ofra voi

ofra voi

09
March

 

 

 

Hari ini kami ajak anda berwisata ke Demak. Demak, sebuah kabupaten yang terletak di pesisir utara provinsi Jawa Tengah. Berbicara mengenai pariwisatanya, Kabupaten ini dikenal sebagai destinasi wisata religi. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Demak untuk ziarah ke makam Sunan Kali Jaga, Raden Fatah atau bahkan mengunjungi Masjid Agung Demak. Selain wisata religi, Demak sebenarnya punya beragam destinasi wisata alam yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Ekowisata Rumah Edukasi Silvofishery (Reduksi). Selain bisa menikmati keindahan alamnya, disini anda akan mendapatkan edukasi tentang pohon Mangrove.

Ekowisata Rumah Edukasi Silvofishery (Reduksi), berlokasi di Desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak. Lokasi hutan mangrove ini, tepat di antara perbatasan antara Kecamatan Wedung (Demak) dengan Kedung (Jepara). Jaraknya dari pusat Kota Demak sekitar 35 kilometer. Jika anda datang dari Kota Jepara, maka jaraknya sekitar 30 kilometer. Untuk masuk ke objek wsiata ini, anda hanya perlu membayar seharga Rp 2.000 per orang. Jam bukanya dari pukul 08.00 sampai jam 17.00 WIB.Ekowisata Rumah Edukasi Silvofishery (Reduksi) merupakan kawasan wisata hutan Mangrove. Hutan mangrove seluas setengah hektar ini juga merupakan tempat edukasi mangrove dan mitigasi bencana. Ekowisata ini dikelola Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) desa setempat. Hutan mangrove mulanya tercipta dari program Amcross 2016 hingga 2017 dengan penanaman 25 ribu pohon Magrove. Di hutan ini, ada lima jenis mangrove yang ditanam. Yakni bakau panjang, bakau pendek, bakau pendek merah, bakau api-api dan bakau Rhizophora Apiculata. Setelah penanaman itu, masyarakat setempat kemudian mengembangkannya menjadi ekowisata edukasi tentang mangrove dan mitigasi bencana. Hutan mangrove ini kemudian dibuat trek, dan sejumlah sarana lain seperti gazebo, tempat selfie, pembelajaran pembibitan dan penanaman mangrove. Selain itu ada kafe yang dijadikan tempat materi pembelajaran bagi pengunjung.

masuk ke Ekowisata Rumah Edukasi Silvofishery (Reduksi), pemandangan hijau hutan mangrove langsung dapat anda saksikan. Anda bisa berkeliling menikmati keindahan hutan mangrove dengan berjalan kaki di treck yang sudah disediakan. Di tengah trek (berupa jembatan yang terbuat dari bambu dan kayu), terdapat gazebo yang terbuat dari limbah kayu dan bambu. Anda bisa beristirahat di gazebo tersebut. Di sisi hutan mangrove, yang berbatasan langsung dengan Sungai Wulan Drainese (SWD) I, tersedia spot foto yang menarik. Anda bisa berfoto sembari melihat perahu nelayan yang melintas. Bagi yang tertarik mengenal lebih jauh tentang mangrove, anda bisa mengikuti program edukasi yang tersedia. Dengan membayar sebesar Rp. 15.000 per orang, anda akan belajar mulai dari mengenal mangrove, pembibitan, penanaman serta mitigasi bencana.

09
March

Saat ini, alat deteksi pernafasan di Indonesia tergolong minim. Kalaupun ada,  namun masih berupa sistem analog. Bahan elektroda yang digunakan sebagai sensor juga kurang baik dalam medan beradiasi seperti MRI. Ukuran alatnya juga masih besar.
Melihat hal tersebut, dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya membuat inovasi sensor pendeteksi ragam pernapasan dengan serat optik sebagai bahan utama. Alat yang diberi nama Senapas (Serat Optik untuk Napas) ini diciptakan oleh Agus Muhamad Hatta ST MSi PhD bersama Laboratorium Rekayasa Fotonika Departemen Teknik Fisika ITS.

Pria yang akrab disapa Hatta itu menjelaskan, serat optik adalah saluran transmisi sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik. Alat ini sangat halus. Diameternya kurang lebih 120 mikrometer. Ukurannya lebih tipis dari sehelai rambut.

Kabel tipis itu dapat digunakan untuk menghantarkan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau Light-Emitting Diode (LED). Cahaya yang ada di dalam serat optik juga tidak akan keluar karena indeks bias  kaca lebih besar daripada indeks bias  udara. Sehingga kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi. 

