warna warni

warna warni (402)

28
October

Edisi kali ini mengetengahkan topik mengenai Peringatan Sumpah Pemuda 2018. Tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda yang merupakan satu tonggak utama pergerakan kemerdekaan Indonesia."Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda yang diselenggarakan pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta. Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia. Istilah Sumpah Pemuda sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Tiga keputusan kongres tersebut tercantum pada prasasti di dinding  Museum Sumpah Pemuda Jakarta dengan menggunakan ejaan van ophuysen.

Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda (HSP) tahun 2018 ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga telah menyiapkan sejumlah rangkaian kegiatan bertajuk 'Bangun Pemuda Satukan Indonesia'. Sumpah Pemuda merupakan momentum historis mempersatukan semua elemen bangsa untuk menghadapi semua tantangan bersama. Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) Asrorun Ni’am Sholeh mengatakan, dengan adanya Event 'Bangun Pemuda' diharapkan dapat meneguhkan persatuan seluruh elemen bangsa menghadapi segala permasalahan yang kita hadapi saat ini melalui aksi konkret untuk Indonesia. Sejumlah event utama dan pendukung di antaranya Sarasehan Legenda Pemuda, dilaksanakan pada 27 Oktober yang dihadiri oleh para tokoh pemuda pendahulu. Upacara bendera pada 28 Oktober, yang diikuti seluruh staf Kemenpora bersama sejumlah organisasi Kepemudaan dan bibit atlet berprestasi Indonesia.

Ikrar Sumpah Pemuda (akan) dipimpin oleh Presiden Joko Widodo bersama sekitar 28 ribu pemuda di Gelanggang Olahraga Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur yang dikemas dalam Youth Expo and Festival pada tanggal 28 Oktober 2018. Acara Youth Expo and Festival diisi dengan berbagai acara menarik, di antaranya talkshow dan exhibition, karnaval, pameran kewirausahaan pemuda, komunitas, dan hiburan.Talkshow dan exhibition akan menampilkan pahlawan muda masa kini untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan sehingga bisa sukses di usia muda. Seperti pengusaha dan motivator Merry Riana, pendiri Nalacity Foundation Hafiza Elfira, pendiri rumah kreatif Banjarmasin Muhammad Aripin, pemenang medali emas Asian Games 2018 & Asian Para Games 2018.

Sementara event karnaval menampilkan parade seni dan budaya yang diikuti oleh pelajar, mahasiswa, dan para pemuda dari berbagai sekolah, kampus, dan kampung se-Jabodetabek dengan menggunakan baju daerah dan koreografi yang menarik. Untuk pameran kewirausahaan pemuda, lebih dari 300 stand yang meliputi clothing/fashion, handicraft, music/sport, kuliner, dan lain-lain. Selain itu, ada atraksi dan unjuk kemampuan komunitas dan individu dalam berbagai cabang aktivitas, seperti BMX, skateboard, dance, freestyle-basket ball dan street performance lainnya. Tak ketinggalan juga akan ada berbagai tarian daerah yang berpadu dengan pertunjukan musik pada 2 panggung berbeda yang dimeriahkan oleh sejumlah band ternama seperti Republik, Cokelat, Tipe-X, dan Kotak.Sebagai penutup rangkaian peringatan HSP ke-90 diadakan Malam Anugerah Kepemudaan 2018 pada Senin (29 Oktober 2018) yang berlangsung di Balai Samudera TNI AL, Jakarta. Diharapkan melalui semua event ini dapat menimbulkan kebanggaan para pemuda dengan melihat kembali Semangat Pemuda di tahun 1928. Ni’am menambahkan, melalui event ini, seluruh bangsa Indonesia akan melihat bahwa Indonesia bisa berbangga memiliki ribuan pemuda yang menjadi pahlawan muda dengan cara mereka masing-masing, memberikan masa depan cerah bagi Indonesia.

21
October

Edisi kali ini mengetengahkan topik mengenai Bahasa Indonesia Makin diminati Warga Asing.Dari tahun ke tahun minat orang asing untuk belajar bahasa Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 2017 akhir, bahasa Indonesia sudah dipelajari di 45 negara di dunia. Kini Bahasa Indonesia makin diminati di Saudi Arabia. Kelas Program kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang digelar oleh Konsulat Jederal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah selalu dipadati warga Saudi dan ekspatriat yang tinggal di Jeddah dan kota-kota sekitarnya. Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah Mohamad Hery Saripudin mengatakan jumlah peminat program BIPA terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebelumnya, program ini diadakan sekali setahun. Namun tahun ini program pengajaran bahasa Indonesia dilakukan 3 kali setahun karena banyaknya peminat yang ingin belajar. Menurut Hery, banyak peserta yang ingin mempelajari bahasa Indonesia karena bekerja pada bidang pelayanan jemaah haji dan umrah.

