Tahun 2018, Indonesia dan India menjadi negara G20 yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dengan tingkat pertumbuhan masing-masing 5,8 persen dan 5,02 persen. Namun, capaian tersebut masih belum cukup karena seharusnya pertumbuhan ekonomi kedua negara bisa lebih cepat, karena kedua negara memiliki jumlah penduduk yang besar. Hal tersebut disampaikan Jimmy M Rifai Gani, penasehat Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI dalam sambutannya mewakili Menteri di perayaan Hari Alumni Kerjasama Teknis dan Ekonomi India (Indian Technical and Economic Cooperation – ITEC) di Jakarta, Sabtu (5/10). Jimmy menambahkan, kerjasama Indonesia dan India perlu ditingkatkan karena penduduk kedua negara masih berada di bawah garis kemiskinan.
“ Dan (pertumbuhan ekonomi) India mencapai 5,8%, Indonesia mencapai 5,02%. Tapi tentu saja, kami tidak senang dengan ini. Karena kita tahu bahwa Indonesia dan India perlu tumbuh lebih cepat karena kita memiliki penduduk yang besar. India nomor 2. Indonesia nomor 4 negara terpadat di dunia dan kami masih memiliki penduduk yang kurang beruntung dan hidup di bawah kemiskinan. Saya percaya kerjasama sangat dibutuhkan. Dan dengan dikirimnya orang-orang kami (Indonesia) ke India, saya percaya itu akan mempercepat transfer pengetahuan antara kedua negara “.
Indian Technical and Economic Cooperation-ITEC adalah program beasiswa yang diselenggarakan pemerintah India selama hampir 7 dekade. Di bawah Kerjasama ITEC, pemerintah India menawarkan beasiswa khusus yang didanai secara penuh ataupun sebagian. (VOI)
Tentara Nasional Indonesia –TNI akan berulang tahun ke-74 pada 5 Oktober mendatang. Perjalanan TNI cukup panjang dan berat dalam menjaga dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia -NKRI. TNI yang lahir dari rakyat ketika di tahun 1945 dan bersama rakyat bahu membahu mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Dalam perkembangannya, TNI menjadi bagian penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Bebagai sanjungan dan kritikan oleh masyarakat telah menjadi pengalaman berharga bagi TNI. Berdasarkan pada pengalaman tersebut, dan merujuk pada agenda reformasi 98. TNI kini sudah tidak lagi terlibat dalam politik praktis. Semua atribut TNI harus dilepaskan jika terjun ke dunia politik ataupun Sipil. Semua itu untuk menunjukan profesionalisme.
Terkait masalah profesionalisme, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pada persiapan keamanan pelantikan Anggota MPR, DPR dan DPD mengaku bangga dengan seluruh prajuritnya. Menurutnya, momentum jelang HUT TNI ke-74, pada satu tahun ini apa yang dilakukan seluruh prajurit TNI, terkait profesionalitas sangat membanggakan seperti pelaksanaan tugas luar negeri, yang dilakukan baik di Libanon, maupun di Kongo. Hal ini mendapatkan apresiasi dari dunia internasional. Selain itu, prajurit TNI ikut serta membantu dalam pemadaman api kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Profesionalisme TNI cukup baik dalam kiprahnya dalam perdamaian yang ditugaskan oleh PBB. Dalam beberapa kasus, pasukan TNI dibawah komando PBB berhasil meredam konflik seperi di Lebanon dan Kongo. Dengan sikap persuasif dan pendekatan profesional, TNI mampu menenangkan pihak-pihak bertikai dan model pendekatan TNI bahkan menjadi rujukan beberapa pasukan perdamaian di bawah komando PBB. Selain sikap pendekatan dalam pasukan perdamaian yang menjadi percontohan, sikap profesionalisme sebagai prajurit juga mendapat apresiasi dari sebuah majalah militer dunia, bahwa prajurit Indonesia menduduki peringkat ke-3 dunia terbaik dalam kemampuan sebagai prajurit tempur. Dengan parameter, TNI dinilai handal dalam kemampuan daya tahan hidup, kemampuan tempur, kemampuan taktik dan pengunaan senjata tanpa menggunakan alat modern.
Sejatinya, profesionalisme dimanapun kita mengemban tugas harus ditunjukkkan dengan melakukan kinerja terbaik. Ketika personil TNI bekerja sebagai alat negara untuk menjaga kedaulatan dan keamanan bangsa dengan baik dan benar sesuai undang-undang, niscaya jiwa profesionalisme akan muncul dengan sendirinya. Dirgahayu TNI.
