Suprapto

Suprapto

23
September

VOI KOMENTAR Hubungan Turki dengan Uni Eropa terus memburuk. Faktor Libya menjadi salah satu penyebab semakin memanasnya hubungan keduanya. Presiden Turki kemarin mengecam Uni Eropa yang akan menjatuhkan sanksi terhadap salah satu perusahaan Turki.

Dalam pertemuan di Brussel, Selasa 22 September 2020, Uni Eropa sepakat menjatuhkan sanksi terhadap tiga perusahaan, masing-masing dari Turki, Kazakhstan dan Yordania. Sanksi yang diberikan berupa pembekuan asset terhadap ke tiga perusahaan itu dan memutus aktivitas mereka dari pasar keuangan Uni Eropa. Ketiganya dilarang melakukan bisnis dengan negara mana pun di Uni Eropa.

Perusahaan Turki yang mendapat sanksi adalah Avrasya Shipping. Uni Eropa menuduh Perusahaan itu menggunakan salah satu kapalnya melanggar embargo senjata ke Lybia dan diduga menyelundupkan senjata ke negeri itu. Dalam kemelut di Lybia, Turki mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional Libya.

Pemerintahan Turki di bawah Erdogan berang dengan langkah Uni Eropa dan mengecamnya sebagai penyebab semakin meningkatnya ketegangan hubungan antara mereka. Sebelumnya telah terjadi ketegangan hubungan dengan Uni Eropa akibat konflik Yunani dengan Turki yang disebabkan sengketa wilayah di Kawasan Mediterania Timur.    Dalam konflik itu Uni Eropa ditengarai cenderung memihak Yunani. Perancis bahkan mengirimkan pesawat tempur F 16 ke Kawasan laut yang dipersengketakan.   

Reaksi Turki terhadap sanksi Uni Eropa memang menegaskan posisi Turki di Lybia. Di sisi lain, peningkatan ketegangan hubungan dengan Uni Eropa tentu juga mempersulit upaya penyelesaian sengketa Mediterania Timur antara Turki dan Yunani. Dari perkembangan yang terjadi Presiden Erdogan nampaknya juga ingin menunjukkan bahwa negaranya mempunyai posisi yang cukup dominan baik di Libya maupun di Kawasan Mediterania Timur.

23
September

VOI WARNA WARNI Tim mahasiswa Departemen Teknik Komputer ITS berhasil membawa pulang emas pada ajang the 6th Southeast Asian Agricultural Engineering Student 2020 yang digelar oleh Universitas Brawijaya bersama dengan Malaysian Society of Agricultural and Food Engineers (MSAE). Mereka  adalah Awang Ivananto Adi, Muhammad Luthfi, dan Tiara Bening Salsabila. Berangkat dari permasalahan lahan di perkotaan, tim yang beranggotakan mahasiswa angkatan 2018 ini menggagas inovasi yang bernama My Tanaman sebagai solusi pengolahan lahan di masyarakat. My Tanaman merupakan aplikasi yang berbasis Wireless Sensor Network. Nantinya aplikasi tersebut dapat berhubungan langsung dengan database dan modul perangkat yang tertanam pada box ruang tanam. My Tanaman adalah sebuah box yang berfungsi sebagai ruang tanam yang didesain untuk dapat mengontrol kondisinya agar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman Sebelumnya, Tiara Bening Salsabila, salah satu anggota tim mengungkapkan bahwa timnya lebih dahulu meninjau kondisi alam. Kondisi ruang tanam dimanipulasi sehingga cocok digunakan untuk membudidayakan sayur-sayuran di luar habitat asli dari tumbuhan tersebut. My Tanaman menawarkan teknologi dan aplikasi yang terintegrasi dalam satu sistem. Selain menciptakan ruang tanam dengan teknik indoor planting, My Tanaman didesain menggunakan material yang aman bagi tumbuhan. My Tanaman juga memiliki fitur kontrol yang mana pengguna bisa menyalakan system seperti kipas, pembuat kelembaban buatan, dan lampu penumbuhan untuk bisa mengontrol kondisi dalam ruang tanam. Berkat adanya database system terintegrasi pada box, data kondisi ruang tanam dapat disimpan, yang mana data tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk grafik pada aplikasi My Tanaman,. Tak hanya keunikan dari aplikasi ini. Yaitu, dalam satu aplikasi tidak hanya bisa memonitor dan mengontrol satu kotak saja, melainkan hingga empat kotak ruang tanam. Juga setiap kotak tidak harus menggunakan user yang sama, melainkan dapat diakses oleh pengguna lain, sehingga mempermudah pekerjaan. (VOI)

