Daniel

Daniel

01
March


Tiga negara produsen utama karet alam dunia yakni Indonesia, Thailand dan Malaysia sepakat mengurangi ekspor karet. Ketiganya sepakat mengurangi ekspor sebanyak 200.000 sampai 300.000 metrik ton karet guna mengatasi harga karet alam dunia yang terus tertekan. Kesepakatan tersebut dicapai 22 Februari di Thailand. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pada konferensi pers di Jakarta, Senin lalu menjelaskan, skema pengaturan ekspor atau disebut Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) merupakan salah satu keputusan yang diambil pada pertemuan International Tripartite Rubber Council (ITRC) yang diinisiasi tiga negara produsen karet tersebut.

Darmin Nasution menjelaskan, penerapan AETS untuk mengurangi ekspor dari ketiga negara tersebut berlaku untuk jangka waktu tiga bulan ke depan. Rincian dan pelaksanaan AETS ini akan didiskusikan kembali pada pertemuan Senior Official Meeting (SOM) ITRC pada 4 Maret mendatang di Thailand. Adapun kontribusi produksi karet alam dari masing-masing negara, yakni tertinggi dari Thailand sebesar 52 persen, Indonesia 38 persen dan sisanya Malaysia 10 persen. Menurut Darmin, kebijakan pengurangan ekspor ini penting untuk mengembalikan harga karet alam ke harga fundamentalnya. Saat ini harga karet ekspor sekitar 1,45 dolar Amerika atau sekitar 20.300 rupiah per kilogram, sementara di tingkat petani hanya 7.000 sampai 7.500 rupiah per kg. Darmin Nasution juga mengatakan, Pemerintah Indonesia berkomitmen melakukan peremajaan karet alam hingga 50.000 hektare per tahun sebagai salah satu kebijakan yang dicapai dalam pertemuan antarnegara produsen karet alam dunia.

Sementara itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, guna meningkatkan serapan karet dalam negeri, Kementerian Perhubungan mendorong penggunaan karet sebagai bahan baku pada industri di sektor transportasi. Contohnya seperti perlengkapan jalan, pembatas jalan, penggunaan pada aspal dan sebagainya. Budi Karya Sumadi usai menghadiri rapat di Kementerian Bidang Perekonomian terkait Kebijakan Serapan Karet Dalam Negeri, di Jakarta Senin (25/2/2019) juga mengatakan produk-produk serapan karet tersebut haruslah diproduksi oleh pabrik-pabrik di dalam negeri. Tujuannya untuk mendorong industri di Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. 

Pada kesempatan yag sama Direktur Jendral Perhubungan Darat Budi Setiyadi menambahkan, produksi karet ini dapat digunakan untuk pembuatan alat-alat fasilitas keselamatan lalu lintas. Seperti misalnya traffic cone, water barrier, roller barrier, hingga speed bump. Budi berharap pemerintah siap menyerap 2.000 ton karet untuk dijadikan bahan campuran pembuatan aspal.  Penggunaan aspal karet tersebut akan dilakukan di beberapa daerah yang merupakan penghasil karet terbesar antara lain Sumatera Selatan, Jambi, Medan dan Kalimantan.

28
February

 

Kabar menyejukan datang dari dunia olahraga Indonesia di tengah memanasnya situasi politik tanah air menjelang Pemilihan Umum Serentak 17 April mendatang. Tim sepakbola nasional U-22 Indonesia berhasil menjadi juara ASEAN Football Federation (AFF) 2019setelah mengalahkan Thailand 2-1 dalam partai final di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (26/2). Kemenangan Tim nasional di bawah asuhan Indra Sjafri iniberkat gol yang dicetak Sani Rizki Fauzi dan Osvaldo Haay.

Prestasi Tim Nasional di Piala AFF U-22 sepertinya berhasil menyatukan bangsa Indonesia yang selama tahun politik ini sedikit terpecah karena perbedaan dalam mendukung salah satu partai politik maupun calon presiden dan wakil presiden.

Betapa tidak? Dalam beberapa bulan terakhir, terutama selama Debat Calon Presiden dan Wakil Presiden yang sudah diselenggarakan 2 kali, situasi politik dalam negeri terasa lebih panas daripada biasanya. Masing-masing pendukung saling serang, baik di media mainstream maupun di media sosial. Tak heran, kemenangan Tim Nasional U-22 ini terbukti dapat memberikan kesejukan di tengah situasi politik yang memanas. Ketika mendukung Tim nasional yang diteriakan hanya nama Indonesia. 

Sudah selayaknya bangsa Indonesia memberikan apresiasi terhadap prestasi Tim Nasional Indonesia di ajang Piala AFF U-22. Tak kurang dari Presiden Joko Widodo yanglangsung memberi ucapan selamat di akun Instagramnya. Dia menilai sukses tim asuhan Indra Sjafri itu menjadi awal kebangkitan sepakbola Indonesia di tengah upaya penegakkan hukum atas skandal pengaturan skor di tanah air. 