Kementerian Pariwisata Indonesia mendukung penuh dilaksanakannya kompetisi balap motor dunia Moto GP 2021 di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, dengan menyiapkan dana sebesar satu juta Euro untuk mendapatkan Lisensi Moto GP. Dalam sambutannya di acara Anugerah Pewarta Wisata Indonesia 2019 di Jakarta, Rabu (2 Oktober), Menteri Pariwisata Arif Yahya menyatakan, pihaknya menyiapkan dana tersebut karena kejuaraan dunia ini memiliki media value yang tinggi.
Nanti akan Ada tahun 2021 Moto GP. Kemenpar akan mendukung satu juta Euro dari sekitar 10 juta yang dibutuhkan untuk membayar lisensi Moto GP. Kenapa Kemenpar mau? Sekali lagi karena media valuenya yang tinggi. Jadi directnya besar, media valuenya jauh lebih tinggi. Kita akan attract sekitar seratus ribu orang, kalo seratus ribu orang sekitar seratus juta US dollar (dolar Amerika), anggap aja 10 ribu kursnya satu triliun. Tapi media valuenya dari Moto GP itu dua kali lipat dua triliun. Disiarkan oleh sekitar 60 broadcaster ke sekitar 200 negara.
Menteri Pariwisata menambahkan, media value merupakan kunci keberhasilan promosi destinasi Pariwisata Indonesia. Mandalika, yang masuk dalam 10 destinasi prioritas Kementerian pariwisata, merupakan tempat yang cocok dibangunnya sirkuit Moto GP. NK
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencetak sumber daya manusia industri kimia bersertifikat Internasional melalui pendidikan vokasi yang dimiliki oleh Kemenperin, antara lain Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sekolah Menengah Analisis Kimia (SMAK) Padang dan SMK Sekolah Menengah Tekonologi Industri (SMTI) Padang. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kemenperin Eko SA Cahyanto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (2/10) mengatakan, kedua sekolah vokasi di Padang telah dikenal mempunyai kualitas yang sangat baik, sehingga mayoritas lulusannya langsung bekerja, dengan persentase 70 hingga 90 persen. Eko saat menyaksikan wisuda sebanyak 374 lulusan, yang terdiri dari 182 lulusan SMK SMAK Padang dan 192 lulusan SMK SMTI beberapa waktu lalu menyampaikan bahwa SMK SMAK Padang sebagai pencetak analis kimia ini mampu menunjukkan reputasi yang sangat baik.
Eko menjelaskan, berdasarkan, peta jalan Making Indonesia 4.0, industri kimia adalah satu dari lima sektor manufaktur yang mendapatkan prioritas pengembangan agar bisa mengimplementasikan industri 4.0. Agar sektor tersebut bisa berdaya saing global,membutuhkan sumber daya manusia industri yang andal. Beberapa prestasi yang dicatatkan oleh SMK SMAK Padang, di antaranya menjadi juara bertahan tujuh kali berturut turut untuk peringkat ke-1 Ujian Nasional Tingkat Provinsi Sumatera Barat, Juara Pertama Lomba Kompetensi Siswa Tingkat Provinsi bidang Chemistry, serta Juara Umum Olimpiade Matematika Tingkat Provinsi tahun 2018.
Lulusan SMK Kemenperin tidak hanya juara di dalam negeri saja tetapi juga siap berkompetisi di tingkat Internasional karena kemenperin memfasilitasi pemberian Sertifikat Internasional kepada mereka. Seperti pada wisuda baru–baru ini sebanyak 98 orang lulusan SMK SMTI Padang mendapatkan sertifikasi Internasional. Sertifikasi itu antara lain diberikan kepada 49 orang bidang kimia industri dan 49 orang bidang HSEQ (Health Safety Environment Quality) dari VAPRO Internasional, serta 85 orang lulusan SMAK Padang bidang Kimia Analisis dengan Certificate III in Laboratory Skills dari Hobart Laboratory, Australia. Sementara itu, SMK SMTI juga menyiapkan tenaga terampil yang punya kompetensi di dunia industri, khususnya kimia industri dengan spesialisasi teknologi pengolahan minyak kelapa dan minyak atsiri. Jadi, lulusan SMTI siap menjadi tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang industri kimia dan juga bisa melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi.