Hari ini akan memperkenalkan kepada anda Air Terjun Ayus. Luwuk merupakan salah satu kecamatan, sekaligus ibukota kabupaten Banggarai di provinsi Sulawesi Tengah. Kota ini berjarak 610 kilometer dari Kota Palu, ibu kota provinsi Sulawesi Tengah. Luwuk menyimpan banyak keindahan alam. Berada di cekungan dan lebih mirip dengan teluk menjadi daya tarik tersendiri dari Kota Luwuk. Keindahan kota ini dapat dinikmati dari Bukit Kasih Sayang, yang menjadi spot terbaik melihat kota Luwuk dari ketinggian. Memiliki julukan Kota Berair, Luwuk kaya akan perairannya. Selain itu juga kaya akan wisata air terjunnya. Salah satu wisata air terjun yang wajib dikunjungi saat berwisata ke Luwuk, adalah air terjun Ayus. Air Terjun ini masih sangat alami dan dibutuhkan stamina yang prima, karena anda harus trecking untuk menikmati keindahan air terjun ini.Air terjun yang lebih dikenal dengan nama Laumarang ini tersembunyi dengan rapat di balik bukit. Nama Laumarang merupakan nama pemilik tanah kawasan tersebut zaman dahulu. Sedang diberi nama Ayus, karena dahulu kala wilayah tersebut didiami oleh suku Saluan Loinang dan nama perkampungannya adalah Ayus. Air terjun Ayus dapat ditempuh sekira 30 menit dari pusat Kota Luwuk, dengan menggunakan kendaraan bermotor. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki menyusuri tebing sungai, sekitar 20 menit untuk tiba di air terjun.
Trek yang akan anda lalui jauh lebih sulit karena tertutup pipa air yang menuju ke Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) Hanga-hanga. Anda harus mempersiapkan diri anda dengan baik. Akan lebih nyaman jika anda menggunakan alas kaki khusus tracking.Tidak hanya jalanan naik, namun anda juga akan melewati trek yang menurun curam. Berpegangan dengan akar pohon dan ranting adalah cara agar tidak tergelincir ke sungai. Suara air terjun yang jatuh ke sungai akan menggema di sepanjang perjalanan. Seakan menyambut kedatangan anda. Jangan lupa membawa atau menggunakan lotion anti nyamuk. Jalan menuju air terjun ini banyak nyamuk.
Saat tiba di air terjun, anda akan melihat kabut menyelimuti air terjun. Namun sebenarnya itu bukan kabut hanya cipratan air dari air terjun yang melayang ke udara. Airnya yang jernih sangat menggoda untuk bermain basah-basahan ataupun berenang. Begitu keluar dari air, anda dijamin menggigil karena dingin. Sumber Air Terjun ini tidak hanya berasal dari atas, namun juga dari gua yang ada di pojok bawah tebing. Bagi yang tidak bisa berenang harus hati-hati. Karena bentuk sungai di bawah air terjun ini dalam dan berbatu.
Menteri Pariwisata Indonesia, Arief Yahya menyatakan, Wisata kuliner memberikan kontribusi tertinggi bagi PDB (Produk Domestik Bruto), yaitu 42 persen. Selain itu, kuliner juga menjadi hal pertama yang dicari oleh para Wisatawan Mancanegara (wisman). Karenanya, baru-baru ini Kementerian Pariwisata (kemenpar) menetapkan tiga destinasi wisata kuliner yakni Bali, Bandung dan Joglosemar (Yogyakarta, Solo, Semarang). Cara ini dinilai mampu melestarikan kuliner nusantara Indonesia sekaligus meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Terlebih Indonesia dinilai memiliki potensi besar dalam mengembangkan gastronomi dengan keunikan dan keanekaragaman etnik serta budaya suku.
