VOI HDS Kami awali dengan peristiwa 23 September 1943, Mussolini mendirikan Republik Sosial Italia.
Pada bulan Juli 1943, setelah Pasukan Sekutu berhasil menghantam Italia di Afrika Utara dan kemudian menduduki Sisilia, Raja Vittorio Emanuele III, bersama Dewan Fasis Nasional Italia mencopot jabatan dan menangkap Mussolini. Setelah Mussolini digulingkan, Raja Emanuele III kemudian mendiskusikan gencatan senjata dengan Sekutu. Saat gencatan senjata disetujui kedua pihak, Nazi Jerman dengan cepat menginvasi wilayah utara Italia dan membebaskan Mussolini dari penjara serta mendirikan Republik Sosial Italia (RSI). RSI memproklamirkan kemerdekaanya pada 23 September 1943 dan mengklaim wilayahnya adalah seluruh daratan lama Italia. Republik ini didukung oleh Partai Republik Fasisme. Secara hukum, ibu kota Republik Sosial Italia adalah Roma, akan tetapi de facto pusat pemerintahan berada di Salò.
Beralih ke peristiwa 23 September 1983, bom meledak di pesawat Gulf Air 771.
Sebanyak 107 penumpang dan 5 awak di pesawat Gulf Air penerbangan 771 dari Kota Karachi, Pakistan ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab dinyatakan tewas ketika pesawat itu terbang menukik tajam menghantam padang gurun dekat Mina Jabel Ali, 40 kilometer dari Abu Dhabi pada 23 September 1983. Sebagian korban tewas adalah warga negara Pakistan yang hendak kembali ke Abu Dhabi dan Bahrain setelah menghabiskan liburan Idul Adha bersama keluarga mereka di kampung halaman. Berdasarkan hasil penyelidikan American National Transportation Safety Board terhadap kotak hitam yang dirilis pada 1987, pesawat jenis Boeing 737-2P6 itu meledak karena bom waktu yang diletakkan di bagasi.
Kita Akhiri dengan peristiwa 23 September 1968, Hari Bahari Nasional dirayakan pertama kali.
Melalui Surat Keputusan No 249 tahun 1964, Presiden Soekarno menetapkan 23 September menjadi Hari Maritim.Menyusul peristiwa Gerakan Satu Oktober 1965 jabatan Presiden Soekarno digantikan Soeharto.Indonesia yang dipimpin Presiden Soeharto untuk pertama kali merayakan Hari Bahari pada 23 September 1968 di Manado.Soeharto berharap peringatan ini dapat dijadikan momentum untuk melestarikan serta meningkatkan potensi bahari nusantara mengingatIndonesia memiliki bentang lautan yang indah karena lebih dari 70 persen dari wilayah Indonesia adalah lautan.
VOI KOMENTAR Hubungan Turki dengan Uni Eropa terus memburuk. Faktor Libya menjadi salah satu penyebab semakin memanasnya hubungan keduanya. Presiden Turki kemarin mengecam Uni Eropa yang akan menjatuhkan sanksi terhadap salah satu perusahaan Turki.
Dalam pertemuan di Brussel, Selasa 22 September 2020, Uni Eropa sepakat menjatuhkan sanksi terhadap tiga perusahaan, masing-masing dari Turki, Kazakhstan dan Yordania. Sanksi yang diberikan berupa pembekuan asset terhadap ke tiga perusahaan itu dan memutus aktivitas mereka dari pasar keuangan Uni Eropa. Ketiganya dilarang melakukan bisnis dengan negara mana pun di Uni Eropa.
Perusahaan Turki yang mendapat sanksi adalah Avrasya Shipping. Uni Eropa menuduh Perusahaan itu menggunakan salah satu kapalnya melanggar embargo senjata ke Lybia dan diduga menyelundupkan senjata ke negeri itu. Dalam kemelut di Lybia, Turki mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional Libya.
Pemerintahan Turki di bawah Erdogan berang dengan langkah Uni Eropa dan mengecamnya sebagai penyebab semakin meningkatnya ketegangan hubungan antara mereka. Sebelumnya telah terjadi ketegangan hubungan dengan Uni Eropa akibat konflik Yunani dengan Turki yang disebabkan sengketa wilayah di Kawasan Mediterania Timur. Dalam konflik itu Uni Eropa ditengarai cenderung memihak Yunani. Perancis bahkan mengirimkan pesawat tempur F 16 ke Kawasan laut yang dipersengketakan.
Reaksi Turki terhadap sanksi Uni Eropa memang menegaskan posisi Turki di Lybia. Di sisi lain, peningkatan ketegangan hubungan dengan Uni Eropa tentu juga mempersulit upaya penyelesaian sengketa Mediterania Timur antara Turki dan Yunani. Dari perkembangan yang terjadi Presiden Erdogan nampaknya juga ingin menunjukkan bahwa negaranya mempunyai posisi yang cukup dominan baik di Libya maupun di Kawasan Mediterania Timur.
