Daniel

Daniel

08
April

Setiap tanggal 6 April , Indonesia memperingati Hari Nelayan Nasional.  Tahun 2019 ini peringatan tersebutdijadikan momentum kebangkitan nelayan di Indonesia, terutama setelah didukung dengan berbagai kebijakan pemerintah terkait kesejahteraan nelayan dan anggota keluarganya.  

Data Food and Agriculture Organization di 2012 menunjukkan Indonesia menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan, di bawah China dan India. Potensi ini seharusnya membuat nelayan Indonesiamampu  menghasilkan ikan dalam jumlah  besar yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan mereka..

Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (3) disebutkan, bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa kekayaan laut Indonesia banyak yang dikuasai oleh pihak asing, dan tidak sedikit yang sifatnya ilegal dan mengedepankan kepentingan sendiri.

Sabtu dan Minggu yang lalu, kembali dua kapal ikan asing, yang kali ini  berbendera Malaysia, ditangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di wilayah perairan Republik Indonesia yang terletak di Selat Malaka. Penangkapan tersebut menambah deretan kapal ilegal yang berhasil ditangkap oleh KKP selama 2019. Sejak Januari hingga 7 April 2019, sebanyak 27 kapal ilegal berhasil ditangkap saat melakukan upaya pengerukan sumber daya ikan secara ilegal. 

Indonesia memang negara yang berlimpah  kekayaan lautnya. Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan dengan dua pertiga wilayahnya terdiri dari  lautan,  lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa terlihat dengan adanya garis pantai di hampir setiap pulau di Indonesia, yang total panjangnya mencapai  lebih kurang 81.000 km. Ini  membuat Indonesia menempati urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Kekuatan inilah yang merupakan potensi besar untuk memajukan perekonomian Indonesia.

Luas wilayah kelautan di Negara Indonesia yang melebihi daratan itu, membuktikan bahwa Indonesia memiliki kemewahan yang luar biasa di sektor kelautan. Kekayaan laut seperti ikan, udang, dan berbagai jenis hewan laut lainnya memang sangat disukai  masyarakat luar negeri. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian negara asing atau orang yang tidak bertanggungjawab, untuk  melakukan tindak kejahatan terhadap Indonesia dengan menangkap ikan secara ilegal (ilegal fishing).

Penangkapan yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terhadap kapal ikan asing yang melakukan illegal fishing menunjukkan perhatian pemerintah dalam meningkatkan pelayanan dan perlindungan terhadap nelayan Indonesia. Pencurian ikan yang dilakukan kapal ikan asing tentu saja mengurangi hasil tangkap ikan nelayan Indonesia. Penangkapan tersebut  menunjukkan adanya kehadiran negara di tengah nelayan nasional.

Hari Nelayan 2019 harus menjadi momentum kebangkitan nelayan Indonesia untuk berdaulat di negeri sendiri, terutama dengan terus mengusir  kapal asing yang secara illegal  mengeruk sumber daya laut Indonesia. Selamat Hari Nelayan Nasional.

09
April

Menteri Luar Negeri  Republik Indonesia  Retno Marsudi mengatakan perampasan atau aneksasi atas wilayah Palestina sedang berlangsung secara perlahan dan tidak manusiawi. Dalam UN Forum on Palestine, di markas besar PBB, New York, Kami lalu, Retno Marsudi mengingatkan semua negara harus menentang hal ini.  Dalam laman kemlu.go.id, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pidatonya meenyampaikan  bahwa selain penghancuran rumah dan pengusiran penduduk Palestina, Israel melakukan berbagai tekanan politik, ekonomi dan sosial terhadap Palestina, termasuk menyita penerimaan pajak Palestina, yang merupakan porsi besar dari pendapatan Palestina. Ia menjelaskan, kekerasan otoritas dan para pendatang Israel juga semakin meluas, termasuk penutupan pintu gerbang Masjid Al-Aqsa.

