Daniel

Daniel

23
March

Pemerintah Indonesia bertekad meningkatkan daya saing industri perkapalan dalam negeri antara lain dengan mengakselerasi penguatan kapasitas industri perkapalan guna memenuhi kebutuhan sektor perikanan. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita seperti dirilis Antara di Jakarta, Kamis,19 Maret mengatakan, industri perkapalan nasional sudah mencapai beberapa kemajuan. Kemajuan itu di antaranya peningkatan jumlah galangan kapal menjadi lebih dari 250 perusahaan dengan kapasitas produksi yang mencapai sekitar 1 juta tonase bobot mati (dead weight tonnage/DWT) per tahun untuk produksi baru dan hingga 12 juta DWT per tahun untuk reparasi kapal. Ke depan, pihaknya berharap kapasitas produksi untuk bangunan baru maupun reparasi kapal dapat terus ditingkatkan. Apalagi, industri perkapalan atau galangan kapal merupakan salah satu sektor strategis dan mempunyai peran vital untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

Namun Menteri Perindustrian mengingatkan, iklim investasi yang kondusif merupakan syarat mutlak yang menjadi perhatian pemerintah agar kesinambungan operasional dan produktivitas sektor industri perkapalan dapat menjadi lebih optimal. Dikatakan, pihaknya  terus mendorong peningkatkan investasi untuk menumbuhkan sektor industri galangan kapal di dalam negeri sekaligus juga memacu utilisasinya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga mengisi pasar ekspor. Ia menyebutkan yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah dalam pengembangan industri perkapalan, salah satunya adalah adanya bantuan mengenai pendanaan proses produksi. Sebab, selain padat karya dan padat teknologi, karakteristik industri galangan kapal juga padat modal.

Agus Gumiwang menambahkan, pihaknya juga terus mengajak pelaku industri perkapalan di dalam negeri agar dapat memanfaatkan teknologi modern, terutama yang berkaitan dengan perkembangan teknologi era industri 4.0. Dalam rapat terbatas beberapa waktu lalu, Presiden sudah mencontohkan adanya teknologi konstruksi kapal untuk pelat datar yang memungkinkan membuat kapal nelayan yang dijamin aman, namun dengan harga yang lebih murah. Ini salah satu yang akan menjadi fokus pemerintah dalam menerapkan hasil riset yang tersambung dengan dunia industri.

Sebelumnya Presiden Jokowi meminta adanya penguatan industri perkapalan nasional sehingga daya saingnya meningkat.  Presiden Joko Widodo saat memberikan pengantar pada rapat terbatas mengenai Kebijakan Kelautan Indonesia melalui konferensi video di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 19 Maret meminta industri perkapalan untuk terus diperkuat dan kapasitas daya saing industri perkapalan nasional juga terus ditingkatkan, sehingga mampu mendukung pergerakan industri perikanan.

23
March


Jumlah kasus positif virus Corona atau Covid-19 di Indonesia semakin hari semakin bertambah. Sejak diumumkan 2 kasus positif Covid-19 pertama oleh Presiden Joko Widodo 2 Maret yang lalu, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia semakin hari semakin bertambah. Jumlah kenaikannya memang tidak sebanyak beberapa  negara lain.  Meski begitu,  jumlah kasus Covid-19 di Indonesia tidak bisa dianggap enteng.

Salah satu penyebab penyebaran virus Covid-19 adalah melalui droplet atau percikan air liur. Misalnya melalui bersin, batuk atau berbicara dengan orang lain dari jarak dekat. Percikan itu bisa jatuh ke wajah lawan bicara atau orang yang berdekatan. Selain itu dapat juga  ke berbagai permukaan benda  yang kemudian dipegang oleh orang lain sehingga memperbesar kemungkinan penularan. Untuk mencegahnya, social distancing atau menjaga jarak sangat penting.

 

Di Indonesia, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sudah mensosialisasikan pentingnya social distancing guna mengontrol penyebaran virus Corona atau Covid-19. Dalam pidatonya di Istana Bogor, Minggu, 15 Maret 2020, Presiden Joko Widodo menghimbau agar masyarakat mulai melakukan social distancing di tengah cepatnya tingkat penularan virus Covid-19. Social distancing atau menjaga jarak dapat dilakukan dengan membatasi kontak tatap muka dan tangan, menghindari keramaian, mengurangi keluar rumah yang tidak perlu dan melakukan pekerjaan, pembelajaran dan ibadah di rumah. Hal tersebut diterapkan sekolah, universitas dan kantor yang meminta anak didik dan pegawainya untuk melakukan kegiatan dari rumah melalui Daring (on-line). Juru bicara pemerintah untuk penanganan corona, Achmad Yurianto mengatakan di Jakarta, Minggu (22/3/2020), masyarakat semakin memahami penerapan social distancing, meskipun masih perlu ditingkatkan.

Jaga jarak atau Social Distancing bukan sekedar himbauan, namun keharusan yang harus dipatuhi oleh semua elemen masyarakat agar penyebaran virus Covid-19 tidak semakin merajalela. Sesuai anjuran WHO tinggallah di rumah, jangan keluar rumah jika tidak perlu. Kepatuhan memenuhi himbauan ini penting, karena diketahui di beberapa tempat penyebaran virus Covid-19  menjadi sangat cepat karena masyarakatnya enggan mematuhi himbauan tersebut.    

