Suprapto

Suprapto

21
September

VOI KOMENTAR Pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak akhir tahun 2019 lalu memberikan dampak terhadap segala aspek kehidupan manusia di dunia. Tak hanya kesehatan, hampir seluruh sektor ikut terdampak baik sosial maupun ekonomi.

Berbagai hal dilakukan oleh negara-negara di dunia untuk mengatasi dampak pandemi ini.Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak ada negara yang sepenuhnya siap menghadapinya.

Indonesia contohnya. Guna mengatasi dampak pandemi, pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Antara lain dengan melakukan penguatan sektor kesehatan, dalam rangka memastikan akses bagi setiap orang terhadap layanan kesehatan yang berkualitas. Tak hanya itu, pemerintah Indonesia juga melakukan upaya pemulihan ekonomi, yaitu dengan memberikan dukungan terhadap masyarakat yang terdampak termasuk bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan dunia usaha.


Upaya untuk mengatasi dampak pandemi tidak saja dilakukan pemerintah Indonesia di dalam negeri
, tetapi juga dengan menjalin kerjasama dengan negara lain seperti yang tergabung dalam G20.


Menteri Keuangan
Indonesia Sri Mulyani Indrawati dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu(20/9), menyatakan negara-negara yang tergabung dalam G20 menyepakati untuk terus bekerja sama melakukan aksi global. Khususnya dalam rangka menghadapi dampak pandemi COVID-19 di bidang kesehatan, sosial dan ekonomi. Negara-negara G20 akan terus menerapkan kebijakan untuk melindungi nyawa, menjaga lapangan pekerjaan dan pendapatan, mendukung pemulihan ekonomi global, serta meningkatkan ketahanan sistem kesehatan dan sistem keuangan.

Di bidang kesehatan, kerjasama global negara-negara G20 dilakukan terkait vaksin. Negara G20 diharapkan menjadi motor penggerak bagiadanya akses yang setara terhadap vaksinCOVID-19 dengan harga yang terjangkau untuk semua orang.

Pandemi COVID-19 ternyata tidak hanya memberikan dampak negatif terhadap sosial, ekonomi dan kesehatan, namun di sisi lain, juga meningkatkan kerjasama dan solidaritas dunia. Negara-negara yang tidak terlalu terdampak atau yang sudah pulih dari pandemi COVID-19 membantu negara yang masih terdampak. Semua merasa bertanggungjawab dan ikut melakukan aksi global melawan pandemi COVID-19.

21
September

Tanggal 21 September 1964, Malta meraih kemerdekaan dari Britania Raya.  

Republik Malta adalah sebuah negara kepulauan di Eropa Selatan. Malta terdiri dari lima pulau, tiga di antaranya berpenghuni, di tengah-tengah Laut Tengah. Letaknya yang strategis telah menyebabkan Malta dijajah oleh berbagai penguasa selama berabad-abad. Penguasa terakhir Malta, Inggris, mengabulkan permintaan Malta untuk merdeka setelah Malta selama Perang Dunia kedua setia pada Inggris melawan Jerman. Malta memperoleh kemerdekaan dari Kerajaan Inggris dan bergabung dengan Persemakmuran Bangsa-Bangsa pada 21 September 1964.

Kami beralih ke 21 September 1999, gempa bumi di Taiwan.

Gempa buni berkekuatan 7.6 skala Richter melanda Taiwan pada 21 September 1999. Gempa tersebut menewaskan lebih dari 2.300 orang, menghancurkan pelabuhan T’ai-chung dan ribuan bangunan. Gempa juga menyebabkan kerusakan jaringan air dan listrik yang luas, dan melengkungkan jalan raya dan jembatan.  Kerugian gempa diperkirakan mencapai 9,2 milyar dolar AS. Akibat gempa, puluhan rumah dan bangunan lainnya runtuh. Tetapi di kawasan Wu-Feng, ada sebuah bangunan yang ternyata tidak semuanya runtuh, yaitu Sekolah Kuang-Fu. Untuk mengenang tragedi gempa bumi tersebut, Sekolah Kuang-Fu telah dijadikan museum gempa bumi di Taiwan dan diberi nama Museum gempa Taiwan 921.

Kami akhir Hari Ini dalam Sejarah dengan penyerangan pusat  perbelanjaan di Nairobi.

Pada 21 September 2013, orang-orang bersenjata tak dikenal menyerang pusat perbelanjaan kelas atas Westgate di Nairobi, Kenya. Serangan itu berlangsung sampai 24 September, mengakibatkan setidaknya 72 orang tewas, termasuk 61 warga sipil, 6 tentara Kenya dan 5 penyerang. Para penyerang menyandera dan kemudian terlibat dalam pertempuran senjata dengan pasukan keamanan Kenya. Lebih dari 200 orang dilaporkan terluka dalam penembakan massal.

