Suprapto

Suprapto

23
July

Kebutuhan sterilisasi ruangan semakin penting untuk menekan mata rantai penyebaran COVID-19. Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan  Indonesia (LIPI)  mengembangkan Si-Susan  (Simple Smart UVC Sanitaizer), alat sterilisasi ruangan berbasis sinar UV-C yang dapat dikendalikan melalui aplikasi di ponsel pintar. Si-SUSan dapat mengatur target virus yang akan dibasmi dan penjadwalan sterilisasi melalui aplikasi berbasis Android. Si-SUSan juga dibekali sistem keamanan terhadap manusia di sekitarnya. Dengan desain sederhana, Si-SUsan dapat digunakan untuk sterilisasi di fasilitas layanan kesehatan, perkantoran, sekolah, dan rumah tangga

Si-SUSan agak berbeda dengan robot sterilisasi. Sebab, alat yang dikembangkan LIPI ini harus dipindahkan secara manual dari ruangan satu ke ruangan lain. Sementara robot sterilisasi virus bisa bergerak dari ruangan ke ruangan lain serta memiliki automasi lebih baik. Si-SUSan berbasis cahaya UV-C dengan panjang gelombang 254 nanometer dan tergolong berbahaya jika terpapar kulit dan mata. Oleh sebab itu, saat Si-SUSan digunakan, pengguna harus memastikan di dalam ruangan tidak ada orang sama sekali. Karenanya pengoprasian alat ini menggunakan aplikasi. Jadi operator nantinya akan mengendalikan Si-SUSan lewat aplikasi, entah di ruangan lain atau bahkan di balik tembok ruangan yang sedang disterilisasi. Sedang lamanya proses penyinaran tergantung jenis virus. Setelah Si-SUSan selesai melakukan sterilisasi, akan ada efek setelah penyinaran misalnya ada bau-bau tidak sedap karena bercampur dengan reaksi udara yang ada di dalam ruangan.

Saat ini Si-SUSan telah selesai menjalani uji keamanan listrik di Pusat Penelitian Teknologi Pengujian LIPI dan tengah menunggu uji efektivitas virus SARS-CoV-2 di Laboratorium Biosafety Level-3 LIPI. Si-SUSan akan diproduksi secara manufaktur bekerja sama dengan PT. Gerlink Utama Mandiri.Nantinya Si-SUSan akan dipasarkan dengan harga relatif terjangkau, sehingga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, perkantoran, dan puskesmas.

 

23
July

Dompu merupakan salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Barat. Kabupaten ini semakin banyak dikunjungi oleh wisatawan yang kagum akan keindahan Gunung Tambora. Gunung Tambora punya Kaldera terluas se-Asia Tenggara. Disamping Tambora, Dompu juga punya Pulau Satonda dengan danau air asinnya serta Pantai Lakey. Tak hanya kaya dengan destinasi wisata alam yang menarik, Dompu juga kaya akan kulinernya yang khas. Berkunjung ke Dompu cobalah beberapa kuliner khasnya. Salah satunya Puru Timbu.

Puru Timbu adalah ketan yang dimasak di dalam Bambu. Bagian dalamnya sedikit lunak, tetapi bagian luar Puru timbu mengeras karena lebih banyak terkena api saat dibakar. Puru Timbu terbuat dari beras ketan yang dimasak bersama santan dan ampas parutan kelapa di dalam bambu. Untuk memasak Puru Timbu diatas api dibutuhkan waktu sekitar 3 hingga 4 jam. Setelah matang, Puru Timbu bisa langsung disantap. Rasanya lezat dan gurih. Menikmati Puru timbu semakin enak jika dicampur dengan tape. Untuk menikmati Puru Timbu di Dompu, anda bisa menjumpai penjual Puru Timbu di Pasar Atas. Datanglah sore hari, para pedagang Puru Timbu baru mulai berjualan pada sore hari. Disana, Puru Timbu dijual seharga Rp.25.000 hingga Rp.35.000 per batang.

bagi masyarakat Dompu, Puru Timbu bukan hanya sekedar kuliner semata. Puru Timbu juga menjadi bagian dalam keseharian mereka. Saat musim panen tiba, Puru Timbu hadir dalam pesta panen raya. Untuk mengekspresikan kegembiraan atas hasil panen, masyarakat setempat biasanya menggelar doa syukuran dan tradisi membakar Puru Timbu. Selain sebagai ekspresi kegembiraan panen raya padi, jagung, dan lainnya, tradisi membakar 'puru timbu' juga sebagai bagian dari bentuk budaya gotong-royong dan kebersamaan warga, karena untuk membuat Puru Timbu, warga bersama-sama menyiapkan bahan-bahan dan memasak Puru timbu.

