20
October

 

VOInews.id-Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2022, pertanian merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia, yakni 29,96 persen dari 135,3 juta penduduk atau sekitar 40,64 juta orang. Namun sayangnya, sektor pertanian nasional sedang menghadapi masalah pelik. Selain dipicu lahan pertanian yang makin berkurang akibat masifnya alih fungsi lahan, juga didera kurangnya sumber daya manusia yang terampil di bidang pertanian. Rendahnya regenerasi profesi petani menjadi penyebab pertanian Indonesia dalam krisis. Meski kini 40,64 juta orang berkecimpung dalam pertanian, angka tersebut mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Dan yang lebih membuat khawatir, angka tersebut didominasi oleh petani senior dengan rentang usia 45-64 tahun.

 

Adapun pemuda usia 16-30 tahun yang bekerja di sektor pertanian, berdasar data BPS 2021, hanya ada 3,95 juta atau 21,9 persen dari total petani di Indonesia. Sementara di Provinsi Jawa Barat, petani yang paling banyak berada pada rentang usia 45-49 tahun, yaitu sebanyak 36,30 persen, dan petani berusia 30-44 hanya 24,06 persen, sementara petani yang masuk kategori generasi muda dengan usia antara 19-29 tahun hanya sekitar 9 persen atau 2,7 juta petani.

 

Ada beberapa faktor penyebab kurangnya minat generasi muda (milenial dan Gen Z) menjadi petani baru, termasuk akses permodalan, musim yang tidak pasti, sampai pendapatan minim. Namun, yang paling utama adalah citra kurang keren atas profesi petani--yang sebenarnya tercipta dari persepsi tidak presisi atas profesi yang sesungguhnya mulia itu. Hal tersebut diamini oleh Ade Rukmana, Ketua Kelompok Tani sekaligus Koperasi Produsen Agronative Pratama Indonesia yang berlokasi di Desa Cipanjalu, Kabupaten Bandung. Ia menyebut stigma tersebut memang melekat, bahkan sampai kini. "Saya saja dulu malu mengaku anak petani.

 

Setelah saya pelajari, memang stigma itu masih melekat di pundak petani bahwa bodoh, jorok, kampungan, kotor, gaptek, dan miskin. Akhirnya, siapa yang mau jadi petani dengan stigma itu," kata Ade. Dengan fenomena tersebut, dibutuhkan langkah-langkah yang bisa mengubah pola pikir yang membalikkan citra petani sebagai profesi mulia seperti halnya di Jepang, misalnya. Salah satu caranya yakni dengan mengubah kultur si penyandang stigma itu menjadi manusia maju dan modern.

 

 

Antara

19
October

 

 

 

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyoroti pentingnya investasi pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk dapat mencapai target Visi Indonesia Emas 2045. Menurutnya, di tengah lanskap dan perubahan tren global, pencapaian Visi Indonesia Emas 2045 membutuhkan kemampuan untuk beradaptasi terhadap gangguan dan tantangan, serta kemampuan untuk melihat peluang yang muncul.

 

"Kunci dari upaya ini adalah investasi pada sumber daya manusia melalui pendidikan berkualitas tinggi, pengembangan landasan ekonomi yang kuat, tata kelola yang berkualitas, dan demokrasi yang efektif," katanya dalam sambutan kunci pada Pembukaan Kongres ke-5 Indonesianis Dunia yang dipantau dari Jakarta, Kamis (19/10/2023).

 

Lebih lanjut ia mengatakan, sebagai negara yang akan menjadi pemain besar pada 2045, Indonesia harus memanfaatkan statusnya yang terus berkembang sebagai negara dengan kekuatan menengah yang lebih besar.

 

"Kita perlu memanfaatkan kekuatan budaya kita sebagai kekuatan pemersatu dan diplomasi lunak dan pada saat yang sama mengembangkan hubungan pertahanan dan diplomasi untuk menavigasi dunia yang semakin kompleks," katanya.

 

Tahun ini Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan ke-78. Menlu Retno mengatakan, selama 78 tahun, Indonesia telah melalui perjalanan yang penuh dengan tantangan dan prestasi.