21
March


Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan kedua tahun 2020 akan mengalami tekanan yang signifikan sebagai dampak dari penyebaran virus corona COVID-19. Dalam jumpa pers melalui layanan streaming di Jakarta, Rabu(18/3) lalu, Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi bisa mengalami disrupsi karena konsumsi rumah tangga pada triwulan kedua tahun 2020 tidak akan tumbuh optimal. Salah satu alasannya adalah periode Lebaran, yang biasanya menjadi andalan dalam menyumbang konsumsi, diperkirakan tidak akan semeriah biasanya karena orang-orang menahan diri untuk melakukan perjalanan.

Kantor Berita Antara melaporkan, menurut Sri Mulyani, perlambatan itu mulai terlihat pada triwulan pertama tahun 2020 sehingga pertumbuhan ekonomi pada periode ini diproyeksikan hanya berada pada kisaran 4,5 persen hingga 4,9 persen. Meski demikian, ia mengharapkan adanya pembalikan kondisi di triwulan ketiga dan keempat 2020.

Sri Mulyani memastikan Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan stimulus maupun melakukan realokasi sejumlah belanja Kementerian dan Lembaga maupun pemerintah daerah untuk penanganan dampak COVID-19. Salah satu stimulus itu mencakup pelonggaran pungutan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, 22 dan 25 maupun restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk menjaga kelangsungan industri manufaktur.

Senada dengan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui dampak Covid 19 terhadap pertumbuhan ekonomi. Walaupun demikian Luhut meyakini pemerintah masih akan bisa menjaga pertumbuhannya di atas 4 persen. Dalam jumpa pers melalui video conference di Jakarta, Rabu(18/3), Luhut Pandjaitan menuturkan, pemerintah terus melakukan kajian dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian. Menurut Luhut, Presiden Joko Widodo juga telah mendapat masukan tentang angka rinci atas dampak wabah tersebut.

Luhut Pandjaitan menilai dengan konsumsi domestik yang besar, yakni hingga 70 persen, ia meyakini ekonomi Indonesia masih cukup kuat menghadapi pandemi tersebut. Terlebih dengan kartu kerja dan dana desa atau bantuan yang akan terus dikucurkan langsung ke rakyat tidak mampu.

Di samping itu, Luhut Pandjaitan mempertimbangkan juga bagaimana Bank Indonesia mengelola moneter dan Kementerian Keuangan mengelola fiskal yang ia yakini cukup baik.

Lebih lanjut, Luhut mengaku pemerintah belum akan menurunkan target investasi hingga target kunjungan wisatawan tahun ini. Pemerintah masih terus melakukan evaluasi terhadap kinerja dua bulan terakhir.

20
March


Lebih dari 100 negara di dunia  dikabarkan mendapat serangan virus Corona Covid19. Dimulai dari Wuhan, Tiongkok dan kini sebaran virus  mencapai hampir seluruh dunia. Dengan adanya  efek berantai, virus tersebut  sulit dibatasi untuk tetap berada  di satu tempat dan tidak menyebar ke tempat lain. Sementara, kondisi Wuhan khususnya, dan Tiongkok umumnya, sudah membaik. Meski karantina dan pembatasan-pembatasan lain masih tetap berlaku. Masyarakat sudah mulai  tampak lagi di  jalan2. Aktivitas sekolah dan perkantoran juga sudah kembali dimulai. Tiongkok terhitung cepat bangkit setelah terpukul oleh virus Corona.  Walau  masih terlalu dini, sebagian warga mengungkap bahwa mereka sudah menang menghadapi serangan virus COvid 19 ini.

Ketika saat ini giliran negara2 lain mengalami serangan serupa, tampaknya mereka harus  belajar dari Wuhan. Kota yang mendadak menjadi sorotan dunia itu  mengambil  langkah lockdown sebagai  yang paling efektif membatasi penyebaran virus Corona atau  Covid19.

Namun ada perbedaan dalam impelementasi dan dukungan masyarakat di suatu negara  dan negara lain. Warga  Wuhan diketahui  patuh terhadap prosedur tetap penanganan covid19. Sedangkan di Italia misalnya, sebelum lockdown diberlakukan, masyarakat di pusat sebaran virus justru ramai2 keluar Milan, ke arah pinggiran kota. Entah untuk mengungsi atau malah menganggap sebagai kesempatan berliburan. Akibatnya  sebaran virus justru menjadi meluas ke berbagai tempat. Korban meninggal meningkat lebih cepat. Seruan cuci tangan dan pemakaian masker yang sudah digalakkan pemerintah dan WHO seringkali cenderung   diabaikan.  Hal serupa kabarnya juga terjadi di beberapa negara Eropa. 

Untuk negara2 di Asia, Malaysia dan Filipina  diketahui sudah memutuskan memberlakukan lockdown paling kurang  sampai akhir bulan ini. Hal ini  seiring semakin banyaknya kasus Covid 19 ditemukan di sana. Bagaimana hasil dan dampaknya memang masih perlu dilihat, tapi setidaknya sudah ada usaha untuk memutus rantai penyebaran dan memperkecil jumlah kasus. 

Apa yg sudah dilakukan Tiongkok khususnya Wuhan untuk bangkit dari serangan virus COvid 19 adalah kombinasi dari upaya dan dedikasi luar biasa untuk menyelesaikan sebaran virus corona ini. Kini, tiap negara menghadapi ujiannya masing2.

Memang, tak ada badai yang tidak berlalu. Hanya saja, berapa banyak korban yang harus jatuh akibat serangan virus ini? berapa lama waktu yg dibutuhkan untuk mengatasi dan kembali bangkit? Sangat tergantung kemampuan dan kesiapan masing2 negara. Tampaknya dunia perlu  belajar bagaimana Wuhan, Tiongkok menghadapinya.