Dalam kesempatan itu, Menteri Retno Marsudi juga menekankan kembali bahwa Palestina adalah prioritas Indonesia. Tahun ini Indonesia telah meningkatkan bantuan untuk lembaga pengungsi PBB (UNRWA) serta meluncurkan program peningkatan kapasitas untuk rakyat Palestina. Indonesia juga akan menyelenggarakan pertemuan khusus tentang Palestina saat Presidensi di Dewan Keamanan PBB bulan Mei 2019. Retno Marsudi juga  menyerukan agar komunitas internasional meneruskan bantuan kemanusiaan yang selama ini menopang kehidupan masyarakat Palestina. Menteri Retno  menyampaikan pesan agar negara-negara anggota PBB tidak memindahkan kedutaannya ke Jerusalem serta menghormati berbagai resolusi DK PBB terkait penyelesaian isu Palestina.

Selain itu, Menlu Retno Marsudi juga menyerukan kembali harapan diterimanya Palestina sebagai anggota penuh PBB. Menurut Retno saat ini, Palestina dan kekuatan penjajah tidak berada pada posisi yang sama. Merupakan tanggungjawab komunitas internasional untuk mengangkat posisi Palestina dan melindungi hak-hak rakyat Palestina.

Sementara itu, Riyad Mansour, Permanent Observer Palestina untuk PBB, dalam pidatonya menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah dan masyarakat Indonesia. Menurut Riyad Mansour, Indonesia adalah sahabat baik Palestina dan menyampaikan rasa terima kasih atas segala upaya yang telah dilakukan Indonesia guna memajukan isu Palestina di forum PBB.

 Penyelenggaraan UN Forum on Palestine menarik perhatian berbagai kalangan dan dihadiri oleh perwakilan dari negara anggota PBB, LSM internasional, organisasi internasional dan akademisi. Panelis berasal dari mantan pejabat tinggi di Palestina, aktivis dan pengacara HAM, sertaSpecial Rapporteur atau Pelapor Khusus PBB.

Tema yang diangkat adalah “The Threat Of De Facto Annexation”. Dalam konsep hukum internasional, okupasi atau penguasaan wilayah bersifat sementara. Namun yang dilakukan Israel saat ini mengarah kepada perampasan wilayah yang dilarang dalam hukum internasional. Berbagai kebijakan Israel, terutama akhir-akhir ini dikhawatirkan semakin menjauhkan bangsa Palestina dari aspirasi kemerdekaan mereka.

08
April

Industri perhiasan merupakan salah satu sektor andalan yang berkontribusi terhadap perekonomian nasional melalui capaian nilai ekspornya. Hal ini karena produk perhiasan dalam negeri mampu berdaya saing global dan memiliki nilai tambah tinggi. Demikian dikatakan Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih pada pembukaan Jakarta International Jewelry Fair 2019 di Jakarta, Kamis.

Kementerian Perindustrian mencatat, nilai ekspor produk perhiasan Indonesia mencapai 2,05 miliar dolar Amerika sepanjang tahun 2018. Negara tujuan utama ekspornya, antara lain Singapura, Swiss, Hong Kong, Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab. Negara-negara tersebut mendominasi hingga 93,02 persen dari total ekspor produk perhiasan nasional. Gati  menyebutkan, saat ini Indonesia menempati peringkat ke-9 dunia sebagai eksportir perhiasan dengan pangsa pasarnya lebih dari 4 persen di kancah global. Hal ini menjadikan peluang bagi industri perhiasan Indonesia untuk terus memperbesar produktivitas dan memperluas pasarnya. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian bertekad menjaga ketersediaan bahan baku sehingga keberlangsungan usaha di sektor industri perhiasan bisa berjalan terus. Sejalan upaya tersebut, Kementerian Perindustrian pun mengusulkan penurunan tarif bea masuk produk perhiasan nasional di negara tujuan ekspor, seperti Uni Emirat Arab.

Untuk semakin memperluas akses pasar industri perhiasan dalam dan luar negeri, Kementerian Perindustrian aktif memfasilitasi pelaku industri kecil dan menengah (IKM) perhiasan nasional untuk turut serta dalam pameran-pameran yang berskala Internasional. Salah satunya pada ajang Jakarta International Jewelry Fair 2019 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perhiasan Emas dan Permata Indonesai (APEPI) tanggal 4 hingga 7 April 2019 di Jakarta Convention Center. Menurut Gati, pameran berperan penting pula dalam upaya pengembangan investasi industri dan perdagangan perhiasan.