 

"Indonesia telah muncul sebagai negara perekonomian terbesar di Asia Tenggara yang berakar pada fundamental yang kuat," jelasnya.

 

Ia mengatakan, Indonesia terus mendorong demokrasi dan keterlibatan masyarakat yang aktif. Indonesia, menurutnya, juga telah menjelma menjadi kekuatan menengah yang terus memperluas diplomasi dan berkomitmen pada perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan global.

19
October

 

 

VOInews, Jakarta: Diaspora Indonesia di Melbourne yang tergabung dalam Mojang Angklung Melbourne membawakan lagu "Kopi Dangdut" dengan alat musik angklung asal Jawa Barat. Mereka tampil dalam acara Resepsi Diplomatik yang digelar KJRI Melbourne, Rabu (18/10/2023).

 

Tak hanya memainkan lagu "Kopi Dangdut", Mojang Angklung Melbourne juga mengajak para tamu, termasuk perwakilan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia Kantor Victoria dan Global Victoria untuk ikut serta memainkan lagu "I have a dream" dengan Angklung.

 

"Kami dari pihak Monash University sangat merasa senang bisa merayakan peristiwa yang penting ini, acara ini sangat hebat, apalagi bermain angklung saya senang sekali, suara angklung itu bagus dan enak didengar," kata Sharyn Davies dan Julian Millie, dua professor dari Monash University, dalam keterangan KJRI Melbourne yang diterima di Jakarta.

 

Sementara itu, Konsul Jenderal RI di Melbourne, Kuncoro Waseso dalam sambutannya mengatakan Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan hubungan kerja sama antara negara bagian Victoria yang lebih luas.

 

"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan hubungan kerja sama antara Indonesia dengan negara bagian Victoria dan tentunya kerja sama kita tidak akan hanya berhenti pada hubungan bilateral, tetapi juga dalam konteks yang lebih luas, seperti dalam ASEAN," kata Kuncoro.

 

Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia telah menyelesaikan masa kepemimpinannya di ASEAN yang berjalan baik. Hal itu, menurutnya, tidak terlepas dari dukungan negara-negara anggota ASEAN dan para mitra.

 

"Keberhasilan tersebut tidak dapat dilepaskan dari dukungan yang kami terima dari sahabat-sahabat kami, termasuk Australia," tambahnya.

Acara Resepsi Diplomatik ini dihadiri sekitar 100 tamu undangan yang sebagian besar merupakan para Konsul Jenderal dan Konsul Kehormatan negara asing yang bertugas di Melbourne.

19
October

VOInews, Jakarta: Di bawah naungan awan mendung dan hujan rintik di atas langit kota Lisabon pada musim gugur ini, ratusan warga Portugal berkumpul di halaman belakang KBRI Lisabon. Antrean yang panjang menunjukkan semangat besar warga Portugal untuk menikmati kuliner Indonesia dalam Pasar Musim Gugur Kuliner Indonesia 2023 atau Mercado Culinário Indonésio 2023: Outono, Minggu (15/10/2023).

“Kegiatan "Mercado Culinário Indonésio 2023: Outono", yang kembali digelar setelah sukses besar pada musim semi, Mei 2023, kini menjadi ajang tahunan yang dinanti-nanti. Tidak hanya warga lokal, banyak pula mitra dari kalangan diplomatik maupun instansi pemerintah di Portugal yang turut hadir dan menikmati suguhan makanan serta pertunjukan budaya Indonesia,” tulis KBRI Lisabon dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Pertama kali diperkenalkan pada musim semi tahun 2017, acara ini awalnya hanya diselenggarakan setahun sekali. Namun, melihat antusiasme masyarakat Portugal yang terus meningkat, maka sejak tahun 2022 acara ini diadakan sebanyak dua kali dalam setahun, yaitu setiap musim semi dan musim gugur.

“Faktanya, jumlah pengunjung terus meningkat, sebuah bukti bahwa kuliner Indonesia semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat Portugal,” tulis KBRI.

Tidak sulit menemukan sajian kuliner khas Indonesia terfavorit di kegiatan ini. Aroma menggoda dari sate ayam langsung tercium begitu memasuki tempat acara, sehingga menarik perhatian banyak pengunjung.