Kementerian Pariwisata sendiri awalnya menetapkan 10 destinasi wisata kuliner yang kemudian diseleksi kembali menjadi tiga destinasi wisata kuliner utama Indonesia. Penetapan tiga destinasi tersebut tentunya bukanlah tanpa alasan melainkan berdasarkan beberapa kelayakan. Diantaranya produk dan daya tarik utama, pengemasan produk dan even, kelayakan pelayanan, kelayakan lingkungan, kelayakan bisnis serta peranan pemerintah dalam pengembangan destinasi wisata kuliner. Penilaian ini dilakukan oleh tim khusus terdiri dari para pakar yang dibentuk oleh Kementerian Pariwisata untuk melakukan penilaian ke berbagai daerah pada tahun 2015. Tim tersebut bekerja selama setahun untuk menilai semua destinasi yang kulinernya cukup didengar orang.Tak hanya berhenti sampai di situ. Tim tersebut pun juga menilai berdasarkan 3P yang ditetapkan Kementerian Pariwisata, yakni produk, pelaku dan pemerintah daerah. Produk yang dimiliki destinasi tersebut harus unik dan otentik. Sehingga harus memiliki makanan yang populer.
Selain itu, produk ini ada pelaku usahanya. Hal ini terkait bisnis dan lokusnya. Di mana destinasi tersebut memiliki tempat makan yang memadai. Tim ini pun juga melakukan kurasi terhadap pelaku dari segi kebersihannya. Terakhir, tim menilai dari komitmen Pemerintah daerah (pemda) setempat. Aspek ini memiliki penilaian yang paling tinggi. Karena jika wilayahnya sudah ditetapkan menjadi destinasi wisata kuliner namun tidak ada follow up dari pemerintah, akan menjadi sia-sia. Komitmen Pemda sendiri dibuktikan dengan adanya pengembangan dan promosi. Oleh karena itu, Kemenpar dan Pemda setempat membuat MOU untuk pengembangan dan promosi wilayah yang terpilih menjadi destinasi wisata kuliner. Destinasi wisata kuliner inipun akan disertifikasi oleh United Nation World Tourim Organization yang menjadi organisasi PBB tertinggi untuk urusan pariwisata. Sementara sebelumnya, Kemenpar telah menetapkan lima makanan daerah sebagai makanan nasional yaitu rendang, soto, nasi goreng, sate dan gado-gado.
Menteri Pariwisata Indonesia, Arief Yahya menyatakan, Wisata kuliner memberikan kontribusi tertinggi bagi PDB (Produk Domestik Bruto), yaitu 42 persen. Selain itu, kuliner juga menjadi hal pertama yang dicari oleh para Wisatawan Mancanegara (wisman). Karenanya, baru-baru ini Kementerian Pariwisata (kemenpar) menetapkan tiga destinasi wisata kuliner yakni Bali, Bandung dan Joglosemar (Yogyakarta, Solo, Semarang). Cara ini dinilai mampu melestarikan kuliner nusantara Indonesia sekaligus meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Terlebih Indonesia dinilai memiliki potensi besar dalam mengembangkan gastronomi dengan keunikan dan keanekaragaman etnik serta budaya suku.
Kementerian Pariwisata sendiri awalnya menetapkan 10 destinasi wisata kuliner yang kemudian diseleksi kembali menjadi tiga destinasi wisata kuliner utama Indonesia. Penetapan tiga destinasi tersebut tentunya bukanlah tanpa alasan melainkan berdasarkan beberapa kelayakan. Diantaranya produk dan daya tarik utama, pengemasan produk dan even, kelayakan pelayanan, kelayakan lingkungan, kelayakan bisnis serta peranan pemerintah dalam pengembangan destinasi wisata kuliner. Penilaian ini dilakukan oleh tim khusus terdiri dari para pakar yang dibentuk oleh Kementerian Pariwisata untuk melakukan penilaian ke berbagai daerah pada tahun 2015. Tim tersebut bekerja selama setahun untuk menilai semua destinasi yang kulinernya cukup didengar orang.Tak hanya berhenti sampai di situ. Tim tersebut pun juga menilai berdasarkan 3P yang ditetapkan Kementerian Pariwisata, yakni produk, pelaku dan pemerintah daerah. Produk yang dimiliki destinasi tersebut harus unik dan otentik. Sehingga harus memiliki makanan yang populer.
