20
October

Direktur Eksekutif Regional Kamar Dagang Amerika Serikat-Meksiko (USMCOC) Marlen Marroquín dalam wawancara RRI Voice of Indonesia, Kamis (19/10/2023). (Foto: Tangkapan layar YouTube VoI Official)

 

VOInews, Jakarta: Nilai perdagangan Indonesia dan Meksiko tahun 2023 tembus US$2,8 miliar (sekitar Rp31,7 triliun), menurut Kementerian Luar Negeri RI. Meski nilai dagangnya terus meningkat dalam lima tahun terakhir, perdagangan di sisi Meksiko mengalami defisit beberapa waktu belakangan. Menurut Direktur Eksekutif Regional Kamar Dagang Amerika Serikat-Meksiko (USMCOC) Marlen Marroquín, ini karena sedikitnya promosi perdagangan antarnegara.

20
October

 

VOinews.id- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melakukan Webinar Program Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino yang masih melanda hingga saat dan minta penyuluh dampingi petani hadapi El Nino. Webinar bertemakan “Pembinaan Penyuluh Pertanian dalam rangka Pengawalan Gernas Penanganan Dampak El Nino” yang dihadiri oleh penyuluh pertanian di 10 Provinsi yang terkena dampak El Nino yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Lampung secara online sebanyak 19.947 peserta.

 

Webinar juga dihadiri oleh Plt. Mentan, Wamen, Eselon I dan II lingkup Kementan. Plt. Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya, Kamis menyampaikan bahwa sejak minggu lalu seluruh Eselon I dan II beserta jajarannya sudah menyusun Quick Win terkait Gernas El Nino dan langkah apa yang akan dikerjakan tiga bulan ke depannya. Ia mengatakan Direktur Jenderal Tanaman Pangan sudah mempresentasikan bagaimana cara untuk mendapatkan produktivitas lebih tinggi dan lebih baik untuk tiga bulan kedepan, termasuk target 37 juta ton, sehingga memerlukan kerjasama seluruh pihak seluruh insan pertanian termasuk petani dan penyuluh.

 

"Saya akan menemui Bapak dan Ibu semua yang ada di 10 provinsi yang terkena dampak El Nino," ujar Arief. Kerahkan seluruh Eselon I ke 10 ini. Pastikan benihnya harus bagus, pupuknya harus ada. Jika pupuk bersubsidi sulit maka pupuk komersial harus ada, ujarnya lagi. Untuk asurasi pertanian, saya mohon agar penyuluh-penyuluh seluruh Indonesia untuk mensosialisasikan asuransi pertanian. Hal ini penting karena jika ada gagal panen ada uang sebagai pengganti, tegasnya. Arief juga meminta agar produktivitas dapat ditingkatkan, dari 5.2 ton per hektar menjadi 5.4 ton per hektar, 5,5 sampai 5,8 ton per hektar. Detailkan satu persatu mulai pupuk dan benih, tetapkan penanggung jawab per wilayah. "Penyuluh pertanian merupakan salah satu kunci sukses keberhasilan. Sehingga kehadiran penyuluh harus bisa menjadi juru bicara dan harus bisa mendengarkankan keluh kesah para petani. Jika ada masalah seharusnya penyuluh berada di depan dan laporkan kepada pemerintah pusat.

 

Para Eselon I, II, Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota harus peduli terhadap permasalahan para petani dan harus mengeksekusi dilapangan secara langsung. Ini dilakukan untuk mengembalikan pertanian Indonesia yang jaya," pinta Arief. Selain itu para penyuluh harus bisa menjadi fasilitastor, inisiator, motivator, dinamisator, edukator dan advaiser terhadap petani yang ada.

 

"Saya akan menemui Bapak dan Ibu semua di 10 provinsi yang terkonsentrasi untuk peningkatan produksi. Kerahkan seluruh sumber daya, benihnya harus bagus, pupuknya harus ada. Kalau pupuk subsidi sulit maka kita sudah menyiapkannya," tegas Arief lagi. Terakhir, untuk asuransi pertanian agar dapat dikomunikasin kepada para petani dan saya sudah berkomunikasi dengan Dirut Jasindo untuk membantu komunikasi terakhir kepada para petani. Sedangkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi dalam laporannya menyampaikan kegiatan Webinar Gernas penanganan dampak El Nino 10 provinsi yang terkena dampak El Nino merupakan daerah sentra produksi.

 

Webinar juga dilakukan dalam rangka persiapan musim tanam I atau musim rendeng. Kabadan Dedi meminta agar penyuluh harus memastikan ketersediaan sarpras di lapangan, teknologi budidaya, pemupukan berimbang, panen dan pasca panen. Lakukan pendampingan kepada petani dan penyuluh harus selalu hadir kepada petani dalam suka dan duka, ujarnya. Untuk mengantisipasi musim rendeng dimana berdasarkan info BMKG bahwa musim hujan atau jadual tanam akan mundur 1-3 dasarian, maka peran penyuluh pertanian diharapkan dapat mengawal dan memastikan ketersediaan sarana produksi, transfer inovasi teknologi pertanian dan melakukan pendampingan kepada petani untuk memastikan usaha tani yang dilaksanakan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

 

Program Gernas Penanganan Dampak El Nino merupakan upaya peningkatan peran Penyuluh Pertanian dalam kegiatan pengawalan dan pendampingan pembangunan pertanian yang saat ini difokuskan pada kegiatan pengawalan penanggulangan dampak El Nino di 10 provinsi dan 115 kabupaten.