Bukan hanya sate ayam saja yang menjadi bintang. Ada sekitar 50 varian hidangan nusantara lainnya, mulai dari Nasi Goreng, Rendang, Soto, Bakso, Gado-gado hingga jajanan pasar seperti bakwan, tahu isi, risoles, onde-onde, wajik ketan, cimol dan masih banyak cemilan lain yang menggugah rasa penasaran setiap pengunjung.

“Tersedia juga berbagai pilihan minuman tradisional yang menyegarkan seperti es soda gembira, es teler, es cendol, es kopyor, es jeli kelapa, bandrek, bajigur dan lain-lain,” menurut KBRI.

João Filipe dari Oeiras, salah satu pengunjung setia Mercado Culinario Indonesio setiap tahunnya, mengungkapkan cintanya pada kuliner Indonesia. "Saya selalu mencoba hidangan baru setiap kali berkunjung ke sini. Suasananya seperti mengunjungi pasar makanan di Indonesia tanpa harus terbang ke sana,” katanya.

Salah satu diplomat dari Australia, Jess Healey, terlihat beberapa kali me-refill piringnya dengan sate lontong dari booth Selera Indonesia yang digawangi ibu-ibu DWP KBRI Lisabon. Ajang kuliner ini mengingatkannya kembali pada momen liburannya ke Indonesia musim panas lalu.

“Sangat menyenangkan bisa merasakan kuliner dan kehangatan khas Indonesia seperti ini di Portugal,” katanya.

Sementara itu Heidi dari Mesir dan Asha dari India yang datang bersama keluarganya tampak menikmati bakso dan sate ayam sambil bercengkrama di bawah tenda yang disediakan panitia.

Selain promosi kuliner, halaman KBRI Lisabon yang dipadati oleh sekitar 350 pengunjung itu juga dihiasi dengan pertunjukan tari tradisional. Tari Panyembrama, Tari Dayak Enggang, hingga Tari Dindin Badindin, semuanya disuguhkan dengan penuh semangat dan kehangatan.

“Khusus untuk Tari Dindin Badindin, penampilannya dipersembahkan oleh kelompok penari cilik yang dibina oleh KBRI Lisabon,” tulis KBRI.

Duta Besar Indonesia untuk Portugal Rudy Alfonso, dalam sambutannya, menyatakan kebanggaannya atas penyelenggaraan Pasar Musim Gugur Kuliner Indonesia 2023. "Tujuan kami bukan hanya memperkenalkan rasa, tetapi juga budaya. Kami ingin menghadirkan Indonesia di tengah masyarakat Portugal,” katanya.

Mitra KBRI dari kantor Presiden, sejumlah duta besar dan diplomat negara sahabat seperti India, Thailand, Cabo Verde, Timor Leste, Australia, Irlandia, Finlandia, Inggris, Peru, Mesir, dan Serbia tampak hadir dan menikmati sajian hidangan Indonesia. Mereka menyatakan kekagumannya atas keragaman masakan Indonesia, penyajian acara yang menarik, dan keramahan khas Indonesia yang mereka rasakan selama mengunjungi Pasar Musim Gugur Kuliner Indonesia 2023 ini.

Dampak positif ini bukan hanya dirasakan dalam bentuk kehadiran dan antusiasme masyarakat. Ada nilai ekonomi yang tumbuh bersama popularitas kuliner Indonesia di Portugal.

“Permintaan bahan makanan khas Indonesia meningkat, mendorong kerja sama ekonomi antara kedua negara melalui aktivitas ekspor-impor,” tulis KBRI.

Kedua negara, yang mungkin jauh secara geografis, kini semakin dekat berkat ikatan kuliner dan budaya. Hal ini menunjukkan kekuatan diplomasi kuliner yang dapat menyatukan masyarakat dari berbagai belahan dunia.

Suasana Mercado menjadi semakin meriah dengan adanya pembagian hadiah quiz dan doorprize kepada para pengunjung, mulai dari voucher makan di restoran, souvernir khas Indonesia, voucher spa Indonesia, hingga hadiah menginap di hotel.