Selain itu, produk ini ada pelaku usahanya. Hal ini terkait bisnis dan lokusnya. Di mana destinasi tersebut memiliki tempat makan yang memadai. Tim ini pun juga melakukan kurasi terhadap pelaku dari segi kebersihannya. Terakhir, tim menilai dari komitmen Pemerintah daerah (pemda) setempat. Aspek ini memiliki penilaian yang paling tinggi. Karena jika wilayahnya sudah ditetapkan menjadi destinasi wisata kuliner namun tidak ada follow up dari pemerintah, akan menjadi sia-sia. Komitmen Pemda sendiri dibuktikan dengan adanya pengembangan dan promosi. Oleh karena itu, Kemenpar dan Pemda setempat membuat MOU untuk pengembangan dan promosi wilayah yang terpilih menjadi destinasi wisata kuliner. Destinasi wisata kuliner inipun akan disertifikasi oleh United Nation World Tourim Organization yang menjadi organisasi PBB tertinggi untuk urusan pariwisata. Sementara sebelumnya, Kemenpar telah menetapkan lima makanan daerah sebagai makanan nasional yaitu rendang, soto, nasi goreng, sate dan gado-gado.
Pelangi Nada edisi kali ini, akan menghadirkan lagu-lagu pop nostalgia dari Krisdayanti. Mengawali perjumpaan, saya hadirkan lagu berjudul “Ku Tak Sanggup”. karier Krisdayanti bermula sejak ia pindah ke Jakarta bersama keluarga pada tahun 1984. Tahun 1987, saat penyanyi yang akrab disebut KD ini menginjak usia 12 tahun, ia merilis album bertajuk “Burung-Burung Malam”. Sayang album ini gagal di pasaran. Namun, kegagalan tak membuat dirinya patah semangat. KD mulai aktif menunjukan bakatnya pada masyarakat dengan mengikuti berbagai kompetisi bernyanyi. Dari semua kompetisi, tahun 1992, ia berhasil menjuarai Asian Bagus, suatu kompetisi bernyanyi bertaraf internasional. Sejak saat itu lah nama KD mulai dikenal oleh masyarakat luas. demikian lagu “Terserah” yang dinyanyikan oleh KD. Penyanyi kelahiran Batu, Jawa Timur ini sudah memiliki bakat bernyanyi sejak kecil. Darah seni KD, berasal dari sang ayah, seorang seniman keroncong dan keluarga sang ibu yang mahir bernyanyi.Tahun 1995, KD merilis album pertamanya bertajuk “Terserah” dengan lagu andalan berjudul sama dengan nama albumnya, Terserah. Album ini diproduseri Handy Wijaya dan melibatkan pencipta lagu kenamaan Indonesia seperti Indra Lesmana, Yudis Dwikorana, dan Mares Soplanit. Lagu “Terserah” mengisahkan tentang seorang wanita yang pasrah atas pendapat sang kekasih tentang dirinya setelah tidak sengaja membaca curahan hatinya dalam sebuah buku harian. Pendengar, selanjutnya saya hadirkan kembali lagu lainnya dari KD berjudul “Menghitung Hari”. kesuksesan album “Terserah” tak lantas membuat KD berpuas diri. Ia kembali merilis album pada tahun 1998 bertajuk “Sayang”. Dalam album ini KD menjadi produser rekaman untuk kali pertama. Bahkan ia juga menciptakan dua buah lagu dalam album ini. Salah satu single andalan yang menjadi hits dalam album ini adalah lagu berjudul “Menghitung Hari”. Namun lagu ini bukan ciptaan KD melainkan Melly Goeslaw, salah seorang pencipta lagu dan penyanyi kawakan di Indonesia. Lagu ini mengisahkan tentang seorang perempuan yang berharap cerita cintanya berakhir jika tiada ketulusan hati dari sang pria. Lagu ini sukses menjadikan KD seorang penyanyi wanita yang sukses di tahun 1990-an.