 

Program Gernas ini bertujuan untuk meningkatkan peran Penyuluh Pertanian (PNS/PPPK/THL-TB PP) di 10 provinsi dalam pengawalan dan pendampingan di Lokasi Gernas Dampak El Nino. Peserta webinar akan mendapatkan materi dari narasumber, praktisi serta fasilitator yang berkompeten di bidangnya. Diantaranya dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Webinar juga dihadiri oleh perwakilan Eselon 1 di Kementan. Metode webinar meliputi tatap muka secara online dan diskusi adapun lokasi webinar secara offline dilaksanakan di Kementan, ujarnya.

 

Target peserta webinar sebanyak 8.098 orang yang terdiri dari 7.936 PNS PPPK dan 162 THL TBPP dari 10 provinsi yang terkena dampak El Nino Kehadiran seluruh calon peserta pada kegiatan webinar diharapkan dapat meningkatkan melakukan pengawalan dan pendampingan terhadap provinsi yang terkena dampak tersebut.

 

Antara

20
October

 

VOInews.id-Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2022, pertanian merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia, yakni 29,96 persen dari 135,3 juta penduduk atau sekitar 40,64 juta orang. Namun sayangnya, sektor pertanian nasional sedang menghadapi masalah pelik. Selain dipicu lahan pertanian yang makin berkurang akibat masifnya alih fungsi lahan, juga didera kurangnya sumber daya manusia yang terampil di bidang pertanian. Rendahnya regenerasi profesi petani menjadi penyebab pertanian Indonesia dalam krisis. Meski kini 40,64 juta orang berkecimpung dalam pertanian, angka tersebut mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Dan yang lebih membuat khawatir, angka tersebut didominasi oleh petani senior dengan rentang usia 45-64 tahun.

 

Adapun pemuda usia 16-30 tahun yang bekerja di sektor pertanian, berdasar data BPS 2021, hanya ada 3,95 juta atau 21,9 persen dari total petani di Indonesia. Sementara di Provinsi Jawa Barat, petani yang paling banyak berada pada rentang usia 45-49 tahun, yaitu sebanyak 36,30 persen, dan petani berusia 30-44 hanya 24,06 persen, sementara petani yang masuk kategori generasi muda dengan usia antara 19-29 tahun hanya sekitar 9 persen atau 2,7 juta petani.

 

Ada beberapa faktor penyebab kurangnya minat generasi muda (milenial dan Gen Z) menjadi petani baru, termasuk akses permodalan, musim yang tidak pasti, sampai pendapatan minim. Namun, yang paling utama adalah citra kurang keren atas profesi petani--yang sebenarnya tercipta dari persepsi tidak presisi atas profesi yang sesungguhnya mulia itu. Hal tersebut diamini oleh Ade Rukmana, Ketua Kelompok Tani sekaligus Koperasi Produsen Agronative Pratama Indonesia yang berlokasi di Desa Cipanjalu, Kabupaten Bandung. Ia menyebut stigma tersebut memang melekat, bahkan sampai kini. "Saya saja dulu malu mengaku anak petani.

 

Setelah saya pelajari, memang stigma itu masih melekat di pundak petani bahwa bodoh, jorok, kampungan, kotor, gaptek, dan miskin. Akhirnya, siapa yang mau jadi petani dengan stigma itu," kata Ade. Dengan fenomena tersebut, dibutuhkan langkah-langkah yang bisa mengubah pola pikir yang membalikkan citra petani sebagai profesi mulia seperti halnya di Jepang, misalnya. Salah satu caranya yakni dengan mengubah kultur si penyandang stigma itu menjadi manusia maju dan modern.

 

 

Antara

19
October

 

 

 

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyoroti pentingnya investasi pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk dapat mencapai target Visi Indonesia Emas 2045. Menurutnya, di tengah lanskap dan perubahan tren global, pencapaian Visi Indonesia Emas 2045 membutuhkan kemampuan untuk beradaptasi terhadap gangguan dan tantangan, serta kemampuan untuk melihat peluang yang muncul.

 

"Kunci dari upaya ini adalah investasi pada sumber daya manusia melalui pendidikan berkualitas tinggi, pengembangan landasan ekonomi yang kuat, tata kelola yang berkualitas, dan demokrasi yang efektif," katanya dalam sambutan kunci pada Pembukaan Kongres ke-5 Indonesianis Dunia yang dipantau dari Jakarta, Kamis (19/10/2023).

 

Lebih lanjut ia mengatakan, sebagai negara yang akan menjadi pemain besar pada 2045, Indonesia harus memanfaatkan statusnya yang terus berkembang sebagai negara dengan kekuatan menengah yang lebih besar.

 

"Kita perlu memanfaatkan kekuatan budaya kita sebagai kekuatan pemersatu dan diplomasi lunak dan pada saat yang sama mengembangkan hubungan pertahanan dan diplomasi untuk menavigasi dunia yang semakin kompleks," katanya.

 

Tahun ini Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan ke-78. Menlu Retno mengatakan, selama 78 tahun, Indonesia telah melalui perjalanan yang penuh dengan tantangan dan prestasi.

 

"Indonesia telah muncul sebagai negara perekonomian terbesar di Asia Tenggara yang berakar pada fundamental yang kuat," jelasnya.

 

Ia mengatakan, Indonesia terus mendorong demokrasi dan keterlibatan masyarakat yang aktif. Indonesia, menurutnya, juga telah menjelma menjadi kekuatan menengah yang terus memperluas diplomasi dan berkomitmen pada perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan global.