Jakarta International Jewelry Fair merupakan salah satu pameran perhiasan terbesar di Indonesia, yang bertujuan sebagai ajang promosi dan temu bisnis para pelaku usaha di sektor perhiasan. Kegiatan tahunan ini telah 13 kali diselenggarakan. Tahun ini, 30 industri kecil dan menengah perhiasan ikut memeriahkan pameran tersebut. Mereka di antaranya berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Malang, Mataram, Yogyakarta, Bali, Kalimantan Selatan, Martapura, Demak, Bandung, Bogor, Banten, Aceh, Solo, Papua Barat, Bengkulu, dan Jakarta. 

07
April

Persaudaraan Pencak Silat South Africa (PPSSA) merayakan 10 tahun kiprahnya dalam memelihara dan mengembangkan budaya dan olahraga khas Indonesia, pencak silat di kota Johannesburg,  Afrika Selatan Kota Johannesburg.  Pada acara  yang dihadiri sekitar 200 orang, berlangsung  pada Minggu (31/3) lalu dihadiri beberapa perwakilan  dari pemerintah Afrika Selatan, dan duta besar negara sahabat seperti Turki, Singapura, Malaysia. 

Duta Besar-Dubes Indonesia di Afrika Selatan, Salman Al Farisi dalam keterangannya kepada Antara, Senin (1/4) mengatakan dalam perayaan itu juga hadir mantan Dubes RI untuk Afrika Selatan serta pendiri Persaudaraan Pencak Silat South Africa, Sugeng Rahardjo. Dalam kesempatan ini Persaudaraan Pencak Silat South Africa mengundang enam pelatih pencak silat dari Indonesia  yang pada 10 tahun lalu memperkenalkan pencak silat di Afrika Selatan. Selama dua minggu para pelatih  dari Indonesia tersebut  meningkatkan dan memperbaiki kemampuan para instruktur dan anggota Persaudaraan Pencak Silat South Africa. Selain itu,  para pelatih Indonesia ikut serta dalam seleksi peningkatan sabuk serta pelatihan senam hijaiyah.

Pada perayaan tersebut Dubes Indonesia di Afrika Selatan, Salman Al Farisi mengatakan bahwa kolonialisme telah menyatukan bangsa Indonesia dan Afrika Selatan walaupun kedua masyarakat dipisahkan oleh samudra luas. Dubes mengatakan Persaudaraan Pencak Silat South Africa adalah jembatan serta perekat persaudaraan Indonesia  Afrika Selatan.  Duta besar Salman juga menyumbangkan peralatan pencak silat kepada pelatih pencak silat yang fasih berbahasa Indonesia, Ammaar De La Rey.   Pada saat ini, terdapat lebih kurang 26 pendekar pencak silat dari berbagai kelompok umur yang berlatih seminggu dua kali. Semua pesilat, anggota Persaudaraan Pencak Silat South Africa juga wajib mempelajari bahasa Indonesia sebagai pengantar setiap gerakan dan aba-aba Pencak Silat.

Perayaan 10 tahun lahirnya Persaudaraan Pencak Silat South Africa juga dihadiri Shafiq Morton pengarang buku “From the Land of Spices to Cape Town”. Buku itu menceritakan perjuangan Tuan Guru, bangsawan asal Tidore Indonesia di Afrika Selatan menyampaikan betapa pentingnya peran Indonesia dalam membangun peradaban masyarakat muslim Cape Malay di Afrika Selatan. Shafiq mengharapkan kepada perwakilan Pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan yang hadir dalam acara tersebut untuk menetapkan Tuan Guru sebagai pahlawan nasional di kedua negara. Perayaan 10 tahun Persaudaraan Pencak Silat South Africa ditutup dengan penampilan Tari Saman, peragaan pencak silat serta persembahan lagu Indonesia Pusaka dari salah satu warga kota Bosmont.