KJRI Jeddah kembali mengadakan Program Kursus BIPA gelombang II untuk 2018 yang dibuka secara resmi oleh Konjen RI Senin tanggal 15 Oktober 2018. Pembukaan Program Kursus BIPA gelombang II diikuti sebanyak 62 yang terdiri dari 50 orang warga Saudi, 8 warga negara (WN) Yaman, 1 warga negara Yordania, 1 warga negara Amerika Serikat, dan dua peserta masing-masing dari Mauritania dan Pakistan. Ketua Panitia Pelaksana Ahmad Sofyan mengatakan dalam waktu dua pekan kedepan sebanyak 107 peserta akan mengajukan berkas pendaftaran. Dia menambahkan pengajar BIPA gelombang II didatangkan dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai hasil upaya kerja sama yang dirintis KJRI Jeddah dengan perguruan tinggi di Ibu Kota Jawa Tengah.

Selain di Saudi Arabia, University of Vienna, salah satu universitas tertua dan terbesar di Austria, kini membuka program kelas Bahasa Indonesia untuk musim dingin atau Winter Class, periode Oktober-Januari 2019. Pensosbud KBRI Wina Danurdoro KM Parnohadiningrat mengatakan, program yang diinisiasi Kedutaan Besar Republik Indonsia (KBRI) Wina didukung Kementerian Kebudayaan RI ini terbuka bagi mahasiswa dan staf University of Vienna. Program Bahasa Indonesia saat ini dibuka untuk pemula dan kelas lanjut (intermediate). Pada tingkat pemula, pembelajaran fokus pada penguasaan bahasa Indonesia untuk percakapan sehari-hari. Sedangkan kelas intermediate lebih pada penguasaan tata bahasa dan pengembangan keterampilan membaca dan menulis. Kerja sama ini digagas pada tahun 2017. Sedangkan program perdana pengajaran Bahasa Indonesia di University of Vienna dilaksanakan pada periode Musim Panas (Summer) dibuka secara resmi oleh Dubes RI untuk Republik Austria Darmansjah Djumala, pada Maret lalu.

Berbeda dengan kelas Bahasa Indonesia periode Summer pada semester sebelumnya, kelas Bahasa Indonesia pada musim dingin ini resmi menjadi bagian dari kurikulum di University of Vienna di bawah Departemen Antropologi Sosial dan Kebudayaan Fakultas Ilmu Sosial. Diharapkan mahasiswa tingkat sarjana dan pasca sarjana dari berbagai fakultas dan jurusan mengambil mata kuliah Bahasa Indonesia memperoleh tiga kredit point dalam sistem satuan kredit semester (SKS) yang berlaku di Universitas, yakni European Credit Transfer and Accumulation System credits (ECTS). Darmansjah Djumala mengatakan KBRI Wina menyambut baik tentang resminya kelas Bahasa Indonesia masuk ke dalam kurikulum di University of Vienna. Bahasa Indonesia di kalangan akademisi dan masyarakat Austria diperlukan guna menunjang kerja sama riset dan pendidikan tinggi antar universitas kedua negara. Hal itu seiring dengan kecenderungan meningkatnya hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Austria.

19
October

Tim Indonesia menjadi tiga terbaik dalam Itaewon Global Village Festival 2018 di Kota Seoul Korea Selatan. Pada festival yang diikuti 38 Negara ini Indonesia mengusung tema Magnificent Diversity. Festival itu berlangsung selama dua pekan pada bulan Oktober dan digelar di kawasan internasional paling terkemuka di Kota Seoul. Festival bertema Let's Beat, Itaewon ini sukses menyedot 1,4juta pengunjung. Wakil Kepala Perwakilan RI Seoul Siti Sofia Sudarma kepada RRI Voice of Indonesia menjelaskan, festival ini merupakan yang terbesar dan melibatkan komunitas asing yang ada di Seoul dan sekitarnya. Berdasarkan penilaian juri, penampilan Indonesia menjadi magnet dalam kegiatan itu.

Insert :Tadi memang tema yang diusung adalah multiculturalism, merayakan keberagaman kultur yang dimiliki berbagai komunitas di Korea termasuk komunitas asing di Seoul dan lain sebagainya. Jadi yang dinilai tidak hanya kekayaan budayanya tetapi juga ada stand-stand produk tradisional kemudian juga ada tarian-tariannya, performance, ada pawai, jadi yang menjadi penilaian panitia adalah berbagai elemen itu.  

Indonesia yang digawangi KBRI Seoul melibatkan 40 WNI dan diaspora Indonesia menampilkan keragaman budaya Indonesia dalam pawai budaya. Tim Indonesia terdiri dari Kelompok Tari Tradisional Indonesia, Persatuan Pelajar Indonesia, Darma Wanita Persatuan KBRI Seoul dan Paguyuban Kedaerahan Indonesia serta Pekerja Migran Indonesia di Korea Selatan. Mereka mengenakan aneka busana tradisional. Indonesia juga menampilkan Tari Sabalah asal Sumatera Barat dan Tari Topeng Kelana di panggung utama. Selain itu, berbagai kerajinan dari pelosok Nusantara dipamerkan di stand Indonesia. Sebagai tiga negara peserta terbaik Indonesia mendapatkan mendali perunggu.  

 

Festival Budaya Itaewon digelar sejak tahun 2008 oleh Asosiasi Kawasan Pariwisata Itaewon, dan didukung Kantor Pemerintah Distrik Yongsan, Seoul. Itaewon Global Village Festival diadakan setiap musim gugur bertujuan untuk mengukuhkan Korea Selatan sebagai negara tempat bertemu dan berkembangnya berbagai tradisi budaya baik budaya asli Korea Selatan maupun budaya asing. Festival ini juga menjadi salah satu perayaan internasional paling terkenal di Seoul.  Selama festival berlangsung, berbagai sajian budaya dipertontonkan di tiga panggung yang berbeda. Berbagai aliran musik, tari, drama dan permainan unik hingga pentas K-pop tanpa henti memanjakan pengunjung.

18
October

Dalam edisi Warna Warni kali ini saya sajikan informasi Borobudur Marathon 2018

Olahraga lari tak hanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Lebih dari itu, cabang olahraga atletik ini juga bisa mendorong pertumbuhan sektor ekonomi melalui wisata olahraga. Saat ini, sekitar 75 persen pertumbuhan sektor pariwisata buatan diperoleh dari wisata olahraga. Dampak perekonomian wisata olahraga ini cukup besar bagi daerah destinasi wisata. Melihat dampak positif ini, pemerintah provinsi Jawa Tengah bersama Harian Kompas menyelenggarakan Borobudur Marathon 2018, sebuah acara lomba lari yang mengusung “Raising Harmony” sebagai tema utama.

Borobudur Marathon 2018 digelar pada 18 November 2018. Lomba yang masuk tahun keenam penyelenggarannya ini mengusung tema Raising Harmony. Tema ini diangkat dengan tujuan untuk menjaga dan memupuk semangat kebersamaan antara pelari dan masyarakat Jawa Tengah yang telah terlahir kembali.

Keseimbangan yang harus selalu dijaga agar selalu dapat bergerak maju secara berkesinambungan.

Dengan mengangkat nilai-nilai kesejarahan dan budaya Borobudur sebagai warisan budaya dunia, diharapkan Borobudur Marathon 2018 ini dapat menjadi sebuah ajang lomba lari yang berdampak signifikan bagi lingkungan di sekitar Jawa Tengah.

Perlombaan akan diselenggarakan pada 18 November 2018 dengan kategori 10K, Half Marathon dan Full Marathon. Bertempat di pelataran Candi Borobudur, Magelang, peserta lomba lari marathon ini akan diajak untuk menikmati salah satu pesona Jawa Tengah dari dekat. Diharapkan sebanyak 10.000 peserta dari Indonesia dan mancanegara ikut bergabung meramaikan perhelatan akbar ini.Pendaftaran Borobudur Marathon sudah dibuka melalui beberapa gelombang, dimulai dari Januari 2018. Pendaftaran gelombang pertama bertemakan starting line, dimana para peserta mendaftarkan dirinya pada link yang tersedia, kemudian penyelenggara memilih 1000 orang beruntung untuk mendapatkan slot peserta di awal. Peserta yang terpilih mendapat VIP Pass saat mengambil race pack, diskon 20% dari harga asli slot dan gratis berlangganan media sponsor selama 3 bulan. Ada juga pendaftaran melalui komunitas lari di setiap kota di Indonesia, pendaftaran dynamic duo dan pendaftaran melalui travel agent yang sudah mencakup akomodasi selama berada di Magelang. Sedangkan untuk pendaftaran regular, dibuka 8 Juni 2018.

 

16
October

 

16 Oktober diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Pangan Sedunia, sekaligus peringatan atas lahirnya Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organisation/FAO). Hari Pangan Sedunia disepakati oleh negara-negara anggota FAO pada konferensi umum ke-20 di bulan November 1979. Delegasi Hongaria, yaitu Menteri Pertanian dan Pangan, Dr. Pal Romany mengusulkan ide perayaan Hari Pangan Sedunia pada konfrensi tersebut. Diperingati setiap tahunnya oleh 150 negara, Peringatan Hari Pangan Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mengumpulkan dukungan dalam rangka  membantu mengakhiri kelaparan di dunia. Peringatan Hari Pangan Sedunia tahun ini digelar di negara Belize, tepatnya di Sekolah Menengah Julian Cho, Distrik Toledo pada 19 Oktober mendatang. Tahun ini, peringatan Hari Pangan Sedunia mengusung Tema: Our Action are Our Future. A #Zero Hunger World by 2030 is possible.

Di Indonesia, peringatan Puncak Hari Pangan Sedunia (HPS) akan digelar di Kalimantan Selatan dari tanggal 18 hingga 20 Oktober 2018. Pelaksanaan peringatan Hari Pangan Sedunia kali ini akan dipusatkan pada dua lokasi utama. Untuk acara pembukaan dan pameran produk pertanian, akan dilaksanakan di kawasan Perkantoran Sekretariat Daerah Kalimantan selatan yang terletak di Banjarbaru. Sementara, lokasi panen raya dan gelar teknologi dilaksanakan di Desa Jejangkit, Barito Kuala. Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri mengatakan, peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) tahun ini diharapkan dapat menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan pembangunan sektor pertanian kepada dunia, terutama keberhasilan Indonesia dalam memanfaatkan potensi lahan tidur seperti lahan rawa lebak menjadi lahan pertanian produktif yang sangat berpotensi sebagai penyedia stok pangan nasional.

Peringatan Hari Pangan Sedunia tahun ini akan diisi dengan kegiatan seminar nasional, wisata diplomatik, pameran produk pertanian, gelar teknologi, dan panen raya padi lahan rawa. Hari Pangan Sedunia juga akan memecahkan rekor MURI melalui kegiatan “Isi Piringku” yang akan diikuti dan dimeriahkan oleh sekitar 2018 orang ibu hamil. Untuk kegiatan gelar teknologi, akan dilakukan gelar teknologi budi daya padi di lahan rawa seluas 4.200 hektar (ha) yang tengah disulap menjadi lahan pertanian produktif. Kementerian Pertanian melakukan optimasi lahan dengan kerjasama antara Pemerintah Pusat, TNI, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Lahan yang tadinya tidak produktif, kini bisa bermanfaat dengan sentuhan teknologi pertanian yang tepat. Bahkan lahan produktif ini berpotensi menjadi tulang punggung penghasil pangan nasional hingga berpeluang menjadi sumber ekonomi masyarakat disekitarnya. 

 

17
October

Kebanyakan masyarakat di Indonesia memang tidak jauh dari makanan pedas. Karena, selain mempunyai banyak resep tradisional yang turun temurun, Indonesia juga memproduksi bahan bakunya sendiri. Bahan baku untuk makanan pedas adalah cabai.

Produksi salah satu komoditas pertanian penting di Indonesia ini kini mulai terancam oleh beberapa hal, antara lain pola transportasi dan cuaca yang tak menentu, serta hama penyakit yang menyerang bukan ketika penanaman melainkan pada fase penyimpanan. Cendawan Colletotrichum Capsici adalah salah satu bakteri utama penyebab penyakit busuk antraknosa. Tak hanya menyerang pada fase budidaya, namun patogen ini juga dapat menginfeksi cabai yang telah dipanen.

Ternyata ada cara yang relatif aman untuk mengawetkan suatu produk pertanian, yakni dengan cara aplikasi pelapisan buah atau produk pertanian lain yang aman ketika turut dikonsumsi (edible coating). Salah satunya adalah metode yang diterapkan oleh salah seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor-IPB dari Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian. Namanya Hasan Bisri. Ia melakukan penelitian penanganan pascapanen dengan aplikasi edible coating menggunakan ekstrak kulit manggis untuk mengendalikan patogen penyebab penyakit antraknosa pada cabai.

edible coating dibuat dari tepung sagu, Carboxymethyl Cellulose (CMC) dan gliserol yang ditambahkan ekstrak kulit manggis. Penambahan ekstrak kasar kulit manggis mampu menekan tingkat keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai sebesar 57 % dan memperpanjang masa inkubasi C. capsici sebesar 94 % (dari 2.13 hari menjadi 4.13 hari).

Terdapat tiga perlakuan yang diuji yaitu P (perlakuan ekstrak kulit manggis), K- (kontrol negatif), dan K+ (kontrol positif). Berdasarkan uji in vitro, penambahan ekstrak kulit manggis dengan konsentrasi efektif yaitu 50 %. Hal ini menunjukan bahwa ekstrak kasar kulit manggis mampu menekan pertumbuhan Colletotrichum capsici, penyebab penyakit antraknosa buah cabai.

menurut Hasan Bisri, kulit manggis mengandung senyawa yang memiliki sifat antioksidan, antitumoral, antiinflamasi, antialergi, antibakteri, antiviral, antimalarial, dan antifungal. Antifungal yang terdapat di kulit manggis memiliki potensi menghambat cendawan patogen penyebab penyakit busuk antraknosa, sebab Antifungal merupakan kemampuan senyawa kimia untuk menghambat pertumbuhan cendawan.

Ekstrak kulit manggis sudah banyak diteliti dan terbukti memiliki banyak manfaat untuk manusia. Kulit manggis juga telah lama menjadi obat herbal untuk masyarakat Asia Tenggara. Hasan berharap, penemuannya ini bisa menjaga ketersediaan produk pertanian dengan cara pengawetan bahan produk pertanian yang aman untuk dikonsumsi.

15
October

Aneka macam sate dan nasi goreng dapat ditemukan pada acara "Konferensi dan Festival Kuliner Nasi Goreng dan Sate". Acara ini diselenggarakan Universitas Gadjah Mada-UGM pada 9 dan 10 Oktober 2018. Acara ini bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif ( Bekraf) menawarkan beraneka macam sate mulai dari sate ayam, sate jamur, sate cumi-cumi, sate ikan, sate penthol, sate bunthel, sate klatak, sate maranggi, sate kere dan berbagai olahan sate lainnya. Dalam festival kuliner tersebut turut disajikan aneka macam nasi goreng yang tak kalah menggugah selera. Beberapa diantaranya nasi goreng seafood, nasi goreng padang, nasi goreng rendang, nasi goreng kambing, hingga nasi goreng beras jagung. Selain menghadirkan parade sate dan nasi goreng turut digelar seminar “Kupas Tuntas Strategi Nasi Goreng dan Sate dalam Menembus Citarasa dan Pasar Dunia” membahas seputar nasi goreng dan sate baik dari segi sejarah, asal usul, ekonomi, keilmuan pangan, maupun dari segi pariwisata oleh para pakar yang ahli di bidang-bidang tersebut. Rektor UGM, Prof. Panut Mulyono dalam sambutan yang disampaikan Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Prof. Irfan Dwi Prijambada menyampaikan bahwa Kuliner Indonesia yang kaya akan rasa juga telah terpilih sebagai World’s 50 Best Food versi poling CNN 2017 yang menempatkan rendang dan nasi goreng sebagai makanan favorit urutan pertama dan kedua, serta sate di peringkat keempat belas. Dengan potensi yang sangat bagus ini kuliner Indonesia diharapkan lebih dapat mendukung pengembangan pariwisata Indonesia. Direktur Riset dan Pengembangan Bekraf, Wawan Rusiawan menyebutkan kuliner telah menyerap tenaga kerja cukup besar mencapai 7,9 juta. Hingga saat ini setidaknya terdapat 5,5 juta unit usaha kuliner.  Dekan Fakultas Teknologi Pangan UGM, Prof. Eni Harmayani menuturkan Indonesia dikenal sebagai dapur gastronomi dunia yang memiliki banyak variasi ragam hidangan menggugah selera. Hal ini menunjukkan bahwa seni dapur Indonesia telah mengangkat martabat bangsa khususnya menyumbangkan nikmat bagi bangsa-bangsa di dunia dan sangat potensial dikembangkan menjadi ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan pendapatan nasional. pakar kuliner UGM, Prof. Murdijati Gardjito mengatakan, Setidaknya ada 104 ragam nasi goreng yang tersebar di Indonesia dengan 36 diantarnya dapat ditelusuri asal usulnya. Sedangkan 59 lainnya merupakan resep pengembangan. Temuan tersebut menunjukkan bahwa citarasa nasi goreng merupakan citarasa universal yang dapat diterima hampir seluruh masyarakat. Sebaran asal usul nasi goreng ada di Jawa dan Sumatera yang seluruhnya merupakan 50 % dari daerah kuliner yang ada di Indonesia.

