Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mengatakan, TNI memberangkatkan kapal rumah sakit KRI dr. Soeharso (990) ke Lombok, Nusa Tenggara Barat, pasca gempa 7 skala richter mengguncang wilayah tersebut, Minggu (5/8).Selain KRI dr. Soeharso (990), TNI juga mengerahkan batalion kesehatan dari Batalion Kesehatan 1/Komando Strategis Angkatan Darat dan Batalion Kesehatan 2/Marinir.
Hadi Tjahjanto seperti dikutip Antara di Jakarta, Minggu menjelaskan, mereka membawa seluruh perlengkapan yang dibutuhkan, seperti tenda dan dapur lapangan. Seluruh pasukan batalion kesehatan tersebut diberangkatkan Senin (6/8) menggunakan pesawat angkut Hercules C-130 TNI Angkatan Udara. Panglima TNI mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan aparat kewilayahan untuk membantu penanganan korban pasca gempa tersebut, dengan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. ant.6.8’18.mar
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, melaporkan, gempa bumi 7 Skala Richter yang mengguncang wilayah di Nusa Tenggara Barat pada Minggu (5/8) pukul 18.46 Waktu Indonesia Barat memberikan dampak yang luas. Hingga Senin dini hari (6/8) pukul 02.30 Waktu Indonesia Barat, tercatat 82 orang meninggal dunia akibat gempa, ratusan orang luka-luka, dan ribuan rumah mengalami kerusakan.
Menurut Sutopo Purwo, daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, dan kota Mataram. Ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman. Hingga Minggu, pukul 22.00 Waktu Indonesia Barat, terjadi 47 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil. Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana -BNPB, Willem Rampangilei, bersama jajaran BNPB telah berada di Lombok Utara untuk mendampingi Pemerintah daerah, baik Pemerintah daerah Provinsi maupun Kabupaten atau Kota terdampak. BNPB bersama antara lain TNI, Polri, Badan SAR Nasional, Kementerian terkait, terus melakukan penanganan darurat. rilis BNPB.06 08 2018.nrl
Dalam rangka peringatan 110 tahun Kebangkitan Nasional yang bersamaan dengan Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (RI) bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, dan Kantor Cabang Perusahaan Umum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) Surakarta/Lokananta menyelenggarakan pameran kesejarahan yang mengusung tema Jagung Berbunga di Antara Bedil dan Sakura. Kegiatan ini secara resmi dibuka pada hari Kamis, 2 Agustus 2018 oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hilmar Farid di Gedung PNRI, Jakarta. Menurut Hilmar, beberapa materi yang dipamerkan adalah materi–materi baru yang sebelumnya belum pernah diperlihatkan kepada publik. Oleh karena itu, pameran sejarah kali ini akan memberikan banyak informasi mengenai masa pendudukan Jepang di Indonesia pada tahun 1942-1945.
“Ini pameran kan sebagian dari materinya untuk pertama kali nih diperlihatkan. Ada di beberapa koleksi ya dari Belanda, dari Perpustakaan Nasional, Arsip Nasional, dan kita ingin tentunya agar materi–materi sejarah seperti ini bisa diakses publik lebih banyak. Disamping membuat pameran kita juga menerbitkan buku dan kemudian nanti di Galeri Antara tanggal 14 nih pamerannya. Barusan kita bincang–bincang kayanya bisa dibawa keliling juga pamerannya ke beberapa kota sehingga nanti publiknya bisa lebih luas akses pameran ini. Dia akan memberi informasi yang saya kira sangat penting mengenai penggal sejarah kita tahun 1942-1945 tentang masa pendudukan Jepang.”
Hilmar lebih lanjut menjelaskan, tujuan dari digelarnya pameran kali ini selain memberikan edukasi kepada masyarakat, juga menguatkan hubungan dari hati ke hati antara Indonesia dan Jepang yang telah terjalin sejak lama, terutama dalam aspek budaya. Kegiatan ini diharapkan dapat membuka peluang kerjasama dalam bidang budaya antara kedua negara yang lebih kuat, luas dan dinamis di masa akan datang. Hilmar juga mengatakan, pihaknya telah mendiskusikan terkait pertukaran sumber-sumber sejarah antara Indonesia dan Jepang. Karena masih banyak sumber-sumber sejarah Indonesia yang belum diakses di Jepang.(VOI/Rezha)
Presiden Joko Widodo mengatakan target untuk prestasi Kontingen Indonesia di Asian Games 2018 tidak berubah, yaitu masuk dalam 10 besar. Kepala Negara menyebutkan, dirinya akan terus memeriksa kesiapan-kesiapan, mulai dari segi infrastruktur hingga kesiapan dari atlet yang akan berlaga dalam berbagai cabang olahraga nanti. Peninjauan persiapan Indonesia untuk pesta olahraga se Asia, yaitu Asian Games ke 18 di tahun 2018 ini terus digencarkan oleh Presiden Joko Widodo. Dengan tenggat waktu sekitar 2 pekan, Presiden kembali melakukan pemeriksaan mendadak fasilitas umum, seperti pedestrian di kawasan Sudirman - Thamrin. Usai pemeriksaan mendadak di pedestrian di kawasan Sudirman - Thamrin, pada Kamis (2/8),
Presiden menyebutkan hampir semua fasilitas dan venue sudah siap menyongsong Asian Games ke 18. Selain meninjau dari kesiapan fasilitas, Presiden yang didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga menyampaikan, dirinya tetap memberi target prestasi atlet untuk masuk dalam 10 besar. Karenanya, presiden menyatakan, dirinya juga akan meninjau kesiapan para atlet yang akan bertanding dalam waktu dekat. kbrn