anggota dari Greater Houston Partnership yang berasal dari kalangan bisnis terkemuka di Houston dan beberapa awak media. Tahun ini, Houston Global Economy Forum 2018 bertempat di Hyatt Regency Hotel, Downtown, Houston.

Indonesia Dorong Peningkatan Akses Pasar Kelapa Sawit di Argentina

Mengakhiri rangakain kunjungan kerja di Argentina, Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi, telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Argentina, Jorge Faurie, di Palacio San Martin, Buenos Aires (22/5). Pertemuan bilateral membahas upaya peningkatkan kerja sama bilateral khususnya kerja sama ekonomi dan sosial budaya kedua negara.

Dalam pertemuan, Menlu RI menyampaikan, Argentina merupakan mitra dagang ke-2 terbesar di wilayah Amerika Selatan, dengan nilai perdangan mencapai US$ 1,42 mili​ar pada tahun 2017. Menlu RI menekankan nilai tersebut masih belum merefleksikan potensi hubungan perdagangan kedua negara, yang masih terbuka lebar. Dalam kaitan ini, Indonesia mendorong Argentina untuk mengurangi dan menghapuskan berbagai hambatan tarif dan non-tarif bagi produk Indonesia di pasar Argentina.

Secara khusus Menlu RI mencatat tingginya tarif atau bea masuk bagi produk kelapa sawit Indonesia ke Argentina dan negara-negara MERCOSUR. Dalam kaitan ini Menlu RI meminta Argentina untuk dapat membahas isu tarif bagi CPO Indonesia dengan MERCOSUR.

Selain mendorong akses pasar kelapa sawit, Menlu RI juga menyampaikan potensi besar untuk melakukan diversifikasi produk dalam perdagangan kedua negara. Selain produk konsumer seperti alas kaki, pakaian, dan peralatan elektornik, Indonesia juga memiliki industri strategis yang cukup maju.

Selain isu perdagangan, kedua Menlu juga membahas mengenai pentingnya hubungan antarmasyarakat kedua negara agar masyarakat memahami manfaat hubungan kedua negara. Dalam kaitan ini, Menlu RI menekankan perlunya untuk meningkatkan people-to-people contact dan business-to-business contact antara Indonesia-Argentina. Untuk itu, Menlu RI meminta agar Argentina mempermudah pemberian visa bagi WNI yang ingin berkunjung ke Argentina.

Sebelum menuju Lima, Peru, untuk melakukan pertemuan bilateral, Menlu RI juga melakukan pertemuan dengan MERCOSUR-ASEAN Chamber of Commerce. Dalam pertemuan Menlu RI menekankan upaya peningkatan hubungan ekonomi perdagangan Indonesia-Argentina dan juga antara ASEAN-MERCOSUR. Dalam kaitan ini, Menlu RI mengundang pengusaha Argentina dan MERCOSUR untuk hadir pada Trade Expo Indonesia (TEI) tahun 2018. Menlu RI juga mendorong agar MERCOSUR – ASEAN Chamber of Commerce terus meningkatkan business-to-business contact antara pengusaha ASEAN – MERCOSUR.

24
May

 

Duta Besar Indonesia untuk Republik Islam Iran, Octaviano Alimudin  mengatakan, kerjasama bilateral antara  Indonesia dan Iran mengalami peningkatan yang signifikan di bidang politik dan ekonomi belakangan ini. Kepada RRI Voice of Indonesia baru-baru ini ia mengatakan, setelah kunjungan Presiden Joko Widodo ke Iran desember 2016 lalu, terjadi kenaikan volume perdagangan lebih dari 50 persen. Pada tahun 2016, Indonesia dan Iran memililki volume perdagangan senilai 338 juta dollar AS. Kenaikan ekspor Indonesia ke Iran khususnya adalah produk Crude Palm Oil-CPO dan makanan ke Iran. Kedepannya Ia berharap dapat membuka pasar tekstil dan otomotif Indonesia ke Iran.   

“ Kami  juga ingin lebih lanjut menyasar pasar Iran untuk industri tekstil dan industri otomotif kami. Itulah mengapa Indonesia berusaha menyelesaikan perjanjian perdagangan preferensial yang kami negosiasikan serius. 2017 kami memiliki dua negosiasi dan pada tahun 2018 kami juga akan memiliki negosiasi lain sebelum kami dapat menyelesaikan PTA “.

Octaviano lebih lanjut mengatakan, di bidang investasi, Berdasarkan data Badan Kordinasi Penanaman Modal, Iran adalah negara ke 33 yang berinvestasi pada 17 projek di Indonesia pada 2017. Ia berharap di 2018 investasi Iran bisa bertambah. Kini terdapat proyek bersama Indonesia-Iran yang tengah berjalan di Palu dan Situbondo.   Di bidang politik, Iran mendukung pencalonan Indonesia sebagai Dewan Kemanan Tidak Tetap PBB pada 2019. Selain itu, Indonesia dan Iran juga sering melakukan konsultasi antar pemerintah dan kunjungan dari pemerintah kedua negara.    

24
May

 

 

Di Indonesia, telah terjadi berkali-kali aksi terorisme yang bukan hanya menghabisi nyawa si pelaku, namun juga nyawa orang-orang di sekitar tempat kejadian. Kejadian demi kejadian membuat masyarakat geram, mengapa terus saja terjadi aksi maut yang dapat menyebabkan konflik antar agama, kalau kita tak berpikir jernih dalam menyikapi berbagai teror di sekitar kita.

Yang terakhir, aksi teror bom bunuh diri yang dilakukan satu keluarga yang terdiri dari enam orang di Surabaya dan Sidoarjo pada 13 Mei 2018 dengan target operasi tiga buah gereja. Miris menyaksikan anak-anak di bawah umur dilibatkan untuk melakukan aksi bom bunuh diri tersebut.   

Dalam sebuah rapat terbatas pencegahan dan penanggulangan terorisme pada 22 Mei 2018 di Jakarta, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pemberantasan terorisme tidak cukup hanya dengan penegakan hukum dan membongkar jaringan teroris hingga ke akarnya. Pemberantasan terorisme harus diimbangi dengan pendekatan soft power. 

Menurut Presiden, deradikalisasi mutlak dioptimalkan, bukan hanya untuk mantan teroris, melainkan juga untuk membersihkan lembaga pendidikan di semua jenjang dan mimbar umum dari paham sesat terorisme. 

Sadar atau tidak,  teroris ada di mana-mana. Banyak terduga teroris yang telah diringkus aparat. Namun, apakah mungkin tindakan hukum terhadap para teroris dapat menghabisi mereka sampai ke akarnya ?

Walaupun telah banyak teroris yang tertangkap dan menjalani hukuman, aksi mereka masih saja berulang dengan pelaku yang baru lagi. Jadi sebenarnya, apa yang harus dilakukan agar terorisme benar-benar tak ada lagi di negeri ini ? 

Ngeri mengetahui bahwa radikalisme telah masuk ke dunia pendidikan, dari usia  dini hingga perguruan  tinggi. Hasil survei LIPI pada 2016, 25% siswa dan 21% guru menyatakan Pancasila yang selama ini dikenal sebagai ideologi bangsa Indonesia yang bersifat majemuk,  tidak lagi relevan. Survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme pada 2017 juga menunjukkan 39% mahasiswa di 15 provinsi di Indonesia terindikasi tertarik pada paham radikal.

Rektor Universitas Hasanuddin, Makassar, Dwia Tina Palubuhu, dalam rapat terbatas dengan Presiden, menyampaikan deradikalisasi dapat dilakukan dengan mengajak pelajar dan mahasiswa bangga sebagai bangsa Indonesia  yang damai dan toleran. Mereka harus  bangga memiliki Pancasila dengan nilai-nilai humanisme yang terkandung di dalamnya. Dalam forum itu, Kepala  Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Suhardi Alius, mengusulkan untuk mengembalikan nasionalisme melalui kurikulum. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengharuskan semua guru untuk mengajarkan penguatan pendidikan karakter secara nyata, bukan hanya teori.

Yang terpenting, masyarakat  harus selalu waspada untuk tidak terpancing dan terpengaruh dengan ajaran-ajaran yang menyesatkan dan tidak masuk akal. Bentengi diri dengan pemahaman agama yang benar, agama yang cinta damai.