VOinews.id- Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menargetkan literasi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia dapat mencapai 50 persen dibanding posisi saat ini yang sebesar 23,3 persen. “Saya berkeyakinan, dengan besarnya potensi Indonesia, angka-angka ini dapat ditingkatkan, bahkan, literasi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia ke depan paling tidak mesti mampu mencapai 50 persen,” kata Ma’ruf saat berpidato dalam Musyawarah Nasional ke-6 Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Jakarta.
Ma’ruf mengatakan dengan semakin besarnya literasi ekonomi dan keuangan syariah, maka semakin meningkat pula penerimaan dan penggunaan produk ekonomi dan keuangan syariah oleh masyarakat. Hal itu akan meningkatkan kontribusi sektor ekonomi dan keuangan syariah terhadap perekonomian nasional. Menurut Ma’ruf, saat ini tingkat literasi ekonomi dan keuangan syariah yang sebesar 23,3 persen belum ideal.
Tingkat literasi itu juga berpengaruh terhadap pangsa pasar keuangan syariah di Indonesia yang baru sekitar 10,9 persen. Ma’ruf menegaskan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia hingga saat ini telah banyak menorehkan prestasi internasional. Ia mencontohkan posisi Indonesia yang terus meningkat pada pemeringkatan global di sektor keuangan syariah, pariwisata ramah muslim, dan juga lainnya. Selain itu, kata Ma’ruf, Indonesia juga kini menjadi pemegang saham terbesar ketiga pada Islamic Development Bank (IsDB).
“Dengan posisi ini, peran konkret Indonesia secara global akan semakin kuat, terutama lewat peningkatan kerja sama, pemberian bantuan antarnegara anggota, serta peran sumber daya manusia Indonesia di IsDB,” ujarnya. Bagi pembangunan nasional, Ma’ruf menjelaskan eksistensi ekonomi dan keuangan syariah juga akan mampu mendorong tercapainya Visi dan Misi Indonesia Emas 2045, terutama melalui pilar pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan pemerataan pembangunan.
Selama ini, kata Ma’ruf, keberpihakan ekonomi dan keuangan syariah terhadap UMKM dan masyarakat kecil telah dibuktikan, antara lain dengan bertumbuhnya beragam pembiayaan syariah, seperti melalui BMT, koperasi pondok pesantren, dan lain-lain. "Oleh sebab itu, saya kerap sampaikan bahwa kontribusi ekonomi syariah dan keuangan syariah terhadap ekonomi nasional mesti terus ditingkatkan. Setidaknya mesti fokus menyasar dua faktor kunci, yakni literasi dan pangsa pasar," ujarnya.
Antara
VOInews.id- Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir mengarahkan sistem perekonomian dan keuangan yang berbasis syariah dapat populer di dalam negeri dan penyebarannya secara global. "Sistem keuangan syariah ini tidak cukup dilakukan di dalam negeri, tetapi juga harus menjadi sebuah produk global," kata Erick usai terpilih kembali menjadi Ketua Umum MES pada Musyawarah Nasional VI di Jakarta.
Erick menjelaskan bahwa upaya untuk menyebarkan sistem keuangan dan perekonomian syariah melalui penguatan Bank Syariah yang di Indonesia. Ia menyebut Bank Syariah Indonesia (BSI) telah masuk menjadi salah satu dalam 12 bank syariah terbesar di dunia. Untuk itu, Erick terus mendorong tumbuhnya bank syariah menjadi lebih besar sekaligus melahirkan bank-bank syariah yang baru di Indonesia. Upaya lainnya, lanjut dia, melalui pembangunan rumah syariah sebagai wadah menyusun tim, program, dan sistem berdasarkan database.
Dengan demikian, harapannya dapat membuat kebijakan yang tepat sasaran. Menurut dia, MES seyogianya hadir sebagai menjadi sebuah pressure group untuk mendorong pemerintah memiliki fokus yang sama dalam meningkatkan perekonomian syariah. "Karena tidak mungkin kita bicara percepatan kebijakan, percepatan perubahan, tetapi kalau kita lihat sistem daripada ekonomi syariah yang ditawarkan tidak mendapat dukungan besar dari pemerintah. Artinya perlu ada intervensi," ujarnya.