Semoga apa yang menjadi harapan Kepala Negara dapat menjadi kenyataan. Prestasi Tim Nasional U-22 dapat menjadi penyemangat bagi tim sepakbola tanah air lainnya. Selain kebanggaan karena dapat menjadi Juara di ajang AFF U-22, Tim Nasional Indonesia U-22 juga akan mendapatkan bonus senilai 2,1 Miliar Rupiah dari pemerintah.

Tim Nasional tidak boleh terlena dengan euforia kemenangan ini. Diharapkan prestasi ini menjadi pemacu untuk menjadi lebih baik lagi sehingga mengharumkan nama Indonesia di dunia olahraga internasional.

28
February


Sejak 11 tahun menjalin kerjasama Badan penelitian dan pengembangan - Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan (BLI KLHK) bersama Center for Internasional Forestry Research (CIFOR) terus mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan bidang lingkungan hidup dan kehutanan.

Kepala Badan penelitian dan pengembangan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan, Agus Justianto berharap, kedua pihak dapat menggerakan ilmu pengetahuan menjadi sebuah aksi. Serta menerjemahkan gerakan-gerakan Internasional sebagai langkah untuk mendukung kesejahteraan masyarakat. Hal itu dikatakannya saat melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) bersama Direktur Jenderal CIFOR, Robert Nasi, Bogor, Selasa lalu.

Sementara itu Robert Nasi menjelaskan, selama ini telah berjalan berbagai kegiatan antara lain pengembangan Sistem Akuntansi Karbon Nasional Indonesia (INCAS), Proyek Mata Pencaharian Berkelanjutan Bebas Asap (HFSLP), Program Adaptasi dan Mitigasi Lahan Basah Berkelanjutan (SWAMP), dan Perbaikan Tata Kelola, Kebijakan dan Pengaturan Kelembagaan untuk REDD, dan Studi Komparatif  Global tentang REDD+.

Dikatakannya, kini kerjasama tersebut kembali dikuatkan dalam beberapa bidang antara lain pengelolaan hutan berkelanjutan, pemanfaatan hutan berbasis pohon, dan perhutanan sosial. Fokus kerjasama ini juga meliputi beberapa wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam kesempatan yang sama, Robert Nasi juga menyampaikan CIFOR dan BLI KLHK atau forest and Environment Research Development and Innovation Agency of the Goverment of Indonesia (FOERDIA) memiliki sejarah panjang dalam bekerja bersama yang dimulai pada 1997 di Hutan Penelitian Bulungan.

Robert Nasi mengatakan nota kesepahaman yang diperbaharui ini merupakan penegasan atas komitmen CIFOR dalam pengelolaan hutan lestari di Indonesia. Dan langkah penting dalam kemitraan jangka panjang. Ia menantikan upaya bersama CIFOR yang berkesinambungan untuk menunjukkan peran penting hutan Indonesia dalam berkontribusi pada pencapaian tujuan nasional dan Sustainable Development Goals (SDGs). fld

27
February


Rombongan misi dagang Indonesia ke India untuk menghadiri pertemuan dan pameran keempat India-ASEAN 2019, dari 21 hingga 23 Februari lalu, memperoleh hasil positif. Harian Kompas, Senin (25/2) melaporkan, selain peluang penurunan bea masuk produk turunan minyak sawit, sejumlah produk Indonesia berpotensi masuk ke pasar India.

India membuka peluang penurunan bea tarif dari 50 persen menjadi 45 persen bagi produk turunan minyak sawit asal Indonesia, sama dengan produk asal Malaysia. Poin ini menjadi salah satu misi delegasi Indonesia yang dipimpin Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Sejumlah pelaku usaha mendapat peluang memasarkan produk mereka ke India. Selain aneka produk turunan yang mengandung sawit, Indonesia berpeluang memasarkan produk perhiasan, sejumlah produk makanan dan minuman, serta produk tekstil.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Indonesia, Arlinda, menyatakan, pelaku usaha India juga menjajaki peluang mendatangkan karet, rempah gambir, dan kertas dari Indonesia. Khusus komoditas karet, sedikitnya lima pelaku usaha India hadir dalam penjajakan bisnis yang digelar di sela-sela pertemuan dan pameran tersebut.

Menteri Enggartiasto kepada media menjelaskan, seperti halnya minyak nabati, kebutuhan karet India diyakini terus tumbuh seiring pertumbuhan industri dan ekonomi. Menurut Menteri, selama ini sebagian pelaku usaha India mengimpor karet dari Singapura. Namun karet tersebut sebenarnya berasal dari Indonesia.

Enggartiasto menekankan prinsip kemitraan dan kolaborasi dalam perdagangan. Menurutnya, India adalah mitra dagang terbesar keempat bagi Indonesia. Namun perdagangan bukan soal peringkat dan surplus atau defisit, tetapi mengenai kemitraan serta bagaimana perdagangan bisa berkontribusi bagi perkembangan nasional dan negara lain.

Total perdagangan Indonesia-India tahun lalu sebesar 18,7 miliar dolar Amerika. Dari perdagangan itu, Indonesia surplus 8,7 miliar dolar Amerika. Sementara itu 60 persen total ekspor Indonesia berasal dari minyak kelapa sawit.