14
October

 

Festival Geopark Ciletuh atau Ciletuh Geopark Festival (CGF) kembali digelar. Ini merupakan tahun ke 4 pelaksanaan kegiatan yang telah menjadi salah satu agenda Kementerian Pariwisata RI. Kegiatan yang berlansung tanggal 13 dan 14 Oktober 2018 ini menampilkan berbagai pertunjukan kebudayaan, khususnya kebudayaan khas daerah Sunda. Keistimewaan festival ini, para pengunjung tidak hanya disuguhi berbagai kebudayaan tradisional Sunda sambil menikmati keindahan Geopark Ciletuh. Sebanyak 200 (dua ratus) seniman tampil dalam berbagai atraksi budaya dan kesenian daerah, diantaranya atraksi seni cepet, rengkak penyadap jipeng, gondang, tutunggulan, suligar, pencak silat, dan wayang golek. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan event ini wajib dikunjungi oleh para pecinta seni dan budaya, karena atraksi yang ditampilkan sangat berkelas.Selain budaya, festival ini juga menghadirkan kuliner khas Palabuhanratu dan Sukabumi. Geopark Ciletuh yang terletak di Sukabumi Jawa Barat adalah sekumpulan batuan raksasa tertua di Pulau Jawa, yang memiliki keindahan yang sangat menonjol. Di kawasan ini terdapat pantai, air terjun serta bukit yang indah. Geopark Ciletuh memiliki konsep menyerasikan keragaman geologi, hayati dan budaya melalui prinsip konservasi, edukasi dan pembangunan berkelanjutan. Ini merupakan satu-satunya geopark yang ada di provinsi Jawa Barat. Lokasi festival dipusatkan di tiga tempat yaitu Kasepuhan Adat Sinar Resmi Kecamatan Cisolok, Kecamatan Palabuhanratu dan Panenjoan Kecamatan Ciemas. Panggung utama berada di Panenjoan, Tamanjaya, Kecamatan Ciemas. Lokasi ini jadi tempat pembukaan CGF pada tanggal 13 Oktober yang diisi dengan sejumlah kegiatan diantaranya penyerahan dummy sertifikat dari UNESCO, prosesi pengibaran bendera raksasa, pemecahan rekor dunia 5.000 Penari Jipeng, pameran, dan pentas musik.Camat Ciemas, Lesto Rosadi, mengatakan pihaknya mengutamakan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan festival ini, agar mereka mengetahui perkembangan pengelolaan geopark. Tahun ini penyelenggaraan festival ini masih dikelola oleh pemerintah provinsi Jawa Barat. Tahun depan pengelolaan event budaya tahunan ini akan diserahkan kepada pemerintah kabupaten Sukabumi. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara ke Jawa Barat, khususnya ke Sukabumi.

11
October

Dalam edisi Warna Warni kali ini saya sajikan informasi mengenai PERFECT, Aplikasi Pengukur Kematangan Buah.

, Mayoritas penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani. Sebagai petani, tentunya masyarakat menginginkan hasil panen yang melimpah dengan kualitas baik dimana hasil panen matang dengan baik. Untuk mendapatkan hasil panen yang matang perlu tahu masa panen yang tepat. Karena itulah, untuk membantu para petani menentukan masa panen yang tepat, Mahasiswi Sebelas Maret (UNS) Solo Ratih Rachmatika mengembangkan PERFECT, aplikasi android untuk mengukur tingkat kematangan buah. 