22
July

Berangkat dari permasalahan sulitnya mencari laboratorium gigi untuk restorasi gigi atau pengembalian bentuk gigi seperti semula, mendorong empat mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat sebuah inovasi terbaru. Lewat startup bernama 3Dentist, mereka membuat bisnis yang bergerak di bidang produksi gigi tiruan berbasis 3D Printer.Naufal Prawironegoro sebagai ketua tim mengatakan, 3Dentist ini merupakan bisnis yang menjual produk gigi tiruan dengan material porselen dan akrilik yang pembuatannya menggunakan teknologi berbasis 3D printer.

Keunggulan yang ditawarkan oleh 3Dentist adalah biaya produksi pembuatan gigi yang lebih murah, waktu pembuatannya yang cepat dengan hasil yang lebih rapi, presisi, dan akurat. Bahkan tingkat kedetailannya mencapai skala 10 mikron. Naufal mengungkapkan jika menggunakan 3Dentist maka hasil yang didapatkan lebih cepat bahkan dalam hitungan jam saja. Untuk proses pembuatan gigi tiruan ini dimulai dengan memindai 3D lalu file yang didapatkan dikonversikan dalam format .stl. Kemudian diunggah ke mesin yang sudah siap untuk mencetak dengan bahan yang telah disiapkan yaitu porselen.

Selain menggunakan material porselen dan akrilik, menurut Naufal, ke depannya produk ini akan terus dikembangkan dengan menjual gigi tiruan menggunakan material lain. Kemudian 3Dentist direncanakan juga akan menjual mesin 3D printer-nya, menjual resin, serta membuka jasa maintenance dan perbaikan mesin 3D printer. Startup yang bisa diakses lewat 3dentist-info.com ini sudah diakui secara nasional, terbukti ketika berkompetisi dalam lomba bisnis bertajuk Win Your Future, 3Dentist menyabet juara ketiga kategori Universitas pada awal bulan Juli lalu.

 

 

 

 

14
July

Pantai Watu Leter Berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sebelah selatan, kabupaten Malang dianugerahi pantai-pantai yang cantik. Salah satunya Pantai Watu Leter. Pantai ini berlokasi di Dusun Rowotrate, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 60 km dari kota Malang  yang bisa ditempuh dalam waktu 2 jam saja. Sepanjang perjalanan menuju Pantai, anda dapat menikmati pemandangan hijau pepohonan dan hutan dengan udara yang menyegarkan. Untuk masuk ke dalam objek wisata ini, anda cukup membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000,-.

nama Watu Leter diberikan karena ada sebuah tebing di sekitar Pantai yang memiliki bagian datar di ujungnya. Tebing yang terletak di tengah laut itu menjadi sangat mencolok berkat bentuk datarnya itu. Hal ini lah yang kemudian membuat warga menamai Pantai ini dengan nama Watu Leter. Di tempat ini anda akan menemukan jejeran pepohonan bakau dengan pasir pantai yang lembut dan bersih. Terdapat juga muara sungai Sitiarjo yang bisa disusuri dengan perahu sambil menikmati pemandangan hutan bakau dari dalam.


Pantai Watu Leter memiliki banyak batu karang. Di ujung timur
nya terdapat sebuah cekungan pantai yang dibatasi oleh bukit karang besar. Bentuknya seperti teluk, sehingga lebih aman digunakan untuk berenang. Karena kawasan ini masih sepi, Pantai ini juga menjadi tempat untuk melihat kedatangan penyu. Hal ini membuat Pantai Watu Leter sebagai pusat ekowisata tempat pelestarian penyu. Berwisata ke Watu Leter, anda sekaligus bisa ikut kegiatan melepasliarkan penyu ke alam bebas.