Daniel

Daniel

02
March

 

Pemerintah Kota Bitung, Sulawesi Utara, menggencarkan promosi potensi wisata daerah melalui media untuk menarik  wisatawan. Wali Kota Bitung, Maxmilian Lomban, di Bitung, Rabu (28/2) mengatakan, pihaknya  mengenalkan semua potensi wisata di Bitung, mulai dari kekayaan alam di hutan dan gunung, serta bawah laut yang indah. Untuk mempromosikan Kota Bitung, pihaknya menggandeng televisi dengan harapan, gambar dan suara yang ditampilkan akan menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara datang.

Lokasi pertama yang dipromosikan adalah Batu Angus, Makawidei, Kecamatan Aertembaga, lalu bawah laut Selat Lembah yang menjadi salah satu titik penyelaman yang indah di Bitung. Dia mengatakan, promosi dilakukan dalam sebuah program tv swasta nasional yakni acara Indonesia punya cerita yang diharapkan akan makin mengenalkan Bitung ke mana-mana. Sedangkan untuk promosi Selat Lembeh, Ketua Tim Penggerak Khouni Lomban Rawung, menyelam dan mengajak wartawan untuk melihat keindahan bawah laut. Maxmilian Lomban sangat berharap semua keindahan itu dapat dipublikasikan, karena nantinya yang akan menerima dan merasakan dampaknya adalah masyarakat. Ia menambahkan, kondisi ekonomi akan berkembang dan pada akhirnya masyarakat akan menjadi sejahtera.

Pabrik Gula  Colomadu Akan Menjadi Bangunan Bersejarah Internasional.

Pabrik Gula Colomadu akan Menjadi Bangunan Bersejarah Internasional. Sejumlah perusahaan BUMN bersinergi untuk mengembangkan Pabrik Gula Colomadu yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, sebagai bangunan bersejarah berskala internasional. Direktur Utama PT Perkebunan Nasional  IX (sembilan ) Irianto Hutagaol di Solo, Rabu (28/2) mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan kembali eks-Pabrik Gula  Colomadu untuk diperkenalkan kembali kepada generasi zaman sekarang bahwa pada masanya Pabrik Gula Colomadu merupakan eksportir gula terbesar kedua di dunia. Pabrik Gula Colomadu didirikan pada tahun 1861 oleh Mangkunegara IV. Selanjutnya, pada tahun 1928 pabrik tersebut mengalami perluasan area lahan tebu dan perombakan arsitektur. Pada tahun 1998 pabrik ini berhenti beroperasi.

Kini bekas pabrik gula tersebut akan difungsikan sebagai culture center atau pusat kebudayaan, concert hall dengan kapasitas 3.000 orang, venue of MICE dengan kapasitas 1.000 orang, dan menjadi area komersial yang dilengkapi berbagai gerai makanan dan kerajinan tangan asli Indonesia. Bahkan, pada pembukaan destinasi wisata baru dengan nama De Tjolomadoe ini, pihaknya akan menandai dengan pergelaran konser artis dunia, David Foster and Friends di dua kota, yaitu Surabaya pada 22 Maret 2018 dan Surakarta 24 Maret 2018.

Bali Meraup devisa 150,15 Juta Dolar Amerika  Dari Pengapalan Ikan Tuna.

Varia Nusantara diakhiri dengan kabar,  Bali meraup devisa 150,15 juta dolar AS dari pengapalan ikan tuna. Ikan tuna dikapalkan dalam bentuk segar dan beku ke pasaran luar negeri selama tahun 2017. Jumlah ini meningkat  sekitar 76 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 85,41 juta dolar Amerika.  Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Luar Negeri Provinsi Bali, Anak Agung Ngurah Bagawinata di Denpasar, Kamis (3/1) mengatakan, ikan tuna memberikan kontribusi terbesar di antara sembilan jenis komoditas hasil perikanan dan kelautan Bali yang menembus pasaran luar negeri.

Ikan tuna tersebut merupakan hasil tangkapan para nelayan setempat maupun perusahaan-perusahaan yang operasionalnya menggunakan kapal-kapal besar yang mangkal di Pelabuhan Benoa, Bali. Hasil tangkapan hingga ke wilayah perairan Indonesia timur itu selanjutnya diolah dan dikemas sedemikian rupa dalam bentuk ikan segar dan beku hingga siap diekspor ke luar negeri dari bandara Ngurah Rai. Dengan demikian ikan tuna dan jenis ikan lainnya yang diekspor dari Bali dalam 24 jam sudah dapat dinikmati oleh konsumen di mancanegara. Bagawinata menambahkan, ekspor berbagai jenis ikan dan udang dari Bali selama ini paling banyak diserap pasaran China Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Australia dan  Jerman  dan berbagai negara lainnya. 