Aplikasi yang dinamakan Perishable Food Maturity and Freshness Detector (PERFECT) sengaja dirancang untuk membantu petani mengidentifikasi tingkat kematangan buah. Tujuannya adalah untuk menentukan saat yang tepat untuk memanennya. Selama ini banyak masyarakat yang mengandalkan perkiraan untuk menentukan masa panen. Misalnya, buah pisang harus dipanen saat tingkat kematangannya mencapai 70 persen, sehingga tidak terlalu matang atau bahkan busuk saat berada di tangan konsumen.

Penghitungan tingkat kematangan harus akurat, apalagi jika buah akan dipasarkan hingga luar negeri atau diekspor. Tingkat kematangan bisa teridentifikasi dari warna kulit buahnya. Warna-warna itu terbentuk melalui komposisi warna red, green dan blue (RGB). Aplikasi itu digunakan untuk mengukur komposisi warna buah dengan database yang telah tertanam di aplikasi. Dalam penggunaannya, petani tinggal memotret buah yang akan dipanen menggunakan fitur kamera di android lantas diproses menggunakan aplikasi Perfect. Aplikasi itu akan menghitung komposisi warna RGB dalam foto itu. Dari proses itu akan terlihat tingkat kematangannya. Aplikasi itu masih perlu pengembangan lebih lanjut. Saat ini baru bisa digunakan untuk mengukur tingkat kematangan Pisang Ambon.

PERFECT, tidak hanya ditujukan untuk petani. Aplikasi ini juga berguna bagi konsumen yang membeli bahan makanan. Dengan alikasi ini, Konsumen bisa terhindar dari membeli bahan makanan yang sudah busuk. Konsumen tinggal memotret bahan makanan yang hendak dibeli menggunakan android lantas memprosesnya melalui aplikasi PERFECT. Makanan yang busuk memiliki tingkat keasaman yang tinggi. Tingkat keasaman itu akan berpengaruh pada warna. Aplikasi ini akan menghitung tingkat keasaman melalui foto yang diperoleh. Aplikasi PERFECT telah menjadi juara tiga dalam kompetisi karya tulis ilmiah (LKTI) nasional yang diselenggarakan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank.

 

08
October

Dalam rangka Hari Pariwisata Dunia, World Travel & Tourism Council- WTTC meluncurkan Power & Performance New Report. WTTC merupakan forum bagi para petinggi dalam sektor travel dan pariwisata yang telah berdiri sejak tahun 1990. Forum ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya sektor pariwisata bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Berdasarkan data yang dihimpun dari WTTC, sektor pariwisata telah menyumbang 313 juta lapangan kerja dan 10,4 persen pemasukan pada Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.

Gloria Guevara, Chief Executive WTTC seperti dikutip dari Breaking Travel News menjelaskan, Power & Performance New Report melihat kinerja dari 185 negara selama periode tujuh tahun yaitu sejak 2011 hingga 2017. WTTC menggunakan data dampak ekonomi tahunan yang dimiliki dan empat indikator yang menjadi tolak ukur penilaian. Empat indikator tersebut yaitu kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto, pengeluaran pengunjung internasional, belanja pariwisata domestik, dan investasi modal dalam pariwisata. Peringkat Power menyoroti negara-negara yang tumbuh paling cepat secara absolut yang diukur dalam dolar AS. Peringkat Performance atau kinerja menyoroti negara-negara yang tumbuh paling cepat secara absolut dalam peningkatan presentase tahunan. Negara-negara ini telah memanfaatkan peluang pariwisata sebagai alat untuk pembangunan.

dalam daftar yang dikeluarkan WTTC, posisi tiga besar ditempati China, Amerika Serikat, dan India. Sementara itu, Indonesia menempati peringkat kesembilan dan mengungguli negara Asia Tenggara lainnya, yaitu Thailand berada di peringkat 12, Filipina dan Malaysia di peringkat 13, Singapura di peringkat 16, serta Vietnam di posisi 21. Penempatan Indonesia di peringkat kesembilan dalam Peringkat Kekuasaan ini karena sektor pariwisata Indonesia terus meningkat selama tujuh tahun dalam empat indikator. Menurut Gloria, Laporan terbaru WTTC mengenai peringkat kekuatan dan performa pariwisata ini, memperlihatkan negara yang paling sukses meningkatkan sektor pariwisata.