 

 

23
September

VOI PESONA INDONESIA Gua Pindul menawarkan wisata sungai bawah tanah. Ayo, berbasah-basahan dari start sampai finis di goa yang ada di Gunungkidul, Yogyakarta itu. Goa Pindul adalah salah satu tempat wisata di Yogyakarta berupa gua dengan aliran sungai bawah tanah berwarna kehijauan. Goa Pindul menjadi salah satu destinasi favorit traveler nusantara ataupun asing. Cobalah menjajal cave tubing di sungai di bawah perut bumi. Kita cuma perlu duduk di atas ban dalam dan hanyut mengikuti arus air. Goa Gunung Pindul berada di desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Lokasinya memiliki jarak kurang lebih 60 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta ke arah timur menuju arah Kota Wonosari, Gunung Kidul.

Wisata Goa Pindul ini diresmikan pada tahun 2010, akan tetapi baru populer di kalangan wisatawan di tahun 2014. Goa Pindul memang memiliki daya tarik tersendiri berkat keeksotikannya. Goa Pindul memiliki panjang sungai sekitar 350 meter dengan lebar gua yang mencapai 5 meter dengan kedalaman air sungai 5 meter hingga 12 meter, tergantung dari intensitas hujan. Mengunjungi Goa Pindul kamu dapat menikmati keindahannya di tiga zona. Mulai dari zona terang, zona remang dan zona gelap yang bisa dinikmati dalam waktu 45 menit. Saat berada di dalam gua, wisatawan dapat menemukan sebuah stalaktit yang menyatu dengan stalakmit, sehingga tampak seperti sebuah pilar dengan ukuran lebar. Bahkan, Goa Pindul ini memiliki stalaktit terbesar peringkat nomer 4 di dunia.

Harga tiket wisata Goa Pindul cukup terjangkau, hanya Rp 35.000 untuk wisatawan lokal dan Rp 50.000 untuk wisatawan mancanegara. Fasilitas yang disediakan di wisata Goa Pindul ini adalah jaket pelampung hingga ban tubing. Selain itu, fasilitas parkir juga cukup luas yakni area parkir luas dengan kapasitas 30 unit bus, area parkiran mobil lebih dari 50 unit dan parkir sepeda motor khusus yang berada di dalam ruangan. Jika anda ingin berlibur ke goa Pindul ini, selalu ingat untuk mengikuti protokol kesehatan yang ada ya. (VOI)




 

 

21
September

Cilacap, adalah kabupaten di Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat. Selain itu, lokasinya juga berdekatan dengan lautan, sehingga memiliki objek wisata pantai. Salah satunya adalah Pantai Teluk Penyu, yang begitu eksotis dengan pasir hitamnya.

Ombaknya yang tinggi menjadi ciri khas objek wisata ini. Pantai ini sebenarnya merupakan objek wisata yang satu paket dengan wisata lainnya, yaitu Pulau Nusakambangan dan Benteng Pendem, yang menjadi wisata vital di Cilacap.

pantai ini dinamai Teluk Penyu karena dulunya di pantai ini terdapat banyak penyu. Serta menjadi tempat berkembang biak dan tumbuh para penyu. Karena dulu tempat ini masih sangat asri dan belum banyak dikunjungi wisatawan.

Pantai ini memiliki laut yang begitu jernih meskipun tidak tampak bergradasi dari tepi hingga tengah lautnya. Pasir hitam menghampar bagaikan karpet lembut di atas lantai. Warna hitamnya terlihat kontras dengan air laut yang jernih.

Di sini juga terdapat jembatan yang menjorok ke laut, sebagian tertutup pasir. Area ini sering dijadikan pengunjung untuk tempat berfoto dengan latar belakang lautan luas.

objek wisata ini terletak di Pantai Selatan, Cilacap, Kabupaten Cilacap. Dari pusat kota Cilacap pantai ini cukup dekat hanya berjarak sekitar 5 km dan bisa ditempuh dalam waktu 15 menit berkendara.

Pengunjung dapat datang ke objek wisata ini kapan pun tetapi anda perlu membayar tiket masuk yang tidak terlalu mahal yaitu Rp. 5.000 per orang.