Antara
VOInews, Jakarta: KBRI Seoul kembali menggelar Festival Indonesia di Gwanghwamun Square, Seoul, 28 dan 29 September 2023. Acara ini digelar sebagai bagian dari peringatan 50 tahun hubungan bilateral Indonesia – Korea Selatan, yang membawa tag line “closer friendship – stronger partnership”.
“Festival Indonesia memainkan peran kunci dalam pengembangan hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan, khususnya dalam 50 Tahun hubungan persahabatan kedua negara yang diperingati tahun ini. Saya yakin bahwa hubungan kedua negara akan semakin erat berkembang di masa depan serta membawa manfaat baik untuk Indonesia dan Korea serta kawasan dan dunia internasional,” ujar Dubes Gandi Sulistiyanto dalam sambutan penutupan Festival Indonesia 2023.
Dubes Sulis pun berharap Festival Indonesia 2023 senantiasa akan diingat oleh masyarakat Indonesia dan Korea sebagai kenangan indah yang menandai 5 dekade persahabatan kedua negara.
Festival Indonesia menjadi acara tahunan KBRI Seoul yang tahun ini diselenggarakan di tiga kota, yakni Busan, Ansan, dan Seoul. Pemilihan Gwanghwamun untuk festival kali ini karena lokasinya paling strategis sehingga banyak dikunjungi wisatawan.
Di hari kedua dan terakhir Festival Indonesia 2023, panggung utama dimulai dengan Tari Pendet yang dibawakan oleh anak-anak staf KBRI Seoul, dilanjutkan dengan band YOPIC dan kelompok tari Ayodhia Pala. Peserta pelatihan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) tidak ketinggalan unjuk kemampuan Bahasa Indonesia melalui tari dan nyanyi, dilanjutkan dengan penampilan The Manja Band, sharing session mengenai Pemilihan Umum tahun 2024 oleh Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Korsel, dan pertunjukan Reog Ponorogo oleh Komunitas Singo Mudho.
Sementara di panggung kedua, yang berhadapan dengan Sejong Art Center, dilaksanakan aktivitas untuk anak-anak seperti lomba tradisional bakiak dan egrang, permainan tradisional congklal dan bola bekel, serta face and hand painting.
Sesi penutupan dilaksanakan di panggung utama pada pukul 17.00 waktu setempat dan dipandu oleh pembawa acara Dedi Gumelar, yang akrab disapa “Miing Bagito”, dan Kim Yeon Jin.
Acara dibuka dengan penampilan angklung oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Seoul di bawah kepemimpinan Ibu Susi Sulistiyanto. Kelompok angklung DWP mengajak Duta Besar dan istri Dubes negara anggota ASEAN memainkan angklung bersama saat menampilkan lagu “The ASEAN Way”.
Laskar Indonesia Pusaka di bawah bimbingan bapak Jaya Suprana turut memeriahkan acara dengan menampilkan Tari Bedhayan. Armonia Choir di bawah bimbingan ibu Giok Hartono menampilkan lagu-lagu yang akrab di telinga masyarakat Indonesia seperti “Ojo Dibandingke” yang dipopulerkan pada peringatan HUT RI ke-77 di Istana Merdeka tahun 2022 dan lagu favorit masyarakat Korea yaitu “Arirang”. Acara menampilkan pula Michael Anthony, pianis difabel berbakat Indonesia, berduet dengan Nathasia Djong yang memainkan biola, membawakan komposisi “Aduhai Indonesia” dan “Arirang”.
Festival juga dimeriahkan dengan undian sejumlah doorprize seperti sepeda, TV digital, smartwatch, dan Grand Prize berupa tiket pesawat Incheon-Jakarta pp dari Garuda Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, dilakukan pula peluncuran buku karya bapak Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Korea atas prakarsa Dubes RI di Seoul. Rekor MURI juga diberikan kepada Direktur Utama PLN atas buku “Presiden Joko Widodo” yang untuk pertama kalinya diterjemahkan ke dalam bahasa Korea.