Ketua Departemen Teknik Fisika ini menjelaskan, serat optik dipilih sebagai sensor karena ringan, kecil, dan praktis. Bentuknya yang kecil membuat Senapas dapat digunakan kapan pun dan di mana pun. Selain itu, sifat serat optik juga kebal terhadap medan elektromagnetik, sehingga aman digunakan di lingkungan Magnetic Imaging Resonance (MRI).
Serat optik ini diletakkan dalam masker oksigen yang terhubung dengan Liquid Crystal Display (LCD). Karena serat optik digunakan sebagai sensor, maka Senapas dapat mengukur kualitas pernapasan secara langsung dari masker oksigen yang dikenakan ke monitor display.
Menurut Hatta alat deteksi pernapasan- Senapas, sangat berguna. Tidak hanya untuk analisis kedokteran, tetapi juga analisis psikologi, atau ketahanan pekerja di dunia industri. Contohnya, pada industri pertambangan. Kondisi penambang yang ada di bawah tanah bisa diamati dengan alat deteksi pernapasan ini secara langsung. Atau juga mendeteksi kondisi kebugaran atlet, atau kasus-kasus lain.
Hatta berharap, alat ini bisa dikomersilkan secara bebas meskipun nilai jual alat ini cukup mahal. Sistem penampil data cukup mahal, namun untuk masker oksigennya cukup murah, karena sekali pakai langsung buang.

09
March

Pada edisi pelangi nada kali ini, kami hadirkan lagu-lagu dari daerah Banten.

baru saja anda mendengarkan lagu dari daerah Banten berjudul JU RAGEM BELAJAR. Banten merupakan provinsi hasil pemekaraan wilayah dari provinsi Jawa Barat. Mayoritas penduduknya bersuku Sunda, sehingga tak heran jika lagu-lagu daerah setempat kebanyakan berbahasa Sunda, seperti lagu yang baru saja anda dengarkan. Lagu YU RAGEM BELAJAR dinyanyikan oleh A. Syahri Aliman dan berisi serangkaian pesan seorang guru kepada muridnya untuk senantiasa berbakti kepada orang tua dan selalu rajin belajar serta taat beribadah. Terdiri dari 12 baris dalam lagunya, lagu ini bertempo lambat dengan lirik yang sederhana. YU RAGEM BELAJAR biasanya dinyanyikan orangtua saat anaknya hendak tidur dan menjadi hiburan malam yang tak tergantikan oleh anak-anak Banten tempo dulu.

sebelum kembali mengupas lagu-lagu dari daerah Banten, mari dengarkan lagu berjudul IBU berikut ini. Selamat Mendengarkan!

lagu Ibu dinyanyikan dan diciptakan oleh A. Syahri Aliman, lagu ini bercerita tentang perjuangan seorang ibu pada waktu melahirkan, membesarkan dan merawat anaknya. Lirik-lirik lagu ini sederhana, namun memiliki pesan moral tersendiri, dimana anak haruslah taat dan patuh pada ibu, selama masih ada waktu. Mengakhiri pelangi nada daerah kali ini, satu lagu dari A. Syahri Aliman akan hadir ke ruang dengar anda berjudul TONG SARAKAH. Tong Sarakah berarti jangan serakah. Sesuai dengan judulnya, lirik-lirik lagu ini mengingatkan agar manusia tidak serakah dalam menjalani hidup dan senantiasa ingat akan kehidupan akhirat. laguTong Serakah ini akan mengakhiri perjumpaan kita di pelangi nada daerah.

08
March

Nostalgia

Published in pop music

Pelangi Nada edisi kali ini, VOI akan menghadirkan lagu-lagu pop nostalgia dari Franky & Jane (baca: Franky and Jane).

Franky dan Jane Sahilatua adalah kakak beradik kandung. Perpaduan vokal Franky dan Jane membuat grup ini memiliki karakter yang khas. Grup ini mengusung genre pop, folk, dan country. Album bertajuk “Musim Bunga” merupakan album yang menjadi titik awal popularitas mereka. Album yang dirilis pada tahun 1978 ini sukses besar di pasaran. Terdapat beberapa lagu hits yang masih diingat masyarakat hingga kini seperti “Musim Bunga”, “Bis Kota”, dan “Perjalanan”. Sebelumnya anda telah mendengarkan lagu berjudul “Musim Bunga”. Lagu yang diciptakan oleh Franky Sahilatua ini masuk dalam peringkat 119 dari 150 lagu-lagu Indonesia terbaik sepanjang masa versi majalah Rolling Stone Indonesia. Pendengar, mari kita dengarkan kembali lagu lainnya dari Franky & Jane berjudul “Perjalanan”. Selamat mendengarkan...

baru saja anda mendengarkan sebuah lagu berjudul “Perjalanan” dari Franky & Jane. Berbeda dengan lagu “Musim Bunga” yang berisikan tentang pemujaan pada alam, lagu “Perjalanan” mengangkat tema tentang kehidupan sehari-hari. Lagu ini diciptakan oleh Franky Sahilatua dan Yudhis. Lagu “Perjalanan” bercerita tentang perjalanan seorang gadis yang akan pulang ke kampung halamannya dengan naik kereta. Selama perjalanan, ada seorang ibu yang duduk di hadapannya menatapnya sendu. Ternyata, wajahnya mirip dengan anak gadis sang ibu yang telah tiada.// Enggar