VOI WARNA WARNI Tim mahasiswa Departemen Teknik Komputer ITS berhasil membawa pulang emas pada ajang the 6th Southeast Asian Agricultural Engineering Student 2020 yang digelar oleh Universitas Brawijaya bersama dengan Malaysian Society of Agricultural and Food Engineers (MSAE). Mereka adalah Awang Ivananto Adi, Muhammad Luthfi, dan Tiara Bening Salsabila. Berangkat dari permasalahan lahan di perkotaan, tim yang beranggotakan mahasiswa angkatan 2018 ini menggagas inovasi yang bernama My Tanaman sebagai solusi pengolahan lahan di masyarakat. My Tanaman merupakan aplikasi yang berbasis Wireless Sensor Network. Nantinya aplikasi tersebut dapat berhubungan langsung dengan database dan modul perangkat yang tertanam pada box ruang tanam. My Tanaman adalah sebuah box yang berfungsi sebagai ruang tanam yang didesain untuk dapat mengontrol kondisinya agar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman Sebelumnya, Tiara Bening Salsabila, salah satu anggota tim mengungkapkan bahwa timnya lebih dahulu meninjau kondisi alam. Kondisi ruang tanam dimanipulasi sehingga cocok digunakan untuk membudidayakan sayur-sayuran di luar habitat asli dari tumbuhan tersebut. My Tanaman menawarkan teknologi dan aplikasi yang terintegrasi dalam satu sistem. Selain menciptakan ruang tanam dengan teknik indoor planting, My Tanaman didesain menggunakan material yang aman bagi tumbuhan. My Tanaman juga memiliki fitur kontrol yang mana pengguna bisa menyalakan system seperti kipas, pembuat kelembaban buatan, dan lampu penumbuhan untuk bisa mengontrol kondisi dalam ruang tanam. Berkat adanya database system terintegrasi pada box, data kondisi ruang tanam dapat disimpan, yang mana data tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pada aplikasi My Tanaman,. Tak hanya keunikan dari aplikasi ini. Yaitu, dalam satu aplikasi tidak hanya bisa memonitor dan mengontrol satu kotak saja, melainkan hingga empat kotak ruang tanam. Juga setiap kotak tidak harus menggunakan user yang sama, melainkan dapat diakses oleh pengguna lain, sehingga mempermudah pekerjaan. (VOI)
VOI PESONA INDONESIA Gua Pindul menawarkan wisata sungai bawah tanah. Ayo, berbasah-basahan dari start sampai finis di goa yang ada di Gunungkidul, Yogyakarta itu. Goa Pindul adalah salah satu tempat wisata di Yogyakarta berupa gua dengan aliran sungai bawah tanah berwarna kehijauan. Goa Pindul menjadi salah satu destinasi favorit traveler nusantara ataupun asing. Cobalah menjajal cave tubing di sungai di bawah perut bumi. Kita cuma perlu duduk di atas ban dalam dan hanyut mengikuti arus air. Goa Gunung Pindul berada di desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Lokasinya memiliki jarak kurang lebih 60 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta ke arah timur menuju arah Kota Wonosari, Gunung Kidul.
Wisata Goa Pindul ini diresmikan pada tahun 2010, akan tetapi baru populer di kalangan wisatawan di tahun 2014. Goa Pindul memang memiliki daya tarik tersendiri berkat keeksotikannya. Goa Pindul memiliki panjang sungai sekitar 350 meter dengan lebar gua yang mencapai 5 meter dengan kedalaman air sungai 5 meter hingga 12 meter, tergantung dari intensitas hujan. Mengunjungi Goa Pindul kamu dapat menikmati keindahannya di tiga zona. Mulai dari zona terang, zona remang dan zona gelap yang bisa dinikmati dalam waktu 45 menit. Saat berada di dalam gua, wisatawan dapat menemukan sebuah stalaktit yang menyatu dengan stalakmit, sehingga tampak seperti sebuah pilar dengan ukuran lebar. Bahkan, Goa Pindul ini memiliki stalaktit terbesar peringkat nomer 4 di dunia.
Harga tiket wisata Goa Pindul cukup terjangkau, hanya Rp 35.000 untuk wisatawan lokal dan Rp 50.000 untuk wisatawan mancanegara. Fasilitas yang disediakan di wisata Goa Pindul ini adalah jaket pelampung hingga ban tubing. Selain itu, fasilitas parkir juga cukup luas yakni area parkir luas dengan kapasitas 30 unit bus, area parkiran mobil lebih dari 50 unit dan parkir sepeda motor khusus yang berada di dalam ruangan. Jika anda ingin berlibur ke goa Pindul ini, selalu ingat untuk mengikuti protokol kesehatan yang ada ya. (VOI)