Puncak acara menampilkan penyanyi Ghea Youbi dengan membawakan sejumlah lagu dangdut populer Indonesia yang disambut hangat oleh seluruh penonton Festival Indonesia. Tampak audiens berjoget bersama saat lagu “Rungkad”, “Pergi Pagi Pulang Pagi” dan “Cendhol Dawet” dinyanyikan oleh artis dangdut tersebut.
Pada penutupan Festival Indonesia 2023, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada KBRI Seoul atas kesuksesan penyelenggaraan Festivasl Indonesia tahun 2023. Pendiri Museum Rekor Indonesia Jaya Suprana menyampaikan bahwa Sertifikat Rekor MURI diberikan kepada Duta Besar RI di Seoul atas penyelenggaraan Festival Indonesia 2023 sebanyak tiga kali di kota Ansan, Busan dan Seoul dengan 100 seniman dan jumlah 10.000 pengunjung.
Berlokasi di tengah Plaza Gwanghamun, panggung utama Festival Indonesia dikelilingi oleh sejumlah anjungan yang menampilkan aneka ragam produk ekonomi kreatif UMKM dan kuliner khas Indonesia. Anjungan diisi oleh Dian Oerip dan Dharma Wanita Persatuan KBRI Seoul, Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Lampung, Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia, Jamu Jago, Jakarta Modest Fashion Week, Apik Men, Batik Bali, Foreign Market Indonesia, Long Story Short, Komodo Gift Shop, KINO/Manohara, Global Asosiasi Indonesia, Cak Gundul, Indomie, BNI Seoul, BRI Seoul, Garuda Indonesia Seoul Office, PPLN Korea, Bakso Rindu Kampung, Bakso Bejo, Seleraku dan Catering Seoul, serta Ulubellu Coffee.
VOInews, Jakarta: Indonesia siap menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) pada 10 hingga 11 Oktober 2023 mendatang. Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI Tri Tharyat, mengatakan 25 pejabat tinggi telah menyampaikan konfirmasi kehadiran.
“Sudah 25 pejabat tinggi yang akan mewakili negara-negara yang kita undang terdiri dari tujuh kepala negara pemerintahan 6 wakil perdana menteri dan tingkat menteri dan sisanya terdiri dari perwakilan tingkat menteri deputi sekjen atau secara dirjen maupun duta besar,” katanya, di Jakarta, Jumat (29/9/2023).
Adapun ke-7 Kepala Negara yang sudah mengkonfirmasi kehadirannya, menurut Tri Tharyat, termasuk dari Timor Leste dan Papua Nugini. “Tujuh Kepala Negara/pemerintahan yang hadir adalah dari Komoro, Negara Federasi Mironesia, Madagaskar, Niue, Papua Nugini, Sao Teme and Principe serta Timor Leste,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyebut, Fiji dan Tonga akan diwakili oleh Deputi Perdana Menteri, sedangkan Kepualaun Marshall, Seychelles, Singapura dan Solomon Island akan mengirimkan menteri. Negara lain yaitu Selandia Baru, Siprus, Islandia, Jepang, Samoa, Inggris, mengirimkan pejabat tinggi dan duta besar.
“Kami masih menunggu konfirmasi dari Belize, Kepulauan Cook, Malta dan Sri Lanka,” tambahnya.
Tri Tharyat menjelaskan, penyelenggaraan KTT AIS pada Oktober 2023 merupakan penyelenggaraan pertama yang diinisiasi oleh Indonesia dan telah dimulai dengan serangkaian pertemuan sebelumnya, mulai dari konferensi tingkat menteri dan konferensi tingkat pejabat tinggi.
“Ini menjadi bagian penting dari diplomasi kemaritiman Indonesia tentunya didasari oleh Bandung Spirit yang memperhatikan solidaritas kesetaraan dan kerjasama yang saling menguntungkan sekaligus mendorong kemitraan nyata dan inklusif dari Global South,” katanya.
Ia pun mengatakan bahwa Indonesia mendorong agar KTT AIS diharapkan akan menghasilkan Leader’s Declaration dan disertai kerja sama konkrit antara negara-negara pulau di berbagai kawasan.