Kelompok Islamis Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas insiden itu, yang dicirikan sebagai pembalasan atas penyebaran militer Kenya di Somalia.

21
September

Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya membuat pembasmi petsida dari limbah batok kelapa. Limbah batok kelapa sengaja dipilih menjadi bahan utama karena desa Sutojayan, Kabupaten Blitar merupakan daerah dengan lahan pertanian yang luas, dan jumlah pohon kelapa yang melimpah. Tim melakukan program sosialisasi dan pelatihan secara bertahap melalui media online untuk menangani masalah limbah organik khususnya batok kelapa di Desa Sutojayan.

 

 

Program pelatihan yang dinamakan LIKE-TOK tersebut, bertujuan memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat dalam produksi asap cair dan produk samping berupa briket untuk meningkatkan dan memberdayakan kesejahteraan masyarakat. Selain itu program LIKE-TOK dapat menciptakan kelompok tani yang mandiri.Dalam sosialisasi tersebut tim LIKE-TOK memaparkan bagaimana membuat pestisida cair dibuat dari batok kelapa yang sudah kering.Prosesnya dilakukan dengan alat pirolisis. Dengan alat ini akan dilakukan proses pembakaran batok kelapa dengan suhu kurang lebih 400 derajat Celcius selama 3-6 jam. Setelah proses pembakaran akan terjadi destilasi uap dan terjadi proses kondensasi dan terbentuklah asap cair. Asap cair inilah nanti yang akan digunakan untuk bahan Petsida.

 

 

Program LIKE-TOK akan terus berlanjut dan akan terus dikembangkan untuk mencapai peningkatan kesejahteraan dan mengurangi permasalahan limbah Desa Sutojayan. Melalui program ini, LIKE-TOK dapat mengurangi limbah batok kelapa sebanyak 98,8% setiap bulannya. Selain bisa mengurangi pencemaran lingkungan, asap cair dari batok kelapa bisa memberdayakan dan meningkatkatkan ekonomi masyarakat Desa. Rencana tahapan berikutnya dari program LIKE-TOK yaitu melakukan penjualan secara online dengan menggunakan e-commerce untuk menjangkau pasar yang lebih luas

 

 

 

 

17
September

VOI HDS Kami awali dengan peristiwa tahun 1945 Palang Merah Indonesia didirikan.

Perjuangan mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) diawali 1932. Kegiatan tersebut dipelopori Dr. R. C. L. Senduk dan Dr. Bahder Djohan dengan membuat rancangan pembentukan PMI. Proses pembentukan PMI setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dimulai 3 September 1945. Saat itu Presiden Soekarno memerintahkan Menteri Kesehatan RI pada waktu itu, Dr. Boentaran Martoatmodjo agar membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Tepat sebulan setelah kemerdekaan RI, 17 September 1945, PMI terbentuk. Peristiwa bersejarah tersebut hingga saat ini dikenal sebagai Hari PMI.

Hari ini Dalam Sejarah dilanjutkan dengan Hari Perhubungan Nasional yang diperingati tiap tanggal 17 September setiap tahunnya. Sebelum ditetapkannya hari perhubungan nasional, setiap Badan usaha Milik Negara-BUMN yang bergerak di sektor perhubungan merayakan hari jadi mereka masing-masing di tanggal yang berbeda dan berdekatan. Mempertimbangkan waktu dan biaya, perayaan yang berdekatan untuk merayakan hal yang nyaris sama dianggap tidak efisien. Oleh karena itu, pada tahun 1971 ditetapkan peringatan hari perhubungan nasional untuk menyatukan peringatan hari bakti seluruh BUMN yang bergerak di bidang transportasi, yaitu 17 September. Hari perhubungan nasional ini ditetapkan pada tahun 1971 melalui keputusan Menteri Perhubungan yang diterbitkan pada tanggal 26 Agustus 1971.

Kami akhiri Hari Ini dalam Sejarah dengan Perjanjian Perdamaian Camp David untuk 'perdamaian' di Timur Tengah yang ditandatangani pada tanggal 17 September 1978 di Gedung Putih, Washington DC.

Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter memimpin perundingan yang berlangsung selama 12 hari antara Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin. Perjanjian ini mendapatkan namanya dari tempat peristirahatan milik para presiden AS, Camp David, di Frederick County, Maryland, tempat perundingan berlangsung. Perjanjian ini juga melahirkan Perjanjian Damai Israel-Mesir pada tahun 1979.