02
March

Konflik di Afghanistan, meski sudah berlangsung sekitar 4 dasawarsa, belum ada tanda-tanda berakhir. Belakangan, ada niatan baik dari Pemerintah Afghanistan untuk mengakhiri konflik. Yaitu  dengan membuka peluang bagi Taliban,yang selalu menentang  pemerintah Kabul, untuk berpartisipasi di dalam pemerintahan.

 

Konflik di Afghanistan dimulai tahun 1979 ketika Uni Soviet mendirikan pemerintahan boneka di Kabul. Saat Soviet menginvasi Afghanistan, tidak ada perlawanan dari pasukan pemerintah Afghanistan. Penolakan justru datang  dari rakyat Afghanistan, terutama dari kelompok Mujahidin. Pada waktu itu, Amerika Serikat yang tidak ingin ada kekuatan komunis di Afghanistan, segera membantu perlawanan terhadap Soviet.

 

Di samping Mujahidin, kelompok lain yang juga ikut memerangi Soviet adalah Taliban. Perjuangan memerangi Soviet akhirnya berakhir 10 tahun kemudian. Sayangnya,  setelah kepergian Soviet, kedua kelompok perlawanan besar ini, malahan saling bertarung memperebutkan kekuasaan. Tahun 1996, Taliban yang didukung Pakistan berhasil mengambil alih pemerintahan di Kabul. Belakangan, dengan dalih mengejar Osama bin Laden, yang dituduh menjadi dalang penyerangan menara kembar WTC 11 September 2001, Amerika Serikat dan sekutunya  masuk dalam konflik. Sebuah pemerintahan  baru yang ada di bawah kendali AS  pun dibentuk. Di luar Kabul, muncul  kelompok-kelompok  perlawanan yang menolak kehadiran Amerika Serikat dan sekutu Barat.  Semuanya menggunakan bendera Taliban dan  melakukan perlawanan hingga sekarang ini.

 

Upaya-upaya sudah dilakukan untuk mengakhiri perang saudara di Afghanistan.  Namun sampai hari ini masih  belum memberikan solusi apapun. Satu terobosan dilakukan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dengan membuka peluang, namun kelompok Taliban bersikap mendua. Kelompok elit hanya bersedia  berunding dengan Amerika Serikat, sementara kelompok lainnya, mau saja berunding dengan pemerintah Kabul. Taliban perlu menyelesaikan persoalan internalnya ini terlebih dahulu sebelum masuk dalam proses damai.

 

Indonesia dengan serius menawarkan solusi perdamaian di Afghanistan. Hal ini  disampaikan saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kabul, di akhir bulan Januari. Hampir 1 bulan kemudian Wakil Presiden Jusuf Kalla ikut hadir dalam Proses Damai di Afghanistan. Indonesia memberikan ruang kepada para pihak yang bertikai untuk bertemu di Indonesia.

 

Memang persoalan Afghanistan yang sudah begitu lama, tidak akan selesai dalam beberapa hari perundingan. Perlu kesabaran semua pihak yang bertikai, jika ingin Afghanistan kembali damai.

 

02
March

 

Kementerian Perindustrian terus mendorong optimalisasi promosi Internasional dalam rangka peningkatan ekspor produk industri lokal, salah satunya dengan menyediakan situs http: pameranln.kemenperin.go.id. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan. Dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis Suryawirawan menyebutkan, selain agenda pameran Internasional yang dikoordinasikan oleh Kementerian Perindustrian, di situs tersebut juga terdapat informasi tentang sejumlah pelaksanaan pelatihan teknis yang dibutuhkan pelaku industri. Tujuannya, agar para pelaku industri nasional mendapatkan berbagai informasi terkait perluasan akses pasar global khususnya pameran luar negeri sehingga dapat memacu daya saing. Putu meyakini, partisipasi dalam kegiatan pameran Internasional dapat menjadi jembatan strategis bagi pelaku industri nasional. Tidak hanya sebagai sarana untuk memperkenalkan produk dan jasa, tetapi bisa mengetahui riset pasar dan tren teknologi terkini. ant

02
March

 

Bali menghasilkan devisa sebesar 32,145 juta dolar Amerika dari ekspor kerajinan berbahan baku perak selama tahun 2017. Angka ini meningkat 16,97 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 27,48 juta dolar Amerika. Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Anak Agung Ngurah Bagiwinata di Denpasar, Jumat mengatakan, hasil industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang sebagian besar digeluti perajin di Desa Celuk, Kabupaten Gianyar tersebut memberikan kontribusi sebesar 4,73 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 679,59 juta dolar Amerika selama tahun 2017. Anak Agung Bagiwinata menambahkan, kerajinan perak merupakan salah satu dari 17 jenis hasil kerajinan skala rumah tangga yang berhasil menembus pasaran luar negeri, di samping kerajinan keramik, kerang, kulit, lilin, rotan dan kerajinan tulang. Ia menambahkan, aneka jenis perhiasan itu paling banyak diserap pasaran diantaranya Singapura, Amerika Serikat, Thailand, Jerman, Jepang dan Perancis. antara