Tentara Nasional Indonesia–Angkatan Udara (TNI-AU) menurunkan sejumlah personil serta awaknya untuk bantuan pasca gempa dan tsunami di Donggala dan Palu Sulawesi Tengah, Sabtu, 29 September 2018. C-130 Hercules TNI AU dari Skuadron Udara 31 TNI AU dan Skuadron Udara 32 TNI AU disiapkan di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta. Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Novyan Samyoga pesawat tersebut ditugaskan untuk mengangkut logistik berupa alat–alat kesehatan dan alat–alat lain untuk keperluan evakuasi korban dari reruntuhan bangunan.
“Yang pertama adalah membawa alat–alat kesehatan, tenda kemudian berbagai alat–alat yang dibutuhkan untuk mengatasi misalnya itu kan semua kaya beton–beton dan sebagainya itulah yang digunakan, alat–alat. Nanti setelah ini rombongan berikutnya baru kita bicara logistik.”
Sebelumnya, Panglima TNI menyatakan bahwa pihaknya telah mendapat perintah dari Presiden Joko Widodo untuk melakukan tindakan bantuan sesegera mungkin di wilayah terdampak bencana. Oleh karena itu, TNI AU terlebih dahulu melakukan pemantauan udara untuk memetakan tingkat kerusakan di wilayah yang diguncang bencana, termasuk untuk memastikan kondisi landasan dan fasiltas pendukungnya yang akan didarati pesawat C-130 Hercules yang membawa bantuan. Jika tidak memungkinkan untuk melakukan pendaratan, maka pesawat akan dialihkan ke Mamuju. (VOI/Rezha)
Tentara Nasional Indonesia–Angkatan Udara (TNI-AU) secara khusus menyiapkan Pangkalan Udara, Halim Perdanakusuma, Jakarta dan Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur sebagai posko penerimaan bantuan logistik bencana gempa bumi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Kepala Pusat Penerangan TNI-AU Marsekal Pertama Novyan Samyoga dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu, 29 September 2018 mengatakan di dua Pangkalan Udara (lanud) tersebut sudah disiapkan sejumlah pesawat yang siap diberangkatkan apabila dibutuhkan. Selain mengerahkan pesawat, TNI juga mengerahkan sejumlah kapal perang yang saat ini sudah bertolak untuk kemudian bersiaga di wilayah terdampak bencana.
“Baik disini di Lanud Halim itu selalu siaga 24 jam manakala nanti ada sukarelawan, manakala nanti akan menyumbangkan logistik itu langsung menuju ke Lanud Halim. Begitu juga dengan teman–teman atau donatur yang menyumbangkan makanan dan sebagainya di Lanud Abdurahman Saleh juga siap. Paling tidak ada dua Lanud itu, karena apa kita pergerakan dengan pesawat sehingga bisa langsung bergerak. Pada saat yang bersamaan mungkin untuk KRI sedang berjalan. Namun, yang saat ini sangat penting adalah darurat tanggap bencana ini.”
Sementara itu akun twitter TNI AU @_TNIAU, menjelaskan Pesawat bantuan akan diterbangkan dari tiga bandara diantaranya Bandara Sultan Hassanudin, Makassar, Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, dan Bandara Abdurrahman Saleh, Malang. Pesawat yang akan diterbangkan melalui Bandara Sultan Hassanudin, yakni Helikopter Super Puma dan Boeing B-737 Skadron udara 5. Helikopter untuk mengecek kondisi Bandara Mutiara, Palu. Selain itu, helikopter akan membawa peralatan navigasi, personel paskhas TNI AU dan pengatur lalu lintas udara. Sedangkan Boeing 737 diterbangkan untuk memantau kondisi Palu dari udara. Melalui, Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang, TNI AU akan menerbangkan C-130 Hercules yang akan menampung 102 personel Yonkes-2/2 KOSTRAD berserta peralatan dan perlengakapan kesehatan. (VOI/Rezha)
Menteri Sosial Republik Indonesia (RI) Agus Gumiwang Kartasasmita melalui konferensi pers yang digelar pada Sabtu dini hari, 29 September 2018 meminta pemerintah daerah Sulawesi Tenggara dalam hal ini Bupati Donggala dan Walikota Palu untuk segera menerbitkan Surat Keputusan (SK) Tanggap Darurat. Hal tersebut dilakukan guna mempermudah koordinasi kementerian dan lembaga terkait untuk melakukan penanganan bencana disana.
“Segera terbitnya SK tanggap darurat. SK tanggap darurat itu yang punya kewenangan menerbitkan bukan pemerintah pusat. Itu perlu sekali SK tanggap darurat segera terbit. Karena begitu SK tanggap darurat itu bisa segera terbit maka akan mempermudah kegiatan–kegiatan dari kementerian–kementerian terkait.”
Dengan SK Tanggal Darurat tersebut, Agus mengatakan, Bupati Donggala dan Walikota Palu bisa mengeluarkan dan mengambil 100 ton stok beras dari Kementerian Sosial RI yang berada di Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk dibagikan ke warganya. Agus menuturkan, bila jumlah stok beras dari Kementerian Sosial yang dibagikan ke korban gempa sebanyak 100 ton masih belum cukup, kepala daerah bisa meminta 200 ton beras dari Kementerian Sosial RI. Agus mengatakan pihaknya siap memberikan diskresi untuk menambah bantuan lebih dari 200 ton. Gempa berkekuatan magnitudo 7,7 yang mengguncang wilayah Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat petang, 28 September 2018 juga menyebabkan tsunami. Menurut data Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), tsunami itu terjadi setidaknya di tiga wilayah, yaitu Palu, Donggala, dan Mamuju. (VOI/Rezha)
Di sela–sela penyelenggaraan Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa–Bangsa (PBB) ke 73 di New York, Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (RI) Retno Marsudi menyempatkan diri untuk melakukan sejumlah pertemuan bilateral. Salah satunya adalah pertemuan dengan Menteri Hubungan Eksternal dan Kerjasama Internasional Burundi Ezechiel Nibigira. Pada pertemuan tersebut kedua menteri membahas antara lain keinginan Burundi untuk mendidik diplomatnya di Indonesia. Menurut Retno Marsudi dalam keterangan pers yang diterima oleh Voice of Indonesia pada Jumat, 28 September 2018 keinginan Burundi tersebut kemungkinan dapat diwujudkan karena selama ini Indonesia telah melakukan hal serupa dengan berbagai negara.
“Barusan dengan Burundi dalam konteks tentunya kita kaitkan dengan prioritas kita untuk Afrika dan mereka mengharapkan agar Indonesia dapat mendidik para diplomat mereka dan saya kira ini merupakan sesuatu yang bisa kita lakukan karena bukan sekali ini, bukan baru saja Indonesia melakukan kerjasama untuk mendidik para diplomat asing di Indonesia. Jadi memang kita memiliki program pendidikan diplomat yang sifatnya internasional dengan mengundang diplomat–diplomat asing dididik di Indonesia.”
Selain itu, Retno Marsudi juga mengungkapkan keinginan Burundi akan kehadiran investor Indonesia di negaranya. Burundi mengharapkan investor Indonesia datang dan menanamkan modalnya untuk pembangunan infrastruktur di negara yang terletak di sebelah timur Benua Afrika tersebut. Hal ini dikarenakan sebelumnya Indonesia telah sukses melakukan kegiatan ekonomi termasuk investasi di negara–negara Afrika lainnya. Pada kesempatan yang sama Retno Marsudi juga mempromosikan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue yang akan digelar tahun depan. Ia berharap Burundi hadir dan berpartisipasi dalam dialog tersebut. (VOI/Rezha)